20. AYAH DAN BUNDA BERAKHIR🦋

253 10 0
                                    

Hallo!

••••

HAPPY READING🌷

••••

☔️☔️☔️

Seorang laki-laki yang baru saja membuka pintu rumah nya itu langsung dihadang oleh seorang pria ber jas hitam.

"Berapa?" Laki-laki itu menghela napas. Selalu saja begini. Selalu saja ia dihadang pertanyaan yang membosankan ini.

Laki-laki itu menyerahkan selembar kertas yang bertuliskan angka 100 besar dan tulisan 'SEMPURNA!' yang tercetak tebal.

Pria itu menyungging senyuman puas,
"Bagus!" Ucapnya seraya meremas pundak anak nya ini.

"Sstt," laki-laki itu menyingkirkan tangan ayah nya itu. Lalu berlalu pergi dari sana.

"Jangan lupa malam ini kamu harus datang ke acara itu!" Celetuk pria itu, mengingatkan tugas anak nya malam ini.

Laki-laki yang tadi berjalan, mendadak terhenti kala mendengar itu. Dia diam-diam mengepalkan kedua tangannya kuat.

"Ya." Jawab singkat nya, lalu kembali melangkah menuju kamar nya untuk istirahat.

Di dalam kamar yang sunyi itu, dia diam-diam meringkuk memeluk tubuh nya sendiri.

Jika boleh jujur, ia sangat amat lelah. Lelah akan kehidupannya yang seperti ini.

Ia lelah jika setiap pulang sekolah selalu di hadang ayah nya yang terus-terusan menanyakan nilai nya.

Ia lelah!

Tidakkah bisa Tuhan memberi satu hari saja kepadanya untuk istirahat dan tak memikirkan angka-angka sialan itu!

Laki-laki itu melempar tas yang semula masih ia gendong secara kasar.

"Bunda, kenapa hidupku begini?"

"Aku mau ketemu bunda..."

"Kenapa bunda pergi lebih dulu? Padahal aku belum melihat wujud bunda di dunia ini..."

"Aku... Algaf, rindu sama bunda,"

️☔️☔️☔️

Viza saat ini sedang mengintip di balik pintu ruangan persidangan ayah dan bunda nya.

Viza meremas tangannya sendiri, kala rasa sakit datang dalam hati nya. Palu sudah di ketuk tiga kali oleh hakim, itu artinya bunda dan ayah nya sudah resmi berpisah.

Viza lemas. Ini... sungguhan? Keluarganya sudah hancur?

Viza menunduk, bersamaan dengan air mata yang menetes. Viza memegangi dada nya yang terasa sangat sakit.

Tuhan, ini sangat sakit...

Viza langsung terduduk di bangku yang berada di sana.

Punggung nya mulai bergetar, air mata yang keluar kini kian makin deras.

Otak Viza terus bekerja, mencari penyebab mengapa keluarga nya bisa hancur seperti ini.

Namun, rasa nya semakin sakit.

Viza tahu, apa alasan ayah dan bunda nya seperti ini. Ini semua karena dia.

Penyebab kehancuran ini adalah dia.

"Andai gue gak hilang ingatan, pasti ayah dan bunda gak akan bertengkar dan saling menjauh..."

"Dan, kehancuran ini juga pasti gak akan datang... gue emang penghancur!" Isakan Viza semakin terdengar pilu.

VizATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang