Tandai jika ada typo🙌
...Perlahan pintu terbuka menampakan seorang gadis tertidur di ranjang dengan gelisah. Peluh yang membanjiri wajahnya dan tidur yang tak nyaman.
Diksa mendekat ke arah ranjang dimana terbaring Thena yang tidur tak nyaman. Bertumpu pada lantai menyamakan tingginya dengan wajah Thena, dari sisi ranjang. Diksa dapat melihat wajah pucat dan semakin kurus. Tangannya terangkat untuk menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah pucat Thena.
Thena merasa terusik, perlahan ia membuka matanya, hal pertama yang ia lihat adalah netra hitam legam milik diksa yang menatapnya dalam. Dengan rasa kaget Thena bangkit dari tidurnya dan memundurkan badannya menjauh dari diksa, diksa mengangkat sebelah alisnya bertanya, mengapa Thena begitu takut padanya.
"why you?, Kemari, kita akan pergi untuk cek kandungan bersiaplah." Diksa bangkit dan meninggalkan kamar. Thena memandang kepergian diksa dengan lemas, ia takut sungguh, diksa yang Thena tau jauh berbeda dengan sekarang. Ada apa dengan diksa ini?.
Thena bukannya bersiap ia malah melamun memandang ruangan didepannya. Diksa menunggu diluar seraya menghidupkan hapenya untuk melihat jam. Diksa kembali kedalam untuk memanggil Thena yang justru melamun bukannya bersiap. Diksa mendekat kepada Thena, menyentuh pundaknya, hal itu sontak membuat Thena kaget dan segera menjauh.
"A-ada apa?"
Bukannya menjawab, diksa berjalan ke arah lemari yang ada dikamar tersebut, dan mengambil dua paper bag dan berjalan kembali ke arah Thena lalu menaruhnya di samping Thena yang memandangnya bingung.
"Baju, cepet keburu malam" Thena tetap diam ditempat. Diksa berdecak, ia hampir mengangkat sweater milik Thena namun segera di tepis oleh Thena.
"A-aku bisa sendiri, kamu ke-keluar" diksa menurut saja dan keluar dari kamar.
Thena memandang paper bag tersebut dan segera bersiap, bagaimanapun ini anaknya. Didalam paper bag terdapat dress dibawah lutut berwarna hitam dengan lengan diatas sikut dan sepatu putih yang terdapat pita dipergelangan kakinya.
Thena memandang dirinya di kaca panjang didepannya. Thena berpikir dia semakin kurus dan tidak merawat diri. Menepis hal itu ia segera berjalan keluar dengan pelan.
Diksa menoleh melihat pintu kamar yang terbuka, memandang Thena dari atas hingga bawah, diksa tak munafik Thena benar-benar cantik. Tersadar akan apa yang dipikirkan, diksa menggelengkan kepalanya.
. . .
"Kandungan sudah memasuki bulan ke tiga, dan kandungan terlalu lemah juga kurangnya gizi pada janin, ibu harus banyak-banyak makan yang sehat dan teratur ya?, Dan juga jangan terlalu stress" Thena mengangguk seraya tersenyum ke arah dokter didepannya.
"Apakah boleh melakukan hubungan seks dok?" Thena yang mendengar hal itu sontak medongak ke arah diksa yang berdiri di sampingnya yang tengah duduk. Sedangkan diksa hanya biasa saja seolah itu pertanyaan yang wajar. Dokter tersebut tersenyum.
"Untuk saat ini..libur dulu menunggu sang ibu dan baby-nya kuat didalam kandungan ya, jika sudah begitu bisa melakukan hubungan tersebut tanpa berlebihan, karena kandungan pada umur tiga sampai empat atau lima bulanan sangat rentan, apalagi ibu baby yang masih dibawah umur"diksa mengangguk dan tangannya terangkat untuk mengelus puncak kepala Thena. Thena hanya memainkan jemarinya sembari menunggu dokter menyiapkan resep vitamin bagi ibu hamil.
Diksa dan Thena berjalan beriringan keluar dari RS tersebut. mereka berencana pergi ke mall terdekat untuk mengisi kulkas villa, dan membeli kebutuhan Thena yang dianjurkan dokter.
Diksa memilih-milih barang yang dibutuhkan, sedangkan Thena hanya memandang diksa yang sangat teliti membeli suatu barang tersebut, dari mengecek tanggal expirednya dan bahan-bahan proses pembuatannya. Entah mengapa hal itu membuat Thena sedikit tersentuh akan ketelitian diksa, tak lama ia tersadar dan kembali berpikir jika diksa hanya seorang pria gila dan berhati iblis sedangkan memiliki cover pangeran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena [ON-GOING]
General Fiction[ON-GOING] *** "Hubungan berdasarkan dendam, akankah dapat lama bertahan?, entahlah tatap saja kedepan mengikuti alur yang dibuatnya" . . . Berawal ditinggalkannya seorang ayah, dan disusul ditinggalkan seorang ibu. Gadis bernama Athena Aditama, gad...