QUEEN OF ZAIRENTH : ⁰⁸

9.1K 1.2K 187
                                    

Enemy

°°°

“Ngapain kalian pada disini? Nyari masalah Lo sama gue!?” Bentak Jefri tak terkendali. Tubuhnya berdiri dengan kedua tangan terkepal sisi tubuh, Maniknya menatap tajam dua Rival nya, Terutama kepada Niko yang menatap dirinya penuh ejek.

Sang guru menengahi Keributan kecil yang dimulai oleh Jefri, Dengan memberikan sedikit ancaman kecil yang membuat Jefri menarik nafas panjang dan dengan terpaksa memberi ruang kesabaran Untuk dirinya. Apalagi Sang Rival, Niko, Duduk tepat di samping dirinya.

Senyuman miring tercipta tepat Niko duduk, Memajukan wajahnya dengan tatapan merendahkan kemudian berbisik, “Semuanya, Baru aja dimulai”

Ketika Jefri memalingkan wajah menatap Niko, Cowo itu sudah kembali duduk dengan benar seraya menatap ke papan tulis, siap dengan sebuku tulis kosong dan pulpen hitam.

Sikap santai sang Rival membuat Jefri naik pitam, Terlebih lagi otaknya memproses perkataan Niko barusan. Jefri bukan orang bodoh, Dia adalah Remaja berotak cerdas meskipun buku hitam sekolah hampir dipenuhi dengan namanya dan juga Juan. Ucapan Niko adalah peringatan, Peringatan yang membuat suasana semakin runyam kedepannya.

Niko dan ANTAKA adalah musuh terbesar bagi Jefri.

Tapi, Pada kenyataan nya, Ada musuh yang jauh lebih besar menanti Jefri beserta yang lain.

***

Bel istirahat pertama sudah berbunyi. Setelah guru keluar kelas, Semua Murid berhamburan keluar menuju kantin, Meski ada siswa lainnya Yang pergi ke perpustakaan ataupun ketempat lainnya yang masih berada di lingkungan sekolah.

Kelas 12-C semua murid sudah lah Keluar dari kelas, Menyisakan ketiga remaja dengan satu di antaranya sedang membaringkan kepala di atas meja. Hoodie Nya sudah terlepas saat guru tadi memberinya perintah melepas Hoodie dan memakai almamater sekolah berwarna hitam dengan lambang sekolah di dada kiri, Juga di dada kanan terjerat Papan Nama nya sendiri.

“Ren? Kamu gak ke kantin?”

Seakan lupa dengan permasalahan Tadi pagi yang terjadi, Juan mendekat dan duduk didepan Renjun. Tangan kanannya terulur memanjang, berniat mengelus surai putih si manis tetapi tepisan kasar Juan dapatkan, Renjun lah pelakunya.

Tersenyum kecut, Tangan yang ditepis itu Juan kepalkan menggenggam angin kemudian menaruhnya di sisi tubuh. Maniknya menatap lembut Renjun, “Gak usah sok perduli Lo!” Tukas Renjun Tajam.

Renjun berdecak sebal, Ia bangkit berniat pergi namun tangannya di genggam oleh Hega. “Kamu mau ke kantin? Aku sama Juan temenin, Oke?”

Renjun tersenyum manis, Senyuman yang sudah lama tak mereka lihat. Senyuman yang mampu menghantarkan sengatan hangat di sudut hati kecil keduanya. “Terima Kasih... But, I don't need it

Senyuman manis itu sirna, tergantikan dengan wajah dingin Renjun. Dalam sekali hentak, Genggaman Hega terlepas dan dengan segera Renjun pergi meninggalkan kelas, Berjalan ke arah Kiri yang berlawanan dengan Arah menuju kantin.

Hega menghela nafas panjang, Melirik Juan yang menatap hampa Punggung Renjun yang kini hilang termakan jarak. “Gue nyesel, Ga” Keluh Juan, suaranya terdengar parau dan lemah. Cowo tampan itu menutup matanya sebentar sebelum membukanya dan menatap hega yang tengah menatap dirinya.

Queen of Zairenth || RENJUN HAREM✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang