~ BA 06~

496 45 0
                                    

Entah mengapa hari itu pesanan di restoran tempat Nukuea dan Lian bekerja sangatlah ramai.
Semua pegawai disana kewalahan.

"Kita harus memesan lagi beberapa bahan. Lian tunggu didepan sebentar lagi kurir yang mengantar barang akan segera datang." teriak Max dan di balas dengan anggukkan dari Lian.

Lian keluar kedepan restoran itu menunggu truk kurir datang.
Lian melihat kiri dan kanan memandangi jalanan yang sesak.

Namun tanpa dia sadari ada seseorang yang tanpa sengaja melihat dia.

"Toy bukankah itu Lian?" ucap seorang pria dalam sebuah sedan hitam.

Toy pun melihat kearah yang ditunjuk pria itu. Dan benar saja Toy melihat Lian sedang berdiri di pinggir jalan depan sebuah restoran.

"Segera telp khun Willie." perintah Toy.

Dan pria itupun menelepon Willie.

"Hallo,Khun. Kami menemukan Lian."

'Baguslah, terus pantau dia jangan sampai lepas. Tunggu sampai aku datang.'

"Baik khun."

Pria itupun memarkirkan mobilnya sedikit agak jauh dari restoran itu dan memantaunya dari sana.

Tak lama kemudian Willie pu masuk ke mobil tempat Toy berada.

"Dimana dia?" tanya Willie.

"Sepertinya dia bekerja di restoran itu khun." jawab Toy.

"Baiklah, tangkap dia sekarang. Tapi jangan sampai menimbulkan keributan. Tunggu hingga dia sendirian. Ikuti dia sampai ke tempat tinggalnya." ujar Willie.

"Siap khun."

"Aku pergi dulu dari sini. Ingat aku menunggu hasilnya dirumah. Jangan sampai gagal." ujar Willie.

Dia pun turun dari mobil dan masuk kembali ke dalam mobil yang tadi mengantarnya.
.
Tanpa sadar apa yang terjadi Lian bekerja dengan giat. Tidak ada sedikitpun dia mengeluh walau pekerjaannya sangatlah menyita tenaganya. Namun Lian merasa sangat bahagia.

Malampun tiba sudah waktunya untuk semua pegawai untuk pulang. Termasuk Lian dan Nukuea.

Setelah berpamitan Lian dan Nukuea berjalan bersama. Mereka mengobrol dan tertawa sepanjang jalan.

Namun ketika memasuki jalan yang sempit dekat rumah mereka tiba2....

"Berhenti Lian."

Jantung Lian serasa jatih mendengar namanya dipanggil dan dia mengenali suara itu.
Lian dan Nukuea pun menengokkan wajahnya ke arah suara itu. Dan mereka melihat 6 orang berpakaian hitam ada di ujung jalan.

"Lari." teriak Lian. Dia segera mengenggam tangan Nukuea dan membawanya berlari bersamanya.
Nukuea yang bingung dengan situasi itu pun dengan terpaksa mengikuti Lian.

Lian dan Nkuea terus berlari bahkan mereka melewati rumah mereka. Lian tahu jika dia masuk ke rumah itu maka persembunyiannya selama ini akan terungkap.

Lian terus berlari sampai akhirnya dia bersembunyi didalam semak2 yang cukup rindang dan tinggi.
Lian menutup mulut Nukuea. Dan menunggu ke 6 orang itu melewati mereka.

Tak lama ke 6 orang itu berhenti tak jauh dari mereka.

"Kemana dia, kalian berdua pergilah ke arah kanan, dan kalian berdua ke arah kiri dan kita ke depan. Cepat lakukan." ujar salah satu dari mereka.

Mereka pun akhirnya berpencar.

Lian menghembuskan nafas lega dan membuka tangannya dari mulut Nukuea.

"Kamu tidak apa2 Nu?" tanya Lian.

Dengan nafas yang tersengal sengal Nukuea mengganggukkan kepalanya.

"Mereka siapa phi?" tanya Nukuea.

Lian melihat wajah Nukuea.

"Mereka suruhan pamanku, Nu. Pasti mereka kesini untuk menangkapku. Mereka sudah mengetahui tempat persembunyianku." ujar Lian sedih.

"Lalu kita harus bagaimana phi?" tanya Nukuea.

"Bukan kita tapi aku. Kamu aman karena mereka tidak tahu siapa kamu. Kurasa kita harus berpisah disini. Kau bisa pulang Nu. Biar aku akan mencari jalanku sendiri."

Nukuea terkejut dengan perkataan Lian. Hatinya sangat sakit membayangkan Lian akan pergi darinya.
Lian pun begitu hatinya sangat pedih memikirkan hidupnya tanpa Nukuea.
Namun Lian lebih mementingkan keselamatan Nukuea.

"Tidak phi. Phi tidak boleh pergi." ujar Nukuea sambil memegang lengan Lian.

Nukuea tidak bisa menahan diri untuk tidak melarang Lian pergi. Dia tidak mau kehilangan Lian.

Lian dan Nukuea benar2 ingin menangis. Tapi tidak ada jalan lain.

"Hanya ini jalan satu2nya Nu. Phi tidak mau mempertaruhkan nyawa kamu. Phi tidak akan pernah rela melihat kamu disakiti." ujar Lian dan memeluk Nukuea.

Nukuea pun balik memeluk Lian.

"Pasti ada jalan phi. Kuea yakin pasti ada jalan selain kita berpisah." ucap Nukuea.

Mereka masih terus berpelukan seakan tidak rela untuk melepaskan.

"Phi bisa mengalihkan perhatian mereka dan kau bisa pulang dengan selamat."

"Tidak mau. Kuea akan tetap disini bersama phi kemanapun phi pergi." ucap Nukuea.

"Kenapa kau sangat keras kepala Nu. Kau harus melepaskan phi. Jika kita masih ada kesempatan kita pasti akan bertemu lagi." ucap Lian tegas.

"Tidak mau. Apapun yang phi katakan Kuea tidak mau phi pergi sendiri."

"Kenapa kau sangat keras kepala Nu."

"Karena Nu sayang phi." teriak Nukuea dan menatap wajah Lian.

"Apa? katakan sekali lagi?" ujar Lian melembut.

"Karena Kuea sayang phi Lian. Nu tidak tahu sejak kapan, namun sekarang Nu sadar kalo Nu sayang phi dan tidak mau kehilangan." ujar Nukuea sambil menangis.

Lian memeluk Nukuea sangat erat diapun meneteskan airmata.

"Phi juga sayang kamu, Nu." ucap Lian dan kembali menatap mata Nukuea.

Lian mendekatkan wajahnya menuju wajah Nukuea dan mencium bibir Nukuea.
Nukuea pun tidak menolaknya malah membalas ciuman Lian.

Mereka berciuman cukup lama.

Setelah ciuman itu berhenti Nukuea dan Lian saling bertatapan.

"Phi, jangan tinggalkan Kuea, na." ucap Kuea.

"Kita pasti bisa melewati ini semua. Na!"

"Phi juga tidak mau meninggalkan kamu Nu, namun apa yang harus phi lakukan, phi tidak bisa menghancurkan hidupmu dan melihatmu tersiksa. Biarkan phi saja yang mengalaminya karena phi sudah terbiasa dan mungkin ini jalan hidup phi."

"Mungkin ini jalan hidup phi. Namun sekarang Kuea sudah masuk kedalam hidup phi. Dan jalan hidup phi sekarang sudah menjadi jalan hidup kita phi."

"Nu tolong jangan mempersulit hidupmu sendiri. Phi mohon."

"Jika Kuea kehilangan phi. Menurut phi apakah hidup Kuea akan baik2 saja? Memikirkan phi dimana dan bagaimana keadaan phi, apakah phi baik2 saja, apa menurut phi hidup Kuea akan baik2 saja? Tidak phi hidup Kuea akan lebih tersiksa tanpa ada phi." ucap Nukuea sambil menangis.

Lian yang merasa bahagia sekaligus sedih dengan keadaan itu memeluk Nukuea dan menangis bersama.

"Baiklah, kita hadapi bersama. Phi minta maaf telah membawamu kesituasi seperti sekarang ini, Nu." ucap Lian dan kembali memeluk Nu.

Setelah cukup lama mereka disana dan merasa situasi sudah aman mereka berduapun mengendap endap pulang kerumah.






TBC



9 7 7

Baby Angel (ZeeNunew) 002Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang