~BA 18~

523 39 2
                                    

Hari itu Nukuea seperti biasa membantu maenya bekerja dipantai.
Ketika waktunya makan siang, Nukuea pasti pergi menyendiri di sebuah batu besar pinggir pantai yang jauh dari orang2 hanya untuk memandangi laut.

Dan Mae sedang makan siang bersama teman2nya.

"Nukuea menyendiri lagi?" ujar salah satu teman mae.

"Hmm kasihan dia, dia sangat merindukan hianya, phi." ujar mae.

"Cheer, maaf kalau aku menyinggungmu, tapi apa kau yakin akan membiarkan putramu Nukuea berhubungan dengan sesama pria?"

"Aku tidak tahu, phi. Namun jika itu adalah kebahagiaan Nukuea aku bisa apa phi. Sebagai ibu aku hanya bisa mendukung mereka. Mereka sangat saling mencintai, dan mereka tidak berbuat kesalahan apapun. Mereka hanya jatuh cinta pada orang yang salah. Tapi siapa yang bisa menolak perasaan kita pada seseorang, phi." ujar mae.

"Benar juga, Cheer." ujar teman mae.

Tiba2....

"Maeee.."

Mae pun melihat kearah suara itu.

"Lian?" ujar mae terperangah sambil berdiri.

Lian berlari dan memeluk mae.
Mae pun balik memeluk Lian.

"Lian? Apa benar ini kau, nak?" tanya mae.

Bagaimana mae tidak terkejut melihat Lian.
Pria itu memakai jas, rambutnya tertata dengan rapih. Terlihat seperti bos2 yang pernah mae lihat di televisi.

"Mae, Nukuea?" tanya Lian dan melihat sekeliling.

"Dia pasti bersembunyi seperti biasa. Dia selalu menghilang pada saat makan siang seperti ini, Lian. Dia pasti ada didaerah sana sedang menyendiri." ujar mae menunjuk ke suatu tempat.

Lian sedih mendengar itu.

"Nukuea baik2 saja kan mae?" tanya Lian.

"Entahlah, nak. Dia menjadi pendiam semenjak kepergianmu. Mae juga bingung bagaimana cara mae menghibur dia." ujar mae sedih.

"Tapi sekarang kau sudah disini. Mae senang kamu selamat, nak."
Ujar mae.

"Iya mae. Lian kesini mau menjemput Nukuea, mae dan pho untuk pulang ke rumah kita, mae." ujar Lian.

"Haa, pulang kerumah kita??" ucap mae bingung.

"Sudahlah nanti saja bicaranya. Cepatlah temui Nukuea." ujar mae dibalas anggukkan oleh Lian

Dan Lian pun segera berlari menghampiri tempat yang mae tunjuk.
Lian mencari2 sosok Nukuea sampai akhirnya Lian melihat punggung Nukuea diatas batu besar, dia menghadap kearah laut.

Tanpa terasa Lian menitikkan airmata melihat pria yang dia rindukan setengah mati ada didepannya.
Lian menghampiri Nukuea dan...

"Nukuea."

Nukuea pun langsung berbalik mendengar suara Lian.

"Hia!" teriak Nukuea.

Nukuea melompat dari batu itu, berlari dan langsung memeluk Lian sambil menangis.

"Hia.. Akhirnya hia kembali." isak Nukuea.

"Hia pasti kembali, nu." isak Lian dan memeluk Nukuea lebih erat.

"Kuea rindu hia." ujar Nukuea.

"Hia pun sangat merindukan, Nu." balas Lian.

Lian melepaskan pelukannya dan membelai pipi Nukuea menghapus airmatanya.
Mereka saling menatap seakan tak percaya pada akhirnya mereka bisa bertemu lagi.

Lian menangkup pipi Nukuea dan membelai pipi Nukuea dengan jari jempolnya.

Nukuea hanya memandang Lian.
Lian mendekatkan wajahnya pada wajah Nukuea dan mencium kening dan pipi Nukuea, dan Lian pun mencium bibir Nukuea.

Nukuea membalas ciuman Lian.
Mereka melepaskan segala kerinduan dengan ciuman itu.

Setelah beberapa saat merekapun menghentikan kegiatan mereka.

Lian kembali membelai pipi Nukuea. Betapa dia rindu sosok yang ada didepannya ini.

"Nu, kali ini hia datang untuk membawa Nu dan keluarga kita untuk ikut bersama hia."

"Ikut kemana, hia?"

"Kerumah kita, nu. Rumah kita."

"Rumah kita??" ujar Nukuea bingung.

"Iya rumah kita." ujar Lian dan Nukuea hanya memiringkan wajahnya dengan ekspresi bingung.
Lianpun tersenyum.

"Sudah tidak usah bingung, ayo kita pulang dan berbicara dengan mae dan pho." ujar Lian.
Dan Nukuea pun menggangguk.

Mereka berjalan pulang, Lian memegang tangan Nukuea seperti enggan untuk melepaskannya lagi.
Dan Nukuea terus menatap wajah Lian dengan cinta dimatanya.
.
Lian, Nukuea, pho dan mae sudah berkumpul didalam rumah mae dan pho.

"Mae, pho dan Nukuea, Hari ini Lian datang ingin membawa kalian kembali ke Bangkok."

"Haa? Kami juga?" tanya pho.

"Iya pho, mae, kalian sudah seperti orangtua Lian sendiri. Tidak mungkin kalian Lian tinggalkan disini. Sudah waktunya kalian menikmati masa tua kalian dengan tenang. Lian ingin mengurus kalian semua seperti kalian mengurus Lian ketika Lian sangat membutuhkannya. Jadi pho dan mae tolong izinkan Lian membalas budi kalian." ujar Lian sambil membungkukkan badannya.

Pho dan mae tersenyum.

"Tapi Lian kami paling tidak mau membebani siapa pun terutama kamu atau Nukuea. Pho dan mae hanya ingin agar kalian bahagia." ujar pho.

"Pho dan mae, Lian tidak akan pernah merasa kalau pho atau mae menyusahkan atau membebani Lian. Jadi Lian mohon agar kalian mau ikut dengan Lian." ujar Lian.

"Baiklah Lian. Kami akan mengikuti apapun yang menjadi kebahagiaan kalian." ujar pho dan dibarengi dengan anggukan mae.

"Terima kasih, pho, mae." ujar Lian tersenyum bahagia.

"Satu lagi pho, mae. Hari ini Lian juga secara resmi ingin meminta Nukuea untuk Lian jadikan pasangan hidup Lian. Mohon pho dan mae menyetujuinya." ujar Lian dan kembali membungkuk.

Semuanya terkejut dengan permintaan Lian. Mereka tidak menyangka kalau Lian akan mengatakan itu pada mereka.

Pho menepuk bahu Lian dan tersenyum.

"Kalau soal itu pho dan mae hanya bisa menyetujuinya jika Nukuea mau menerimanya." ujar pho.

Lian pun menggangguk.

"Lian secara pribadi akan meminta pada Nukuea tapi Lian ingin kalian menyetujuinya, jika kalian menyetujuinya maka Lian akan berusaha sekuatnya agar Nukuea mau menerima Lian." ujar Lian sembari melirik pada Nukuea yang tersipu malu.

"Tentu saja kami menyetujuinya jika itu adalah kebahagiaan Nukuea." ujar Pho.
Lian pun tersenyum.

"Terima kasih pho dan mae. Malam ini harap pho dan mae berkemas2 semua barang yang penting2 saja. Karena besok kita pulang ke Bangkok." ujar Lian.

"Apa besok?? Tidak mungkin Lian. Kami harus berpamitan dan membereskan urusan kami disini dulu." ujar pho.

"Begini saja. Kalian duluan dan kami akan menyusul segera setelah semua urusan kami disini selesai. Bagaimana?" tanya mae.

"Baiklah mae. Nanti Lian akan mengirimkan jemputan untuk kalian." ujar Lian.

"Sekarang pho, mae. Lian mohon pamit dan akan membawa Nukuea kerumah dulu." ujar Lian dan mengandeng tangan Nukuea agar ikut berdiri dan mengikuti Lian.





TBC





9 4 0

Baby Angel (ZeeNunew) 002Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang