Prolog

121K 5.9K 233
                                    

Hai guys👋ketemu lagi sma aku wkwk.
Maaf ya cerita sebelumnya aku delete🥺dan sekarang aku kembali muncul dengan membawa cerita yg em...entahlah hehe.

Intinya moga suka bye.

Happy reading~

_____________________

"Dari mana kamu"ujar dingin dari seorang pria paruh baya yang masih terlihat kekar kepada seorang gadis yang baru saja memasuki rumah, lebih tepatnya mansion.

Gadis itu menghentikan langkahnya lalu menatap pria paruh baya yang sedang duduk disofa dan menatap dirinya dingin.

"Dari rumah temen pah"jawab gadis itu kepada pria paruh baya tadi yang ternyata adalah papanya.

Pria tersebut berdiri dan menghampiri gadis yang berstatus sebagai putrinya itu dan jangan lupa tatapan dinginnya yang begitu menusuk.

"Saya tidak suka dengan kebohongan"ujarnya dingin. Sedangkan gadis itu tersentak kecil saat papanya mengetahui jika dia sedang berbohong.

"Maaf"ujarnya seraya menunduk

"Dari mana"tanya nya lagi

Gadis itu mengambil nafasnya dalam dalam lalu menghembuskan nya dengan perlahan.

"Balapan"cicitnya

"Anak tidak tau diri"desisnya menatap tajam pada gadis itu.

"Saya menyekolahkan kamu untuk belajar bukan balapan!"lanjutnya menaikkan nada bicaranya.

Gadis itu hanya bisa diam dan menerima kemarahan sang papa karna ini memang adalah kesalahannya.

"Seharusnya saya membunuhmu waktu itu"lanjutnya.

Deg

Gadis tersebut langsung mendongakkan kepalanya saat mendengar ucapan itu keluar dari mulut orang yang paling ia cintai melebihkan dirinya sendiri.

"Pah"ujarnya menatap tak percaya.

"Jangan panggil saya dengan panggilan itu, menjijikkan"ujarnya tajam.

"Kenapa papa benci sama aku? Aku salah apa pah?"tanya nya

"Karena kamu istri saya meninggal sia*an"jawabnya dengan tajam sembari mencengkram bahu gadis itu.

"Sa-kit pah hiks"tangis gadis tersebut.

"Gara gara kamu istri saya meninggalkan saya! Jika saja dia tidak memilih melahirkan mu. Dia pasti masih berada disini"

"Saya menyesal mempunyai anak seperti mu!"lanjutnya menghempaskan tubuh gadis itu hingga dia terjatuh.

"Hiks ini juga bukan kemauan alin pah"ujar alin.

Lalu gadis itu berdiri seraya menatap papanya sendu.

"Kalo aja alin bisa milih, alin gak akan mau dilahirkan!"ujarnya

"Papa kira selama ini alin gak sedih?"

"Alin sedih pah! Hiks alin sedih karena sejak lahir alin gak pernah ngerasain kasih sayang mama hiks bahkan ngeliat mama aja alin gak pernah hiks"lanjutnya. Di mansion itu tidak ada satu pun foto mamanya karna disembunyikan oleh papanya, entah kenapa.

Pria tersebut hanya diam sembari menatap datar putrinya itu. Namun tidak bisa dipungkiri jika dihati kecilnya sedikit terenyuh saat mendengar ucapan gadis itu.

"Kalo tau kelahiran alin dengan ngorbanin nyawa mama hiks alin gak akan mau dilahirin pa!"

"Tapi alin bisa apa?hiks saat itu alin cuma seorang bayi yang bahkan belum bisa buka mata"lirihnya

ALIN TRANSMIGRATION {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang