8. UNGKAPAN SANDY KEPADA GHADIRA

73 11 0
                                    

haii!! trimakasii udah baca ceritaku🖤
jangan bosen yaa!

"Gue ke Toilet bentar," ucap Sandy meminta izin pada Ghadira yang masih sibuk menghabiskan makanannya.

"Iya, Kak."

Setelah kepergian Sandy, seseorang datang dan mendekati Ghadira.

"Kak Ghazwan, kok bisa ada di sini?" Pertanyaan itu lantas Ghadira lontarkan pada laki-laki yang berdiri di hadapannya.

"Iya nih, gue diajak sama temen," ujar Ghazwan, sembari menunjuk ke arah Syahdan dan Ronald yang duduk di meja tak jauh dari mereka. "Kebetulan banget ya kita ketemu di sini," lanjutnya, membuat Ghadira tersenyum.

"Ehm ... Lo ke sini bareng siapa?"

"Aku sama temen aku juga, Kak. Dia lagi di Toilet, nanti kalo Kak Sandy udah dateng aku kenalin ya."

Ghazwan mengangguk setuju. "Gue boleh duduk kan?"

"Boleh dong, Kak."

Selang beberapa waktu, Sandy kembali dari Toilet. Kedatangannya justru membuat Ghadira tersenyum dan tak sabar ingin memperkenalkan kedua laki-laki itu. Sandy menatap tak suka ke arah Ghazwan.

"Dia siapa?" tanya Sandy dengan nada dingin.

"Kenalin Kak, dia kakak kelasku. Namanya Kak Ghazwan."

Dengan sopan Ghazwan pun mengulurkan tangannya berniat untuk mengajak Sandy berkenalan. Namun ternyata, sapaannya itu tak kunjung dibalas oleh Sandy.

"Kak," tegur Ghadira kala melihat Sandy hanya diam tak peduli.

Sandy melirik sinis Ghadira. "Cepet usir dia. Gue paling gak suka kenalan sama orang baru."

Ghadira terbelalak, ia jadi tak enak dengan Ghazwan. Ia sontak berbisik ke telinga Sandy yang kini duduk di sampingnya. "Kak Sandy, gak boleh gitu. Dia orangnya baik, aku yakin deh kalian bisa jadi temen."

"Enggak! Cepet usir dia," perintah Sandy ikut berbisik pula.

Ghadira memasang wajah memelasnya. Mana berani dia menolak perintah Ghazwan, tapi ia juga tak berani untuk mengusir kakak kelasnya itu.

"Ehm ... Kak-"

"Besok kita berangkat bareng ya," ajak Ghazwan percaya diri. Lagi pula Sandy kan hanya temannya Ghadira, jadi tak apa jika ia mengajak perempuan itu untuk ke sekolah bersama.

Sandy yang mendengarnya pun mencoba untuk menahan amarahnya. Kedua tangan Sandy terkepal kuat, serta rahangnya yang sudah mengeras.

Ghadira tersenyum kikuk. "Kita liat besok ya, Kak."

Ghazwan mengangguk. Sorot matanya tiba-tiba terfokus pada wajah Ghadira. "Ehm ... Ghadira bentar ya." Ghazwan mengambil sehelai bulu mata Ghadira yang jatuh di pipi perempuan itu.

Bugh!

Satu bogeman Sandy berikan tepat di ujung bibir Ghazwan hingga mengeluarkan darah. Semua orang yang berada di tempat tersebut sontak berteriak histeris dan sebagian ada yang keluar dari resto itu. Sandy menarik kerah baju Ghazwan dan kembali memukulnya.

Ghazwan tak diberi jeda untuk melawan. Sampai akhirnya Ronald serta Syahdan datang, dan langsung melindungi temannya.

"Kak, udah!" lerai Ghadira mencoba menahan lengan Sandy.

Sandy menoleh pada Ghadira, dan dapat ia lihat kedua mata perempuan itu sudah berkaca-kaca. Sebelum membawa Ghadira pergi, ia memberikan satu peringatan untuk Ghazwan yang membuat Ghadira semakin ketakutan.

𝐊𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐔𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐆𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫𝐚 [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang