34

24.4K 2K 154
                                    

Tandai typo✓
Happy reading~
________________________________

"Bagaimana"tanya seorang pria setengah paruh baya pada salah satu bawahannya.

"Semua penjaga di setiap tempat sudah berganti menjadi orang kita tuan"jawab bawahannya.

"Bagus"pria itu tersenyum smrik.

Akhirnya rencananya berjalan dengan lancar tanpa diketahui pria tua bangka itu.

"Habisi mereka semua dengan perlahan dan sisakan pria tua bangka itu"

"Baik tuan"

"Oh satu lagi, saat kalian menghabisi mereka, jangan sampai pria tua itu mengetahuinya. Mengerti?"

"Mengerti tuan"

"Pergilah"lalu bawahannya pergi meninggalkannya sendiri.

"Mungkin aku akan menjadi durhaka padamu ayah"gumam aris.

"Dan itu karna kesalahanmu sendirilah"lanjutnya menatap dingin figura adam dan ibunya.

***

Saat ini alin berada di ruang bawah tanah dengan tubuh yang terikat sempurna dikursi yang ia duduki. Tatapannya masih terlihat santai, tidak ada gurat ketakutan terpancar dimatanya. Bahkan gadis cantik itu menguap karna terlalu bosan melihat pria setengah paruh baya yang sedari tadi menatapnya tajam.

"Ck cepetan woi gue ngantuk ini"ujar alin jengah

"Apa kau tidak takut?"tanya aril heran saat melihat gadis itu seperti tidak ada takutnya.

"Ngapain takut? Gue udah pernah ketemu lebih dari iblis kayak kalian kali jadi santuy aja"jawab alin santai

"Kau-

Ceklek

Ucapan aril terpotong saat pintu terbuka dan menampilkan adam serta aris.

Adam berjalan menghampiri alin yang kini memutar bola matanya malas. Sedangkan aril hanya menampilkan wajah datarnya namun tidak dipungkiri, matanya menatap khawatir tubuh alin dan mencari apakah ada luka di tubuh gadis itu. Dan bagusnya, alin tidak mendapatkan luka sama sekali atauu belum.

"Berani sekali kau memutar matamu di depanku"desis adam seraya mencengkram dagu alin.

"Kalo gak di depan, dimana? Di atas? Atau di kolong meja?"ujar alin santai bahkan wajahnya tidak menunjukkan raut kesakitan. Berbeda dengan aris yang mati matian menahan dirinya agar tidak menembak otak pria tua bangka itu.

"Sepertinya kau tidak takut padaku? Baiklah aku akan membuatmu ketakutan gadis kecil"ujar adam sembari menghempaskan wajah alin.

"Aris"adam menadahkan tangannya tanpa menoleh kebelakang. Aris yang mengerti itu pun terdiam sejenak hingga membuat adam menoleh.

"Apa yang kau lakukan? Berikan belati ku"ujar adam keheranan saat sang anak hanya diam.

Aris melirik alin yang mengodenya agar menuruti kemauan adam. dengan terpaksa aris memberikan belati tersebut.

"Lepaskan"titah adam saat aris menggenggam belatinya dengan erat. Kemudian aris melepaskannya.

"Kalian berdua pergilah"lanjutnya

ALIN TRANSMIGRATION {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang