Nukuea memeluk Lian dan mengusap usap punggung Lian.
"Sudah tidak apa2, phi. Kuea ada disini. Sudah tidak ada apa2,phi." ucap Nukuea.
Lian merasa kakinya sangat lemas. Namun dia menghentikan tangisnya, menyadari kalau ada orang lain disitu.
Lalu Nukuea memapah Lian duduk di sofa. Dan terus mengusap punggung Lian.
Nukuea merasa iba pada Lian. Pasti hidupnya sangat berat sehingga Lian bisa mendapatkan phobia separah itu.
"Phi tidak apa2? Kuea ambil minum dulu sebentar yah." ucap Nukuea seraya beranjak untuk mengambil minum.
Nukuea kembali dengan segelas air putih ditangannya dan memberikannya pada Lian. Nukuea menyuapi minuman itu pada mulut Lian. Dan Lian pun meminumnya.
"Maafkan phi, Nu. Sudah membuat keributan di rumah Nu." ucap Lian.
"Tidak apa2 phi. Apa phi sudah baikan? Apa phi mau sesuatu?"
Lian menggelengkan kepalanya.
Nukuea beranjak lagi ke dapur untk mengambil minum di kulkas. Namun dia melihat makanan dikulkas itu masih utuh seperti saat dia meninggalkannya tadi pagi.
"Phi sudah makan? Mengapa makanan disini tetap utuh?"
Lian hanya tersenyum. Dia malu mau berkata belum namun dia memamg merasa sangat lapar.
"Phi belum makan kan? Phi tidak mengambil makanan disini dan juga phi tidak mungkin membelinya diluar." ucap Nukuea.
Lian hanya terdiam bingung harus berkata apa.
Akhirnya Nukuea pun memasak dan menyediakannya dimeja.
"Ayo phi kita makan dulu." ujar Nukuea dan menyerahkan piring berisi nasi pada Lian.
Setelah beres makan Nukuea membersihkan piring dan mencucinya.
Lalu Nukuea mengambil tasnya dan mengeluarkan sesuatu."Phi. Mari Kuea obati luka2 dan lebam2 pada tubuh phi." ucap Nukuea dan memperlihatkan tas kresek kecil berisi obat2an.
"Kamu sengaja membeli itu untuk phi, Nu?" tanya Lian.
"Ya tentu saja. Buat siapa lagi." ucap Nukuea tersenyum.
Nukuea mengambil salah satu obat dan memolesnya diatas kapas. Lalu dia memoleskan obat itu pada wajah Lian.
Mata Lian bertemu dengan mata Nukuea dan Nukuea pun tersenyum. Dan Nukuea memalingkan matanya melihat ke bibir Lian untuk mengoleskan obat.
Mata Lian terus melihat pada Nukuea yang mengobatinya.
"Phi tolong buka baju phi akan Kuea oleskan obat ini dibadan phi." ujar Nukuea.
Lian tertegun, dia malu untuk melakukan itu sedang Nukuea berpikiran tidak ada salahnya karena mereka sama2 laki2.
Akhirnya Lianpun membuka bajunya. Tubuh Lian sangat bagus. Badan kekar dengan abs dan berkulit putih. Namun sayang lebam dan luka itu menutupi keindahannya.
Nukuea melihat tubuh Lian. Dia merasa iba dengan terlihat jelasnya luka2 dan lebam ditubuh Lian.
Perlahan Nukuea mengoleskan obat itu pada luka Lian.
"Sheeee" Lian mendesah kesakitan.Nukuea melihat kearah mata Lian. Lian dan Nukuea saling memandang.
DEG.. DEG... Jantung keduanya berdegup kencang.
Nukuea segera mengalihkan pandangannya kembali pada luka Lian. Dan Lian mengalihkannya ke sembarang tempat.
'Kenapa hati Kuea berdetak sangat kencang melihat mata phi Lian. Oh mungkin karena Kuea kasihan padanya' batin Nukuea.
'Mengapa hatiku sesak saat melihat wajah Nukuea. Wajahnya yang ceria dan cantik, senyumnya yang indah dan hatinya yang tulus dan baik. Apa aku sudah terpesona padanya. Ahhh tidak mungkin. Dia seorang pria begitupun dengan aku' batin Lian.
Rasa sakit pada tubuh Lian terkalahkan oleh pikiran Lian pada Nukuea.
"Sudah phi. Oh iya ini Kuea belikan beberapa pasang baju dan celana. Kuea harap ini muat." ucap Nukuea sembari memberikan satu kantung besar pada Lian.
"Kamu tidak harus melakukan ini, Nu. Phi jadi tambah tidak enak. Phi sudah menumpang dan makan dirumahmu." ucap Lian sedih.
"Tidak apa2 phi. Kuea rela melakukan ini." ujar Nukuea.
"Lebih baik sekarang phi tidur. Nukuea akan membiarkan lampunya menyala sekarang agar phi tidak takut lagi."
"Phi tidak takut gelap jika diruangan yang terbuka seperti ini, Nu. Tp phi takut ruangan yang sempit dan gelap."
Nukuea menganggukkan kepalanya.
"Oh ya terserah pada phi. Mau menyala atau mati, yang penting phi merasa nyaman." seru Nukuea.
"Kuea permisi dulu. Kuea mau mandi dulu phi." ucap Nukuea sambil berlalu dari situ.
Setelah beres mandi dan berganti pakaian Nukuea kembali duduk di sofa bersama Lian.
"Phi maaf Kuea punya pertanyaan untuk phi. Apa yang terjadi pada phi? Tapi jika phi tidak mau cerita juga tidak apa2. Kuea hanya berpikir jika kita bisa mengutarakan masalah kita, biasanya kita akan merasa sedikit lebih baik."
Lian melihat pada Nukuea. Dia pun ingin menceritakannya pada Nukuea apa yang terjadi padanya. Namun untuk apa jika itu hanya menambah beban Nukuea.
"Sebenarnya... Phi sedang dikejar2 oleh paman dan bibi phi sendiri. Dan bisa dibilang phi diculik sejak phi berumur 10 thn oleh mereka. Sejak kematian orangtua phi mereka mengurung phi dikamar tidur phi sendiri."
Lian menundukkan kepalanya."Phi tidak pernah keluar dari kamar itu semenjak itu. Jika bibi phi tidak suka dengan kelakuan phi, bibi mengurungku di dalam lemari dan mematikan lampunya. Dan paman entah mengapa tanpa alasan sering kali memukuli phi. Pernah juga paman phi hampir menjatuhkan phi dari balkon kamar phi."
Tanpa terasa Lian meneteskan airmata.
Nukuea pun tidak sadar ikut menangis."Entah mengapa mereka membenci phi. Entah apa salah phi pada mereka."
Isak Lian.Nukuea mengusap punggung Lian.
"Hanya buku2 yang menghibur phi dihari2 phi."
Nukuea tiba2 memeluk Lian. Dan Lian tanpa sadar memeluk Nukuea kembali. Dan mereka menangis bersama.
Lian merasa nyaman dan hangat dipelukkan Nukuea. Semenjak kematian kedua orangtuanya, tidak ada lagi yang memberi dia pelukan.
Nukuea merasa sangat prihatin dengan kehidupan Lian. Walaupun dia terlahir miskin namun kedua orangtuanya sangat menyayangi dia.
TBC
8 6 1
![](https://img.wattpad.com/cover/335112654-288-k52448.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Angel (ZeeNunew) 002
FanfictionLian Panich 29thn adalah seorang pemuda dengan penuh kemalangan. Nukuea Chawarin 24thn adalah seorang pemuda ceria. Apakah yang membuat mereka bisa saling jatuh cinta? Hanya menulis apa yang ada di kepala saja. Jalan cerita dan panjangnya cerita ter...