4. KENAPA HARUS DIA?🦋

351 12 0
                                    

Hallo!

••••

HAPPY READING🌷

••••

☔️☔️☔️

Saat ini Viza sedang duduk di taman samping rumah nya bersama dengan laki-laki yang bernama Azkavi tadi.

"Jadi, lo Azkavi yang nolongin gue waktu jatuh dari balkon Villa?" Laki-laki itu mengangguk.

"Ya. Waktu itu gue lagi jalan-jalan sama kakak gue di pinggir danau, dan waktu perjalanan pulang kita gak sengaja lihat lo udah terbaring di tanah dengan bersimbah darah di kepala," Viza mengerutkan keningnya, mencoba mengingat kejadian itu, sampai tiba-tiba kepala nya merasa pusing.

"Udah lo gak perlu coba ingat-ingat itu kalau emang gak bisa." Viza menghela napas, ia memejamkan mata nya agar bisa meredakan rasa pusing nya.

"Apa setelah kejadian itu kita berteman?" Azkavi mengangguk,

"Iya, kita berteman. Bahkan kita pernah buat janji, jika kita sudah dewasa akan bersama selama nya," Viza kembali mengerutkan keningnya. Dia sungguh tak pernah ingat tentang semua itu.

"Gak ingat? Ya udah gapapa. Biar gue cerita in semua kenangan kita di masa kecil." Lalu Azkavi menceritakan semua nya kepada Viza.

☔️☔️☔️

Kini Viza sedang duduk di meja belajarnya dengan pandangan kosong kedepan.

Sejak tadi ia mendengar cerita Azkavi, Viza menjadi tidak fokus belajar. Dia terus mencoba mengingat-ingat memori nya di masa kecil.

Semakin ia berusaha mengingat, semakin pusing pula kepala nya. Viza dengan buru-buru membuka laci dan mengambil obat yang sudah sering ia minum ketika kepala nya pusing seperti ini.

Dan langsung saja ia telan obat itu dengan bantuan air putih. Selesai minum, Viza bernafas lega.

"Kenapa setiap kali gue mencoba mengingat memori semasa kecil, gue selalu begini?" Tanya nya dalam batin.

Tok tok tok.

"Viza, bunda boleh masuk?" Mendengar itu Viza membalikkan badannya.

"Iya, masuk aja." Lalu pintu terbuka dan menampilkan Sera yang membawa sebuah kotak kecil di tangannya.

Sera duduk di pinggir ranjang Viza,
"Nak, sini deh." Viza langsung menghampiri bunda nya itu.

"Ini, hadiah dari Azkavi,"

"Tadi awalnya dia mau kasih ke kamu langsung, tapi karena kamu nya ada di kamar dan dia udah buru-buru mau pulang, jadi di titipin bunda." Viza mengangguk paham.

Ia langsung membuka kotak itu, dan benda pertama yang ia lihat adalah sebuah kalung berwarna silver dengan hiasan payung di tengah.

"Wah, cantik banget kalung nya," Viza mengangguk menyetujui perkataan bunda nya.

"Apalagi kalau anak bunda yang make, pasti tambah cantik." Sera mengambil kalung itu dari tangan Viza.

"Sini biar bunda pake in." Sera langsung memakaikan kalung itu pada leher Viza. Selesai memakaikan, ia membawa Viza supaya menghadapnya.

Sera geleng-geleng kepala,
"Cantik," ucapnya dengan mengelus pipi putrinya.

Viza hanya bisa tersenyum singkat.

Sera tak sengaja melirik meja belajar Viza, ia mengerutkan keningnya melihat obat yang ada di atas meja.

"Kamu habis paksa otakmu untuk  mengingat memori mu dulu?" Selidik Sera, membuat Viza terdiam.

VizATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang