Chapter 3:Bolpoin

10 3 0
                                    

Haiii

Seperti biasa vote dulu sebelum baca uwokey..

*****
"Topeng nya terlalu tebal hingga tak terlihat lukanya"
.
.

"Velicia" panggil seorang wanita paruh baya.

Velicia menoleh kesamping setelah menutup rapat pintu rumahnya itu.

"Ada apa mah?" tanya Velicia.

"Darimana aja kamu jam segini baru pulang?" tanya Mita, Mama Velicia dengan nada sedikit tinggi.

"Ada urusan sebentar tadi" ucap Velicia.

"Urusan apa lagi, kamu ikut exstra tambahan sastra?" tanya Mita marah.

"Ga ada kaitannya sama sastra mah!" ucap Velicia tegas.

"Mamah gamau tau kamu harus jauhi dunia Satra kamu yang ga penting itu" ucap Mita dengan nada marah.

"Sebenci itu mamah sama dunia sastra?,mah mungkin dunia sastra bagi mamah hanya hal yang biasa atau mungkin ga penting,tapi bagi aku dunia sastra adalah tempat di mana aku mengerti arti ketenangan,kebahagiaan, bahkan kasih sayang ,mamah ga akan tau sekeras apa duniaku, mamah juga ga akan tau gimana kesepiannya aku,apa mamah pernah mikir kalau aku cape sama semesta?." buih bening mulai bermunculan di mata hitam pekat milik gadis itu,tanpa sopan membasahi pipi milik gadis itu.

Mendengar penuturan dari putrinya, Mita langsung pergi meninggalkan Velicia tanpa rasa bersalah,mungkin tidak ada lagi rasa kasih sayang untuk Velicia?

Velicia masih menatap kepergian ibunya dengan rasa sesak di dadanya,biasanya dia tidak akan mengeluarkan air mata namun mengapa kali ini dia tidak bisa membendung air matanya.

Velicia mulai melangkah kan kakinya menuju kamarnya dengan langkah lunglai dan air mata yang terus menerus keluar tanpa hentinya,mungkin orang di luar sana mengira Velicia adalah perempuan yang kuat,galak,keras-kepala.Percayalah mereka salah besar sejujurnya Velicia adalah perempuan yang, perasa,manja, suka menceritakan keluh kesah nya,namun semesta memaksanya untuk dewasa,tidak ada kata rumah yang sebenarnya bagi Velicia semua di dunia hanya kebohongan!,tidak ada yang nyata dalam dunia.

"Ini bukan gue, gue ga selemah ini!" ucap Velicia sambil memandang dirinya yang lemah di kaca,bukan masalah yang kecil yang membuatnya begini namun sudah banyak masalah yang ia hadapi selama ini,tanpa ada rumah yang sebenarnya untuk beristirahat dari kejamnya dunia.

Sejak kecil Velicia tidak pernah merasakan kasih sayang Dari siapapun itu, bahkan orang tuanya sendiri, Velicia selalu merasa dirinya di bedakan oleh Viola kembaranya,namun Velicia sama sekali tidak pernah membenci kembarannya.

Entah bagaimana Velicia akan menemukan kebahagian atau mungkin tidak akan pernah.

*****

Udah kenal sama Velicia sekarang?..

Vote Sebelum lanjut yha..

See you


VELICIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang