NO-27 Awal

1.9K 140 9
                                    


....

Seorang bocah laki-laki berlari tergesa-gesa memasuki rumah dengan panik. Ia berteriak memanggil penghuni rumah tersebut dengan melengking.

"Om Alfa!. Om!" Pekik bocah tersebut memasuki rumah tanpa melepas sendalnya yang dipenuhi lumpur.

"Loh kenapa?" Wanita dengan setelan daster dan menenteng belanjaannya baru saja masuk rumah.

"E-eh anu Tante Ze-zeva nyang-"

"Ada apa nih?" Lelaki dengan pakaian santainya turun dari tangga rumahnya menatap heran istrinya dan bocah yang sangat ia kenal tentunya. Dia Alfarez. Beralih menatap sang istri, istrnya menatap bocah tersebut dengan tatapan intimidasi. "Sayang matanya jangan gitu takut si Ujang" sedangkan istrinya tersadar dan menormalkan ekspresi wajahnya lalu menampilkan deretan giginya. Nora sangat susah memang menghilangkan wajah galaknya, maka tak heran jika teman-teman zeva takut pada dirinya.

"Hehe. Ada apa Ujang?"

"Zeva habis pecahin jendela rumahnya om Emeron om. Terus dia lari naik pohon nyangkut!" Ucap Ujang tergesa-gesa.

Sedangkan Nora dan Alfarez melotot. Alfarez menutup matanya mencoba mengabarkan batinnya agar tidak membuang anak itu. Nora ia menatap nyalang kepala Alfarez dengan tatapan bahwa semua ini salah Alfarez. Semua sifat jail zeva adalah turunan dari Alfarez hal ini bukan satu atau dua kali, namun tak terhitung.

..

"Zepa aku dah manggil bapak kamu nih!" Panggil Ujang dari bawah.

"Ujang babi!. Kenapa panggil bapak aku!"

"Zepa!" Zeva hanya menampakkan deretan giginya saat dipanggil oleh ayahnya. Namun ia juga memberi tatapan pasrah saat mengetahui bahwa ibunya juga menatapnya.

"ZEPA SIAP SALAH KOK BUN!"

Alfarez naik untuk menyelamatkan anaknya yang tersangkut di antara kabel listrik dan pepohonan itu.

"ALFAREZ MANA ANAK LO!. GUE CINCANG DIA!"

.

"DIA BUKAN ANAK GU-"

Brak

"Auh!"

"Alfarez keluar kamu dari kelas saya!" Alfarez terbangun dan memandang sekelilingnya.

"Lah?, Anak gue mana?"

"Gila Lo res, anak jelangkung?"

"AERIL KAMU JUGA KELUAR!"

"Gas atuh" sorak Aeril yang langsung saja keluar. Tak hanya mereka berdua namun Emeron juga ikut keluar untuk mendatangi kelas Alvaro dan Morse.

Sedangkan guru yang tadi menggertak mereka, kini memegang dadanya sadis.

. . .

"Stop nyalahin kamu terus na!"

Anna menggeleng, ini semua salahnya. Ini semua salahnya. Andai dulu ia tak terhasut sang ayah.

"Okey. Kamu tenang dulu ya, jangan Jambak rambut kamu, nanti sakit. Tenang" Sky mencoba menenangkan Anna yang memekik takut dan menyalahkan dirinya sendiri. "Besok kita datangi dia ya?" Anna menoleh menatap Sky yang berujar demikian.

"Really?" Ucap Anna dengan suara yang sudah parau. Sky mengangguk lalu kembali memeluk Anna dengan erat. "Ayah gak pernah peduli sama dia langit. Ayah selalu prioritassin gue, dia jahat!, Dia iblis!. Ta-tapi orang yang jadi korban ke egoisan dia itu gak tau semua, dia terlalu lugu. Dia lemah!"

"I know. Tenang, besok kita temui dia. sleep, before releasing the heavy miss okay?" Bisik Sky mengangkat Anna ala bridal style ke atas kasur untuk tidur.

Athena [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang