~BA 05~

513 40 1
                                    

Sebulan sudah Lian bekerja di tempat siap saji itu. Dan akhirnya Lian mendapatkan bayaran pertamanya. Lian sangat bahagia.

Sepulang dari sana Nukuea dan Lian berbincang di rumah.
Tiba2 Lian menyerahkan amplop bayarannya pada Nukuea.

"Nu, ini untukmu." ucap Lian.

Nukuea terkejut dan menolak amplop itu.

"Tidak phi. Itu uang phi. Pergunakan untuk keperluan phi saja. Kenapa phi memberikannya pada Kuea?"

"Semua keperluan phi sudah Nu penuhi. Apa lagi yang phi perlukan. Phi minta maaf tapi phi ingin tinggal disini bersama Nu, kalau Nu tidak keberatan."

Nukuea terperangah dengan perkataan Lian.

"Kuea sama sekali tidak keberatan tapi disini phi tidak punya kamar dan tempat tidur yang layak. Bukankah lebih baik phi gunakan untuk menyewa tempat yang lebih baik untuk phi?"

"Bersama Nu adalah tempat terbaik buat phi. Dekat dengan Nu membuat phi merasakan kenyamanan yang belum pernah phi rasakan. Tidur dimanapun phi rela asal ada Nu disamping phi. Tolong terima ini Nu. Dan jangan usir phi dari sini." ujar Lian memohon.

Nukuea bingung dengan pernyataan Lian. Apa maksud Lian berkata seperti itu?
Mungkin phi selalu merasa kesepian dan merasa ada teman dengan adanya dia disampingnya, pikir Nukuea.

"Baiklah phi." Nukuea menerima amplop itu dari Lian dan melihat Lian tersenyum dengan sangat bahagia.

"Sekarang selagi masih sore ayo kita jalan2 dan berbelanja." ujar Nukuea dan menarik tangan Lian.

Lian benar2 terlihat bahagia dan berjalan mengikuti Nukuea.

Sampailah mereka di sebuah pusat perbelanjaan.

Nukuea memilih2 pakaian dan kasur.
Lian bingung dengan itu.

"Untuk siapa itu Nu?" tanya Lian.

"Tentu saja buat Phi. Kita beli kasur ini saja bagaimana?" ujar Nukuea sambil menunjuk sebuah kasur busa berukuran kecil.

Lian tersenyum.

"Terserah kamu saja. Apa yang kamu pilih pasti yang terbaik untuk phi." ujar Lian.

Nukuea pun tersipu.

"Phi maaf kami mau kasur ini. Tolong dibungkus." ujar Nukuea pada seorang pelayan wanita.

"Oh. Bukankah ini terlalu kecil untuk kalian berdua?" ucap wanita itu.

"Tidak phi. Ini untuk dia saja." ujar Nukuea.

"Oh maaf saya pikir kalian pasangan. Kalian terlihat sangat cocok satu sama lain." ucap wanita itu.

Bluss...
Tak terasa wajah Lian dan Nukuea memerah mendengar itu.

"Kami hanya berteman phi." ucap Nukuea.

Setelah membeli beberapa barang mereka pun berjalan pulang.
Lian membawa kasur dipundaknya, dan Nukuea membawa tas plastik berisi pakaian.

Namun perjalanan ini terasa sangat tegang. Nukuea dan Lian tidak mengatakan apa2 selama perjalanan.

Setelah sampai dirumah. Mereka segera membereskan tempat itu.

"Phi, tolong Kuea memindahkan kursi ini." ujar Nukuea.

Nukuea memindahkan sofa panjang hingga kasur yang dia pasang dilantai tidak terlihat dan tertutupi oleh kursi itu.

Lumayan nyaman pikir Nukuea.

"Bagaimana menurut phi? Apakah phi akan nyaman? Setidaknya ketika phi tidur akan tertutupi oleh sofa itu." ujar Nukuea.

"Iya terserah Nu saja." ucap Lian.

"Jangan terserah Nu, phi. Phi juga boleh memberikan pendapatnya kalau phi tidak suka." ujar Nukuea.

"Tapi selama ini apapun yang Nu pilih buat phi, phi menyukainya." jawab Lian.

Nukuea pun tersipu.

"Tapi phi juga boleh memberikan pendapat phi, jangan semua teeserah Kuea. Nu tidak akan marah atau kesal jika phi tidak suka yang Kuea pilihkan."

"Tapi benar Nu, apapun yang Nu pilih buat phi semuanya phi suka. Entah kenapa apapun yang Nu pilih phi merasa itu adalah yang terbaik buat phi." ucap Lian tersenyum.

"Baiklah terserah phi saja." ujar Nukuea malu.

.
.
.
.
.

Sementara itu di mansion keluarga Panich.

"Dasar bodoh semuanya. Hanya menangkap 1 orang pun kalian tidak mampu? Makan gaji buta kalian. Sekarang aku tak mau tahu. Cari dan tangkap anak itu. Atau kalian rasakan akibatnya." seru Willie.

Dan semua anak buah Willie pun pamit dan pergi.

"Sayang apa menurutmu dia akan selamat diluar sana? Dia itu bodoh dan tidak tahu apa2. Mungkin saja dia sudah mati kelaparan." ujar Min.

"Jangan bodoh Min. Kalau dia sampai melapor ke polisi habislah kita. Kita harus menangkapnya sebelum dia melaporkan kita." ujar Willie.

"Tapi sudah lebih dari sebulan anak sialan itu pergi dan sepertinya tidak ada masalah. Yang ada sekarang kita semakin bebas di rumah ini." ujar Min.

"Ahhh percuma bicara denganmu."
Ujar Willie.

"Toy, kemari sekarang." teriak Willie.

Dan pria bernama Toy itupun datang.

"Khab khun?"

"Apakah kau sudah tahu siapa yang membebaska bedebah itu dari sini dan bagaimana dia bisa keluar?" tanya Willie.

"Belum Khun. Tapi aku punya kecurigaan terhadap seseorang khun." jawab Toy.

"Siapa?"

"Bibi Jaa." ucap Toy.

"Apa? Mana mungkin dia punya keberanian untuk melakukan itu. Dan pula wanita tua itu bodoh bagaimana dia bisa melepaskan Lian tanpa ketahuan siapapun?" ucap Willie.

"Mungkin khun, tapi jangan lupa hanya dia yang dekat dengan Lian khun." ujar Toy.

'Betul juga' pikir Willie.

"Selidiki terus masalah ini. Siapapun yang melakukannya harus menerima hukumannya." ujar Willie.

Toy pun membungkukkan badannya dan pergi dari situ.
.
.
.



TBC




7 6 7


Baby Angel (ZeeNunew) 002Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang