~BA 23~

850 53 8
                                    

Hari itu sepulang mereka dari Maldives, mereka langsung menemui orang tua Nukuea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari itu sepulang mereka dari Maldives, mereka langsung menemui orang tua Nukuea.

"Maeee, phoo." teriak Nukuea.

Mae dan pho Nukuea terkejut dengan teriakan Nukuea.

"Kuea jangan teriak2, ada apa?" ujar mae.

"Mae lihat." ujar Nukuea sambil menunjukan cincin di jari manisnya.

"Cincin apa itu?" tanya mae polos.

"Hia melamar Kuea, mae." ujar Nukuea sambil melompat2 kecil.

"Apa??" teriak pho.

"Mana pho lihat." ujar pho setengah berlari menghampiri Nukuea dan Nukuea menunjukan cincin itu pada pho.

Mae pun memeluk Nukuea.

Lian berjalan masuk dengan kedua tangannya didalam kantung celananya. Dan tersenyum melihat kelakuan keluarga itu.

"Lian." ujar pho dan memeluk Lian, disusul oleh mae yang memeluk Lian.

Lian balas pelukan pho.

"Akhirnya... Yang pho tunggu2 terjadi juga." ujar pho.

"Yes... Yes.. Yes." seru pho. Tangan pho mengepal dan meninju2 angin.

Nukuea tersenyum melihat kebahagiaan orangtuanya.

"Ayo duduk, duduk." ujar mae menarik lengan Lian.

"Jadi kapan pernikahannya?" tanya pho.

"Kami belum tahu pho. Tapi secepatnya. Kami akan mulai merancang pesta pernikahan kami." ucap Lian.

"Oh baguslah. Apa kalian akan menikah digedung?" tanya pho.

"Tidak, jangan, dipantai saja, bagaimana?" seru mae.

"Tidak bisa, atau lebih baik di sebuah taman di hotel. Tema outdoor?" seru pho.

"Dipantai lebih baik pho. Memakai tenda kecil untuk janji sucinya dan ada kursi2 menghadap laut. Ahh pasti indah." ujar mae.

"Di hotel saja. Lebih simpel juga." ucap pho.

"Pho, mae. Hentikan, biar hia dan aku yang merancangnya. Bagaimana?" seru Nukuea menggoda orangtuanya.

Lian hanya tersenyum bahagia melihatnya. Tak Lian sangka mereka akan sebahagia dan bersemangat seperti ini.

"Pho dan mae jadi tinggal datang saja merestui kami." ujar Nukuea lagi. Dan membuat mae mencebikkan bibirnya.

"Mae, tapi mae harus selalu disamping Nukuea untuk memilih pakaian, bunga, makanan dan yang lainnya. Na?" ujar Nukuea dan mae pun tersenyum kembali.

"Berarti aku menemani Lian, ya kan?" ujar pho bersemangat Melihat pada Lian.

"Tentu saja pho. Pho harus bersama Lian memilih pakaian, cincin dan keperluan lainnya." ucap Lian.

Seminggu kemudian mereka memulai membeli semua keperluan pernikahan.

Mae bersama Nukuea dan pho yang selalu setia menemani Lian.
Walau repot dan stress menghadapi pernikahan namun rasa bahagia melebur semua itu.

"Lian, mae ingin mengundang semua teman2 mae dan pho di phuket, apakah boleh?" tanya mae.

"Tentu saja boleh, mae. Mae boleh mengundang siapapun yang mae mau." jawab Lian.

"Tapi Lian, itu artinya akan memakan lebih banyak uang. Karena kamu tahu sendiri, kebanyakan dari mereka tidak mempunyai biaya untuk pergi ke Bangkok." ujar mae.

"Mae jangan khawatir, Lian akan mengirimkan bus kesana. Mae hitung saja berapa orang yang akan datang." ujar Lian.

Mae pun tersenyum lebar.
Mae dan pho mulai menuliskan nama2 yang akan mereka undang di acara pernikahan Nukuea dan Lian.

3 bulan kemudian

Akhirnya hari yang ditunggu2 pun datang. Tamu berdatangan memenuhi ruangan itu.

Sebuah tempat di taman belakang mansion Lian dan Nukuea.

Pho dan mae menyambut para tamu.
Semua orang datang ketempat itu untuk menyaksikan janji pernikahan Lian dan Nukuea.

Ada Max, Tutor, Tommy, Poppy, Mark dan orang2 dari Phuket.
Mereka semua terlihat ikut bahagia untuk LianKuea.

Tiba2 musik pernikahan pun berkumandang.
Keluarlah dari dalam rumah, sang pengantin, diiringi tepuk tangan dari semua yang hadir.

Lian dan Nukuea bergandengan tangan berjalan menuju altar.

Lian terlihat sangat tampan dengan setelan jas berwarna krem dengan kemeja putih dan celana dengan warna senada.
Sedangkan Nukuea terlihat sangat tampan sekaligus cantik dengan jas berwarna senada dengan Lian.

Sampailah mereka didepan pendeta.
Mereka saling berhadapan dan saling memegang tangan satu sama lain.

"Kita sekarang hadir disini untuk menjadi saksi janji suci antara Lian Panich dan Nukuea Chawarin.
Silahkan mengambil cincin masing2 dan saling mengucapkan janji kalian." ucap pendeta itu.

Pho dan Mark maju kedepan dan menyerahkan kotak cincin pada Lian dan Nukuea.

Lian membuka kotak itu dan mengeluarkan cincin bertuliskan LIAN serta menyematkannya pada jari manis Nukuea.

"Hari ini dengan cincin ini aku Lian Panich memberikan hidupku untukmu, tidak hanya sebagai suamimu, tetapi sebagai temanmu, kekasihmu, dan pendukung terbesarmu. Biarkan aku menjadi bahu tempatmu bersandar dan pendamping hidupmu seumur hidupmu." ucap Lian.

Lalu Nukuea pun menyematkan cincin bertuliskan KUEA pada jari manis Lian.

"Hari ini dengan cincin ini aku Nukuea Chawarin menganggapmu sebagai milikku, mengetahui dan mencintai semua kekuatan dan kekuranganmu, sama seperti aku menawarkan diriku kepadamu sebagai milikmu dengan semua kekuatan dan kekuranganku. Aku akan selalu berada di sini untukmu di saat kamu membutuhkan, seperti aku tahu aku dapat berpaling kepadamu ketika aku membutuhkan tangan untuk membimbingku."

"Dan saya nyatakan kalian suami dan suami, sekarang silahkan mencium pasangan kalian." ujar pendeta itu.

Lian dan Nukuea sama2 mengeluarkan airmata.
Segala rasa berkecambuk dalam hati. Akhirnya pria dihadapannya resmi menjadi miliknya.

Lalu Lian menatap wajah Nukuea dan perlahan mendekati wajah Nukuea dan mencium bibirnya.

"Selamat untuk kalian khun LIAN dan NUKUEA PANICH." ucap pendeta itu dan diiringi oleh suara tepuk tangan semua yang hadir disana.




END





Terima kasih untuk semua yang sudah membaca cerita ini sampai akhir.
Terima kasih terutama untuk yang memberikan vote atau komen.

Semoga kalian mau mengikuti saya dan cerita-cerita saya yang lain.





8 2 2













Baby Angel (ZeeNunew) 002Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang