Harimauku, meski lebih serupa kucing. Sempat ku dibuat bingung olehmu. Mengapa tetiba kau menjadi yang terpilih? Tentu! Kau mengaum tak takut hujat. Kau pantas menjadi sinaran yang terpilih. Jiwa yang lugu tersimpan pada tiap garangnya penampilanmu. Teruslah begitu, Yosh. Kau pembunuh pada tiap pentasmu, penyembuh tiap usai tampilanmu.
Pipi gembul favoritku. Meski nantinya kuduga pasti itu akan sirna. Semoga kau sehat selalu, maung! Kamu imut tanpa dibuat-buat. Tapi jiwa yang tegar ada dibalik kelemahlembutanmu. Jangan hanya baik dalam mengasuh adik-adikmu ya, baik-baiklah juga pada dirimu. Kutunggu suksesmu layaknya idola yang selalu kauelukan itu! Suatu hari nanti pasti kau bisa gelar art exhibition karyamu sendiri.
--***--
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta Karunku
Non-FictionHai, ini aku. Aku bukan termasuk orang-orang pertama yang terpikat padamu. Bukan orang yang menemani jatuh bangunmu dari titik nol. Tapi, saat kumulai memilin tali yang mengikatku padamu, aku mulai menggali terus-menerus. Aku menggali kenangan perja...