NO-21 Pedofil

2.5K 165 8
                                    

. . .

Permainan basket dimulai sejak 5 menit lalu. Dan sudah dipastikan diksa kewalahan dengan lawannya yaitu ke-5 temannya yang memang ahli dalam permainan basket. Bahkan Emeron adalah kapten basket di sekolah diksa.

Sedangkan Thena ditepi lapangan memandang binar objek didepannya, yaitu diksa dan teman-temannya bermain dengan telanjang dada. Tapi ditengah binarnya tersebut ia berpikir sejenak, ia berpikir mengapa diksa tiba-tiba mau menuruti kemauannya?, Sedangkan...tadi saat Thena memintanya, justru Thena melihat tatapan membunuh didalam mata diksa.

Permainan tinggal beberapa menit lagi namun scor saat ini 6-1, diksa yang hanya mendapat satu scor dan kelima lawannya yang sudah mencetak 6 scor. Diksa membanting bolanya saat permainan berakhir. Dan dapat ditebak tim Emeron lah yang memenangkan permainan kali ini.

"Thena!, Bubu menang!", Ucap Alvarez berlari ke arah Thena seraya merentangkan tangannya hendak memeluk Thena.

Grep..

Semua melongo melihat Alfarez dengan erat memeluk Thena. Tak hanya itu yang membuat semua melongo sesaat, namun Thena juga membalas pelukan Alfarez.

Diksa menarik bahu Alfarez hingga menjauh dari Thena. Diksa menggenggam tangan Thena dan membawanya menjauh dari area lapangan, dan mengisahkan kelima manusia disana.

"Buset, nyalilo rez" ujar Aeril bertepuk tangan.

"Bayinya kegencet gak ya?" Tanggal emeron.

"Gue dari tadi merhatiin Lo rez, kok gaada sixpack nya?" Tanya emeron bermaksud mengejek.

Pefhh...

"Jan terlalu jujur Van. Wahahaah" timpal Aeril dengan tawa yang pecah.

"Gak asik Lo pada bangsat. Gue ada cuma lepas pasang. Limited edition " kesal Alfarez menggetok kepala Alvaro dan Aeril.

Sedangkan Morse dan Emeron berbicara dipojok lapangan. Mereka menyusun rencana untuk membawa Thena menjauh kembali dengan diksa. Karena mereka yakin, Thena tak ada hubungannya dengan masalah diksa, namun diksa sudah dikuasai oleh dendam yang ditutupi oleh sampul perhatiannya kepada Thena. Gadis seperti Thena terlalu bodoh dalam hal ini.

Karena Morse yakin diksa sangat mencintai Thena, namun diksa membuat semua itu seolah-olah adalah sandiwara yang ia pakai untuk menjerat Thena lebih dalam, dalam hidupnya.

Dalang semua itu hanya Dewangga, hanya Dewangga. Tanpa Morse dan Emeron ketahui, ada seseorang yang menguping pembicaraan mereka berdua. Orang itu tersenyum smrik.

"Bukan dewangga" desisnya dengan senyum lebar.

. . .

" Puas Lo?!, Liat mereka naked?!"

"Kan masih pakek celana, cuma baju do-"

"Ngeles teros!"

"Apasih gak jelas kak diksa!"

"Lah?. Lo kok ngeselin sih?, Berani Lo sekarang huh?!"

"E-enggak gitu kok" ucap Thena yang sudah ingin menangis . Thena memalingkan wajahnya dari Thena. Ia sadar apa yang dikatakannya tadi menggambarkan kecemburuan.

Ting...

+62 8217 **** **
Jangan lupakan tujuan awalmu

Notifikasi tersebut datang dari ponsel milik diksa. Sedangkan diksa tak tahu nomer tersebut milik siapa karena nomer itu tak dikenal. Ia merubah raut wajahnya yang kesal menjadi tanpa ekspresi didepan Thena.

. . . .

Morse pamit terlebih dahulu untuk pergi membeli rokok , sesampainya di supermarket, dirinya membeli satu rokok dan segera bergegas pulang. Namun ditengah perjalanan, ponselnya berdering dan Morse memutuskan untuk menepikan motornya dan mengangkat telpon tersebut.

Athena [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang