~BA 14~

550 40 0
                                    

Pagi hari ini ada yang berbeda.
Nukuea terbangun karena harum kopi.
Nukuea bangun dari tempat tidurnya, keluar kamar dan melihat Lian sudah rapih dan sedang membuat kopi.

Nukuea tersenyum didepan kamar  bersandar pada dinding dan melihat kekasihnya itu.

Pagi itu tubuh Nukuea terasa sangat sakit. Dan dia agak kesulitan berjalan.

Lian berbalik dan melihat Nukuea.
Lian lalu menyimpan kopinya dan berjalan kearah Nukuea.

"Pagi, sayang." ujar Lian sembari memeluk dan mengecup kening Nukuea.

"Pagi, hia." kata Nukuea dan balas memeluk Lian.

"Nu,, ada yang ingin hia bicarakan. Bisa kita bicara sebentar?" ujar Lian.

"Tentu saja bisa hia."
Lalu Nukuea pun kembali kekamar dan duduk disana.

"Tapi bicaranya disini saja hia. Kuea hmmmm masih merasa sakit." ucap Nukuea malu.

Lian tersenyum dengan perkataan Nukuea.
Lianpun masuk kekamar dan duduk disamping Nukuea.

"Jadi begini, nu....."
Lian menceritakan semua kejadian kemarin dikantor tempatnya bekerja dan juga rencana rahasia yang direncanakan oleh bos Lian, Mark.

"Dan hia harus pergi hari ini bersama bos Mark."

"Jadi hia akan pergi dan tidak akan pulang sementara?" tanya Nukuea."

"Iya. Hia harap nu mau mengerti hia. Hia tidak mau hidup kita seperti ini terus. Apalagi Nu yang tidak ada hubungannya dengan masalah ini namun karena hia, nu jadi ikut tersangkut." ujar Lian memegang tangan Nukuea.

"Bukan soal hia yang tidak bisa pulang yang nu takutkan, tapi keselamatan hia. Nu takut terjadi sesuatu dengan hia." ujar Nukuea.

"Banyak orang yang akan ada dibelakang Hia. Jadi Nu tak perlu khawatir."

"Tapi hia. Orang itu sangat jahat dan licik, nu takut dia akan berbuat licik untuk menyelakai hia."

"Nu tak perlu khawatir, hia dan bos Mark akan melakukan ini dengan benar2 terencana dan sedikit kemungkinan gagal. Nu harus percaya hia kalau hia pasti bisa melakukan ini. Tapi nu harus sabar dan nu janji akan menunggu hia, sampai hia berhasil."

"Kuea pasti akan menunggu hia sampai kapanpun. Tapi hia harus berjanji juga pada nu kalau hia akan selalu baik2 saja dan jangan lupa untuk mengabari nu sebisa hia."

"Hmm hia berjanji kalau hia akan baik2 saja dan kembali pada nu."

Nukuea dan Lianpun berpelukan.

"Nu, hia mohon tolong jelaskan ini semua pada pho dan mae, dan sampaikan permintaan maaf hia karena tidak sempat menjelaskan pada mereka secara langsung."
Ujar Lian.

Lian memeluk Nukuea sangat erat. Dan akhirnya Nukuea pun menangis. Lian menciumi kepala Nukuea beberapa kali.

"Hia harus pergi sekarang, paman hia masih ada disini. Hia takut kalau sampai bertemu dengannya sekarang."

Lian kembali memeluk dan mencium bibir Nukuea.

"Hia sangat cinta Nukuea." ujar Lian.

"Kuea juga paling cinta hia."

"Jaga diri baik2 nu." ujar Lian berkaca2.

Tidak rela rasanya Lian pergi dan meninggalkan Nukuea, namun dia juga tidak mau jika dirinya tetap disini dan tidak melakukan apa2, maka keselamatan Nukuea dan keluarganya suatu hari akan terancam.

Lian pun pergi dengan hanya membawa tas kecil dibahunya.

Nukuea tidak rela namun dia harus kuat demi Lian.

Setelah Lian pergi Nukuea langsung pergi ke rumah orangtuanya.

"Maeeee..." teriak Nukuea begitu melihat maenya.
Nukuea masih menangis dan langsung memeluk mae.

Mae terkejut melihat Nukuea yang menangis.

"Ada apa, Nak?" tanya Mae.

"Hia, mae.."

"Ayo masuk dulu dan ceritakan didalam." ujar mae.

Mereka pun masuk kedalam rumah. Ayah Nukuea yang masih ada disana kaget melihat anaknya menangis.

"Ada apa dengan Lian, nak?"
Tanya mae.

Lalu Nukuea pun menceritakan semuanya pada pho dan mae.

Mae hanya bisa memeluk Nukuea yang tidak berhenti menangis.

"Kamu harus sabar, nak. Lian melakukan ini semua karena dia sayang sama Nukuea. Mae percaya Lian pasti kembali. Jangan bersedih lagi, sayang. Lian pasti kembali." ucap mae pada Nukuea.

Ucapan mae sebenarnya untuk meyakini dirinya sendiri juga yang takut akan terjadi sesuatu pada Lian.

"Nak, kamu harus tetap kuat dan terus menunggu dia kembali. Dia butuh ketabahanmu, nak." ujar pho.
.
.
.

Lian pun sampai dikantor Mark dan Mark sudah menunggunya.

"Kamu sudah siap Lian?" tanya Mark.

Lian menggangguk.
"Lebih dari siap bos. Ayo kita lakukan."

"Mulai sekarang jangan panggil aku bos tapi phi. Karena kita sekarang adalah partner bisnis." ujar Mark tersenyum.

Akhirnya mereka pun berangkat ke Bangkok untuk melaksanakan rencana mereka.




TBC




6 7 1

Baby Angel (ZeeNunew) 002Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang