Alooo guyss!!
Buat kalian yg masih tetep setia baca cerita ini, thank youuu ya🖤
Zeyeng kalian banyak²Secangkir teh hangat kini telah diseduhkan untuk seorang pelanggan yang belakangan ini sering datang setiap sore di Cafe tersebut. Mata dan jari tangan laki-laki itu terlihat fokus serta bergerak dengan lihainya. Ide-ide yang tiba-tiba saja muncul saat masih berada di gerbang sekolah, mulai ia ketik dengan lancar.
Kini, dirinya sudah berada di akhir cerita. Tinggal mengetik beberapa kata, naskahnya pasti akan selesai. Laki-laki itu menatap langit melalui kaca jendela. Terlihat cahaya orens kini mulai menghiasi langit dengan indahnya.
Satu kata yang terlintas di otak laki-laki itu saat ini. Senja itu, cantik! Menyaksikan senja entah kenapa membuat hati terasa tenang, apalagi jika sambil mendengarkan musik. Lagu yang saat ini sedang banyak di putar banyak orang, terlebih lagi jika dirinya termasuk dalam 'anak senja' pasti akan menyukai lagu tersebut.
Melukis senja-Budi Doremi🎶
Laki-laki itu tersenyum tipis, kala selesai mengetik sajak yang cocok untuk akhiran ceritanya.
"Aku dan kamu seperti Bumantara dan Bentala. Yang Aksa, namun cintanya akan selalu menjadi Ananta."
_Aghazwan C.A_
Setelah hampir dua jam-an lebih Ghazwan berhadapan dengan layar laptop, akhirnya cerita tersebut selesai dan akan ia lanjutkan kembali bab selanjutnya besok. Ghazwan meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa pegal akibat terlalu lama duduk.
"Lo tau penulis Aghazwan C.A gak?" Samar-samar Ghazwan mendengar pembicaraan sekelompok siswi yang masih memakai seragam SMP duduk tak jauh dari tempatnya.
Siswi yang memakai bando biru muda, serta berponi itu mengangguk. "Tau. Yang nulis cerita TPOAN, bukan?"
"Nah bener. Kok dia belum update-update juga ya? Gue udah nungguin banget padahal."
"Ini baru selesai diketik elah," kesal Ghazwan dalam hati.
Dilihatnya teh hangat yang tadi ia pesan ternyata masih ada, ia pun meneguknya beberapa kali agar tidak terbuang sia-sia. Saat ia akan beranjak dari tempat duduknya, terdengar suara azan Maghrib mulai berkumandang. Ghazwan segera membereskan barang-barangnya, dan berniat pergi ke mesjid terdekat seusai membayar minumannya tadi.
Baru beberapa langkah berjalan di area parkiran, tiba-tiba seorang perempuan yang tengah berjalan sambil menatap ponsel itu tak sengaja menabraknya. Ghazwan memperhatikan perempuan tersebut dengan intens.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐔𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐆𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫𝐚 [ END ]
General Fiction"𝐀𝐤𝐮 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐁𝐮𝐦𝐚𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐁𝐞𝐧𝐭𝐚𝐥𝐚. 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐀𝐤𝐬𝐚, 𝐧𝐚𝐦𝐮𝐧 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐀𝐧𝐚𝐧𝐭𝐚." _𝐀𝐠𝐡𝐚𝐳𝐰𝐚𝐧 𝐂.𝐀