~BA 11~

486 46 0
                                    

Keesokan harinya Lian pergi bekerja seperti biasanya.
Sesampainya dia disana dia melihat Janis, namun Janis membuang mukanya. Lian hanya tersenyum.

"Nak, Apa kabar?" tanya seorang bapak bapak pada Lian.

"Oh Khun Mark. Apa kabar?" jawab Lian.

"Bisa kita bicara sebentar?" tanya Mark.

"Tentu saja khun." jawab Lian.

Mereka pun duduk disebuah kursi.

"Jadi begini nak. Aku mau menawarimu pekerjaan. Bayarannya 40.000 baht. Aku sudah bicara dengan atasanmu dan dia tidak ada masalah memintamu bekerja padaku. Jadi bagaimana kamu mau?" tanya Mark yang membuat Lian terperangah mendengar jumlah uang yang disebutkan.

"Tentu saja aku mau Khun Mark. Terima kasih." ujar Lian.

"Sama sama. Sekarang kamu boleh langsung pulang dan besok datang ke kantorku ok." ujar Mark.

Lian melihat kearah atasannya dan atasannya mengganggukkan kepala.

"Terima kasih banyak khun Mark dan terima kasih banyak boss." ujar Lian sambil memberi wai.

Lian segera membuka apronnya, membawa tasnya dan segera berlari pulang. Dia ingin segera memberitahukan Nukuea tentang ini.

"Nukuea." teriak Lian sesegera setelah dia melihat Nukuea yang sedang menjemur beberapa ikan dipasir pantai.

"Hia? Kenapa hia sudah pulang?" tanya Nukuea.

Namun yang dia terima adalah pelukan dari Lian. Membuat mae dan 2 orang wanita disana tersenyum.

"Ayo kita bicara dirumah." ujar Lian mengenggam tangan Nukuea dan membawanya.

"Mae aku pinjam Nukuea nya." teriak Lian.

"Bawalah." teriak mae.

Mereka pun tersenyum.

Nukuea dan Lian pulang kerumah mereka.

"Ada apa hia, hia terlihat sangat bahagia?" tanya Nukuea.

Lian tiba tiba memegang pipi Nukuea dan mencium bibir Nukuea.

"Hia mendapatkan pekerjaan dengan bayaran 40.000 Baht Nu. Jadi mulai sekarang kamu dan mae tidak perlu bekerja lagi." ucap Lian.

Nukuea pun tersenyum.

"Benarkah hia? Puji syukur." ucap Nukuea.

Ketika malam tiba dan ayah Nukuea pulang. Mereka seperti biasa makan malam bersama dan Lian memberitahu mereka tentang pekerjaan Lian yang baru.

"Wah hebat kau, nak. Anak anak pho memang yang terhebat." ucap pho bahagia.

Anak anak?? Pikir Lian.
Lian sebenarnya sangat terharu mendengar ada yang menyebut dia anak, namun jika dia meneteskan airmata sekarang pasti semuanya akan heran.

Lian makan dalam diam, dia berusaha menahan airmatanya. Dia takut menangis. Mendapat berita baik, tapi dia malah menangis.

Mae menyadari Lian yang menjadi pendiam.

"Mae sudah bilang berkali kali, jika mempunyai masalah, katakan. Agar kami tidak usah khawatir dan menebak nebak apa yang terjadi." ucap mae setengah merajuk.

Nukuea dan Lian melihat mae. Mereka tidak mengerti maksud mae.

"Maksud mae apa? Kuea dan Lian tidak menyembunyikan apa apa dari mae." ucap Nukuea bingung.

"Bukan kamu tapi hia mu itu." jawab mae dengan wajah tetap merajuk.

"Maksud mae?" tanya Lian.

"Kenapa dari tadi mae perhatikan kamu hanya diam dan wajahmu itu, nak. Seperti sedang ada masalah. Sebagai mae, mae bisa merasakan kalau anaknya sedang ada masalah, apalagi ini didepan mata mae sendiri." ujar mae sedikit membentak.

"Mae, jangan marahi hia." ucap Nukuea.

Lian terenyuh dengan kata kata mae. Mengapa suara marah mae begitu menyentuh hatinya dan dia menyukai suara itu.

Nukuea melihat kearah Lian.
Dan tiba tiba Lian berdiri.
Nukuea kaget dan menyangka kalau Lian tidak suka dan akan pergi dari sana.

Nukuea memegang tangan Lian

"Hiaa." ucap Nukuea.

Namun Lian menepis tangan Nukuea dan menghampiri mae.
Tiba tiba Lian terduduk depan mae dan memeluk mae sambil menangis. Semua kaget dengan kejadian itu.

"Mae, Lian minta maaf sudah selalu menyusahkan kalian semua. Tapi mae, pho dan Nukuea selalu menyayangi Lian. Terima kasih sudah menganggap Lian anak kalian sendiri. Lian sangat beruntung menemukan Nukuea dan bertemu dengan kalian." ujar Lian terisak.

Mae memeluk erat Lian dan pho mengusap punggung Lian sedang Nukuea hanya ikut menangis.

"Bagaimana kamu tidak jadi anak mae, kamu adalah pasangan hidup Nukuea anak mae dan mae tahu betapa kamu sayang pada Nukuea, mae hanya mengembalikan kasih sayang yang kamu beri pada Nukuea. Jangan menangis lagi,sayang." ujar mae.

Lian melepaskan pelukannya. Mae mengusap airmata Lian.

"Lian janji mae. Kalau Lian akan selalu berusaha untuk membahagiakan mae, pho dan terutama Nukuea." ujar Lian.

"Tapi pho penasaran apakah kalian bisa menikah? Pho sangat ingin melihat Nukuea menikah." ucap pho dengan polosnya.

Semua yang ada disitu terperangah dengan perkataan pho.
Tiba tiba mae tertawa, disusul oleh Nukuea yang tertawa juga dan Lian yang hanya tersenyum malu.

"Kenapa kalian tertawa? Pho ini serius." ujar pho dengan wajah yang seriusnya.

Mae, Nukuea dan Lian tertawa semakin keras meninggalkan pho yang kebingungan.

"Mae, Lian mohon agar mae berhenti bekerja. Lian rasa upah Lian cukup untuk kita berempat."

"Jangan, nak. Biar itu buat kalian berdua saja. Mae sudah bahagia melihat kalian bahagia."

"Tapi mae, Lian juga ingin membahagiakan mae dan Lian juga yakin kalau Nukuea juga ingin melihat mae bahagia." ujar Lian.

"Mulai sekarang Nukuea adalah tanggung jawab Lian. Dan semua yang berhubungan dengan Nukuea juga tanggung jawab Lian." ujar Lian.

Mae terlihat sangat bahagia. Dan Nukuea tersenyum mendengar penuturan Lian pada orangtuanya.

"Apakah kalian akan menikah?" ujar pho dengan wajah serius dan tersenyum.





TBC





8 0 3


Baby Angel (ZeeNunew) 002Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang