Bab 2

331 29 0
                                        

Senin, 03 April 2023

Happy Reading

.
.
.

Hutan Kehidupan adalah hutan yang ditumbuhi berbagai macam tumbuhan dan tempat hidup hewan herbifora, pemakan tumbuh tumbuhan, karbifora pemakan daging. Dan ada beberapa jenis hewan omnifora pemakan segala dengan ukuran bervariasi dari yang kecil sampai besar.

Daerahnya yang berada di pegunungan membuat tanaman dengan mudah tumbuh subur. Banyak sungai yang mengalirkan air bersih. Namun, hutan ini jarang di lewati manusia karena letaknya terisolasi dari dunia luar. Wilayah hutan dibatasi tembok tak kasat mata sehingga orang'orang tidak mengetahuinya.

Terbaring seorang anak kecil di atas batu besar, matanya tertutup rapat. Tampaknya ia pingsan dan belum juga terbangun.

Keadaannya amat memprihatinkan. Baju yang seharusnya memberikan kehangatan malah semakin membuat dingin karena basah dan ada koyakan dibeberapa bagian.

Bibirnya pucat pasih, ditambah tubuh yang mulai membiru. Nafas si gadis ikut terhenti, tapi beberapa menit kemudian hembusan nafasnya kembali terdengar. Menandakan ia kembali hidup. Entah fenomena apa terjadi hingga si empunya tubuh kembali bernafas.

Merasa kedinginan, mata itu perlahan terbuka. Menampakan manik mata hitam kebiruan yang indah dan elok di pandang.

"Eugh"

Keluar suara dari raga si gadis yang telah tergantikan jiwa lain. Ini jiwa Aleta yang terseret masuk ke dalam raga asing.

Wajah gadis kecil ini persis sama dengan wajah Aleta waktu kecil dulu. Mata besar, hidung mancung nan mungil, bibir berisi dan rambut hitam legam bergelombang. Satu kata yang mungkin bisa sedikit mengambarkan visual Aleta. Sempurna.

'Dimana aku, apakah setelah kematian aku tidak bisa bertemu ayah dan apa ini. Kenapa aku ada di sini, siapa yang membawaku!'

Aleta mengeluarkan pertanyaan di dalam hatinya yang dari tadi bersarang di otak cantiknya. Mencerna semua kejadian diluar nalar manusia normal. Otak cerdas itu tengah mencocokkan semua fakta dengan logika. Lalu berakhir ia pusing sendiri.

Terlintas sebuah ingatan asing, sebuah ingatan dimana raga ini dikejar para pembunuh bayaran. Mereka ingin mencelakainya atas suruhan seseorang.

Gadis pemilik tubuh ini terus berlari dan tanpa disengaja ia terjebur masuk ke dalam aliran air sungai yang deras. Membuatnya terhanyut dan setelah 3 hari lamanya ia tersangkut di atas sebuah batu besar.

"Aduh badanku sakit semua, seperti dikuliti hidup-hidup," Tangisnya pecah saat ini juga. Sungguh dia bukan gadis cengeng tapi entah mengapa saat ini ia ingin menangis kencang.

Lima belas menit terlewati, tangisan itu perlahan berhenti digantikan dengan cairan kental yang keluar dari hidung.

Ingusnya meleleh.

Tak mau berlama lama diam di sini, Aleta segera meloncat ke pinggir sungai. Walau ia sempat tergelincir tapi bukan hal yang perlu dicemaskan. Kaki pendeknya berjalan menelusuri hutan, mencoba mencari makanan untuk bisa ia makan.

Sekitar 20 menit berjalan, tubuh tempat Aleta tempati ini memang belum makan berhari hari pun lemas dan kelelahan. Aleta duduk beristirahat sejenak, bersandar pada pohon besar.

Tak sengaja matanya menangkap buah pisang yang tertutupi dedaunan. Pisang itu telah matang, pasti rasanya manis.

Kruuk

Membayangkannya membuat perut Aleta bergemuruh keroncongan. Minta diisi.

Kini Aleta tengah berusaha sekuat tenaga, mencoba mengambil salah satu pisang. Tubuh pendek memang menyusahkan sekali. Setiap ia memanjat pohon pisang ini pasti selalu berakhir merosot jatuh. Namun, indera pendengarannya menangkap suara geraman.

Sepertinya ada pertarungan antar hewan. Aleta terdiam, ia bersembunyi dalam semak belukar. Mengintip apa yang terjadi. Rupanya pertarungan antara beruang dan induk jaguar. Anak jaguar terluka, membuat sang induk marah.

Dua hewan berbeda spesies itu terus beradu, membuktikan siapa terkuat. Hasilnya mereka sama sama terluka parah, tapi beruang terluka paling parah. Saat induk jaguar ingin menghabisi nyawa beruang, muncul beruang lain dari arah belakang. Menyerang induk jaguar dengan ganas.

Tenaga induk jaguar telah terkuras habis tadi, jadi hanya tersisa sedikit. Sebisa mungkin ia melawan serangan demi serangan. Berakhir si induk jaguar mati, dengan beruang yang terluka. Tapi ada yang aneh. Kenapa muncul lingkaran mirip cincin dari tubuh jaguar. Cincinnya berwarna hitam.

Anak jaguar yang terluka membuatnya tak bisa kabur. Pasrah menerima nasib kalau sampai menjadi santapan beruang. Segera dengan sigap Aleta mendekat, diam-diam mengambil anak jaguar. Memeluknya erat kemudian berlari menjauh.

Beruntung beruang tidak mengejar, mungkin karena mereka terluka? apapun itu, terserah. Yang terpenting sekarang ia selamat dari para beruang. Anak jaguar yang dibawa kabur hanya diam saja, karena mungkin tak memiliki kekuatan untuk memberontak.

Setelah lama berlari Aleta kembali terduduk, tangannya tak lepas terus memeluk anak jaguar. Punggung kecil itu bersandar pada pohon, lalu memakan buah apel yang ia temukan saat bersembunyi tadi. Terasa manis digigitan pertama juga sedikit berair. Membuat tenggorokan segar.

"Hei anak jaguar, kau mau ini tidak? eh tapi'kan kau makan daging ya"

Tangannya terulur mengelus lembut badan jaguar. Ada banyak luka disana. Aleta baru tersadar bukan hanya jaguar yang terluka, tapi dirinya juga.

"Aku memberi mu nama Leo, mulai sekarang kau adalah hewan peliharaan ku"

Di dunianya dulu Aleta pernah memelihara seekor singa. Namun ia lepaskan ke alam bebas agar singa itu hidup dengan baik dihabitat aslinya.

Kembali pada kenyataan, Aleta kini bersandar pada pohon besar. Mungkin karena kelelahan ia dengan cepat tertidur.

Leo dengan manja berbaring di atas tubuh Aleta, ikut tertidur menyelami mimpi.

.
.
.

Esoknya, pagi hari cerah dan kicauan merdu burung menyambut saat membuka mata. Setelah beberapa menit mengumpulkan nyawa Aleta baru sadar hewan berbulu itu menggusel manja di keteknya.

Diangkatnya Leo menuju aliran sungai kecil yang dapat jernih. Bahkan dasar sungai yang rendah pun dapat dilihat. Banyak ikan berenang membuat percikan air dan mengenai tubuh Aleta.

Dari sini Aleta dapat melihat dengan jelas gambaran tubuhnya. Ini persis sama dengan tubuhnya waktu kecil dulu saat berusia 6 tahun.


Leo di turunkannya ke pinggir sungai, sebab dari tadi dia terus saja berusaha turun dari gendongan Aleta.

"Aku rasa kamu haus. Sejak kemarin belum minum sama seperti aku," ucap Aleta dengan suara serak pada Leo yang entah mengerti atau tidak dengan ucapannya.

Aleta ikut mencuci muka dan meminum air, rasanya segar sekali. Leo juga ikut meminum air sungai dan malah meloncat ke dalam air saat melihat ikan berenang.

"Aaa Leo, jangan masuk ke sungai nanti hanyut," Teriak Aleta lebay. Padahalkan airnya tidak dalam, arusnya pun pelan.

Dengan terpaksa Aleta harus rela masuk ke dalam air. Dan dengan tidak berdosanya Leo naik ke atas sungai membawa hasil tangkapannya, meninggalkan Aleta yang basah karenanya.

Ikan yang Leo bawa cukup besar, cukup untuk ia makan sampai kenyang. Dari dalam sungai Aleta juga memeluk dua ikan besar. Membawanya menuju daratan.

"Huh, kurang ajar kamu Leo. Lihat sekarang aku basah, tapi tak apa. Sekarang kita punya ikan untuk di santap"

"Ayo ikut aku, kita masak dulu ikannya"

Seolah mengerti, Leo segera mengikuti langkah pendek Aleta sambil membawa ikan buruannya di mulut.

.
.
.

Thankyou yaaa udah bacaa

Masuk Ke Novel ChinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang