~BA 21~

480 43 1
                                    

5 tahun sudah Lian dan Nukuea tinggal bersama. Dan orangtua Nukuea pun sudah pindah ke Bangkok namun mereka berbeda rumah dengan Lian dan Nukuea.

Hari itu Lian sedang berada dikantor dan tiba2 sekretaris Lian masuk dan memberitahukan Lian kalau ada tamu didepan. Lian bingung siapa tamu itu.

"Baiklah suruh masuk." ujar Lian.

Tak lama masuklah seorang pria.

"Apa kabar, Lian." tanya pria itu.

"Phi Mark." seru Lian. Dan menghampiri Mark dan memeluknya.

"Apa kabar, phi?" tanya Lian.

"Aku sudah bertanya duluan dan kau belum menjawabnya."

"Aku baik phi. Aku tidak pernah merasa sebaik ini. Dan ini semua berkat bantuan phi." ujar Lian.

"Baguslah. Phi senang mendengar itu. Bagaimana bisnismu, nak?"

"Baik juga phi. Bagaimana dengan phi?"

"Phi baik2 juga Lian."

"Ada apa phi kesini, apakah ada bisa Lian bantu?" tanya Lian.

"Tidak, phi hanya ingin melihatmu saja." ujar Mark.

"Phi dengar kau masih dengan kekasihmu yang dulu, siapa namanya?"

"Nukuea phi."

"Oh iya Nukuea.

"Kalian sudah menikah?" tanya Mark.

"Menikah? Mana mungkin phi, kami sama2 laki2 dan negara juga tidak menyetujui pernikahan sejenis seperti kami. Kupikir kami bahagia dengan status kami sekarang ini." ujar Lian.

"Apa kamu tidak ingin setidaknya membuat hubungan kalian lebih resmi lagi didepan orang2 demi Nukuea?" ujar Mark.

Lian hanya terdiam. Mengapa dia tidak pernah berpikir seperti itu. Betapa egoisnya dia yang hanya memikirkan kebahagiaannya sendiri.

'Apakah Nukuea bahagia? Apakah Nukuea ingin menikah? Dan aku juga tahu kalau pho dan mae ingin anaknya menikah.' pikir Lian.

"Phi betul juga. Kenapa aku tidak pernah berpikiran seperti itu. Aku bahagia dengan status hubunganku dengan Nukuea sekarang ini, tapi aku belum pernah bertanya pada Nukuea bagaimana perasaannya."
Ujar Lian.

"Kenapa tidak kau lakukan sekarang Lian. Semuanya belum terlambat." ujar Mark.

Lian bahagia dengan kedatangan Mark yang selalu membuat Lian merasa lega dan seakan mempunyai lagi seorang ayah yang akan menasehatinya.

"Apakah ada kabar lagi tentang pamanmu?" tanya Mark.

"Tidak phi. Masalah paman sudah beres dan dia tidak akan bisa berbuat macam2 lagi." ujar Lian.

"Baguslah."
.
.

Malamnya Lian dan Nukuea berbaring ditempat tidur. Lian dengan laptopnya dan Nukuea dengan ponselnya. Tiba2 Lian ingat perkataan Mark.

"Nu." panggil Lian.

"Ha?" jawab Nukuea.

"Apakah kau ingin menikah?" ujar Lian dan membuat Nukuea terperangah dengan pertanyaan Lian.

"Dengan siapa? Pikiran hia macam2 saja." ujar Nukuea dan meneruskan bermain ponsel.

"Dengan hia tentu saja, dengan siapa lagi?" ucap Lian.

"Oh memangnya bisa?" ucap Nukuea sekenanya.

"Bayangkan saja, ini seandainya saja bisa, apa kamu mau?" tanya Lian.

Nukuea tersenyum dan menaruh ponselnya. Nukuea menghampiri Lian mendekatkan wajahnya dengan wajah Lian.

"Apa hia sedang melamar Kuea?" tanya Nukuea sembari tersenyum.

Lian mencium bibir Nukuea.

"Tentu saja tidak. Kalau hia melamarmu tidak akan seperti ini. Hia akan membuatnya sespesial mungkin hingga kamu tidak akan pernah melupakannya."

Nukuea tersenyum dan kembali mengambil ponselnya.

"Bagaimana, mau tidak?" tanya Lian lagi.

Nukuea menghela nafas panjang dan memeluk leher Lian.

"Tentu saja Kuea mau. Kalau dengan hia tentu saja Kuea mau. Kalau saja pernikahan sesama jenis legal. Aku sudah melamar hia sejak lama. Siapa yang tidak mau dengan hia. Hia tampan, kaya raya, baik hati pula." ujar Nukuea tersenyum.

Lian kembali mencium bibir Nukuea dan Nukuea bergantian mencium bibir Lian.

"Oh jadi kau sekarang jadi pria yang matre?" tanya Lian sembari tersenyum.

"Tentu saja. Kita harus memanfaatkan semua yang ada. Punya hia yang kaya raya untuk apa kalau tidak dimanfaatkan." ujar Nukuea sembari tersenyum.

"Oh begitu.. Jadi hia juga akan memanfaatkan tubuh nu yang seksi dan menggoda ini." goda Lian sambil mengelitiki pinggang Nukuea.
Mereka pun tertawa..

Setelah Nukuea tertidur, Lian memikirkan tentang pernikahan itu. Lian tersenyum dan sekarang dia yakin akan menikahi Nukuea legal atau tidak.

Lian memikirkan bagaimana caranya dia melamar Nukuea agar terlihat sempurna dan berkesan.
Lian juga berpikir tentang pernikahannya nanti dengan Nukuea, konsep apa yang sempurna.

Besok aku akan mengunjungi phi Mark dan meminta sarannya, pikir Lian.

Nukuea harus menjadi suamiku. Dan dia akan selamanya menjadi milikku dan bisa dengan bangga dia kusebut suamiku didepan semua orang.

Lian tersenyum sendiri.
Dia merasa bahagia hanya dengan membayangkan itu sampai akhirnya Lianpun tertidur memeluk Nukuea.



TBC




6 7 1

Baby Angel (ZeeNunew) 002Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang