14

36.9K 2.9K 44
                                    

Tandai typo✔️
Happy reading my readers✨

___________________________

Alin dan liam, kini sedang bersantai disofa sembari menonton tv. Mereka berdua telah selesai makan malam dan memutuskan untuk bersantai terlebih dulu.

"Alin"panggil liam menatap alin yang sedang fokus menonton di sampingnya.

"Hm?"alin hanya bergumam.

"Kakak boleh nanya gak?"tanya liam

"Boleh"jawab alin tanpa mengalihkan perhatiannya dari tv.

"Kenapa alin gak punya keluarga?"tanya liam hati hati.

Alin terdiam.

Seketika alin langsung teringat dengan papa nya.

"Kabar papa gimana ya?" Batin alin sedih

"Semoga aja papa bahagia setelah kepergian gue" lanjutnya

"Kalo gak mau cerita gak papa kok. Kalo alin mau berbagi cerita boleh sama kakak"ujar liam saat melihat keterdiaman alin.

"Kakak selalu siap dengerin cerita alin"lanjutnya tersenyum manis seraya mengelus kepala alin.

Alin menundukkan kepalanya sembari memilin jarinya.

"Alin gak tau keluarga alin dimana kak"lirihnya.

Dan sekarang, liam lah yang terdiam.

"Dari kecil alin hidup sendiri di panti, alin gak tau orang tua alin dimana"

"Kata ibu panti alin ditemui di depan gang kak"

"Pfftt" sistem sontak menahan tawanya saat mendengar cerita karangan dari tuannya itu.

"Waktu itu alin masih umur 5 thn dan karna ibu panti kasihan, jadi dia yang bawa alin pulang kerumahnya"

Liam hanya diam dan mendengar setiap curahan hati alin.

Kasihan. Itulah yang cocok untuk alin.

"Alin juga sempat berpikir kalo orang tua alin itu benci sama alin, jadi mereka buang alin dan nelantarin alin gitu aja"

"Hey alin gak boleh ngomong kayak gitu"liam mengangkat wajah alin agar gadis itu mendongak menatapnya, dan terlihat lah wajah menggemaskan alin dengan mata yang telah berkaca kaca.

"Harus dapet piala awards ni akting gue" batin alin kagum

"Gak ada orang tua yang benci sama anaknya sendiri"liam menatap dalam mata alin.

"Ada" batin alin miris

"Bahkan dia berniat untuk melenyapkan anaknya sendiri. Tapi dengan bodohnya, gue gak bisa benci sama papa" lanjutnya tersenyum kecut.

"Gimana rasanya punya orang tua?"tanya alin menatap sendu liam yang kini terdiam seribu bahasa karena pertanyaan alin yang mengandung banyak makna.

Dia tidak tau ingin menjawab apa, dia takut jawaban yang akan ia lontarkan nanti akan menyakiti perasaan gadis ini.

Sedangkan sistem hanya terdiam menatap alin dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Alin pengen punya mama kak"

"Alin juga pengen punya papa yang sayang sama alin hiks"alin mulai terisak. Kali ini dia tidak lah akting, ucapan yang ia lontarkan tadi itu tulus dari hatinya.

Impian alin dari kecil, ingin merasakan keluarga yang harmonis.

Hanya itu.

Kenapa rasanya sulit sekali?

ALIN TRANSMIGRATION {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang