CHAPTER 05

7.6K 657 10
                                    

Christy duduk di atas bangku kayu yang berbentuk bangun ruang huruf a dengan lingkaran di atasnya. Di depannya, terdapat ponsel yang menayangkan video dari aplikasi kanal YouTube tengah ia saksikan, tak lupa juga aroma khas mie instan menyeruak ke indera penciumannya. Christy tengah memakan mie seraya menonton tayangan video dari YouTube.

"Gila, dia cakep banget anjir. Kayak bukan manusia weh." Seketika Christy menolehkan kepalanya ke sebelah kanan saat mendengar hingar-bingar dari beberapa temannya yang sedang berkumpul di base camp.

"Ya elah cakep doang kagak bisa dimilikiin mah buat apa?" sahut Adel yang juga ada di sana bersama Olla dan Lulu.

"Iya bener juga sih, tapi seenggaknya kita bisa lihat ciptaan Tuhan yang begitu sempurna, Del," balas Lulu seraya menggerakkan tangannya asal.

"Ada apaan sih? Mau liat dong," kata Christy lantas ikut melihat layar ponsel Lulu yang ternyata menampilkan postingan seseorang pada media sosial. "Cakep sih, tapi lebih cakep Kak Chika," ujarnya memberi komentar.

Seketika Lulu mendorong tubuh Christy yang semula mencondong pada ponselnya. "Lo itu gak diajak!"

Christy terkekeh pelan seraya menggelengkan kepalanya, lalu kembali mengalihkan perhatiannya pada tayangan kartun botak di depannya. "Nih bocah dua gak gede-gede perasaan, kena guna-guna apa gimana?" Christy menggerutu sembari mengaduk mie menggunakan sumpit di tangannya.

Di tengah asyik-asyiknya bercengkrama satu sama lain, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kedatangan Gita dengan memapah Febi yang tampak babak belur dipenuhi lebam. Sontak, semua orang yang berada di sana pun langsung menghampiri keduanya.

"Lho, kenapa, Kak?"

"Kak Febi kenapa?"

Gita mendudukkan Febi pada bangku, kemudian ikut duduk di sampingnya. "Kak Febi dikeroyok," jawab Gita.

"Hah kok bisa? Dikeroyok sama siapa?" tanya Christy mengeluarkan suaranya. Sedangkan Gita terlihat menggelengkan kepala, lalu melirik ke arah Febi.

"Gue gak kenapa-napa, kalian tenang aja," ujar Febi diiringi ringisan kecil dari mulutnya. Setelah itu, salah satu dari mereka membawakan alat kompres dan mengobati luka di wajah Febi.

"Kita gak bisa diem aja, Kak. Harus bales perbuatan mereka," kata Olla menyahut.

"Iya. Kita cari tau dulu, jangan langsung asal nuduh sembarangan. Jangan sampe kayak yang udah-udah," papar Gita.

"Christy, Olla, tolong kalian anterin Kak Febi pulang ke rumahnya. Gue gak yakin dia bisa selamat kalau bawa motor sendirian," ujar Gita kemudian setelah Febi selesai diobati.

Mendapat perintah langsung dari sang ketua, Christy dan Olla pun lekas menganggukkan kepalanya. Kebetulan juga, malam ini Olla membawa mobilnya. Alhasil, dia berdua bersama Febi di mobil, sementara Christy mengikutinya dari belakang dengan membawa motor Febi.

**

Hari berikutnya.

Sesuai tebakan Christy sebelumnya, sesampainya di sekolah, gerbang utama sudah tertutup sempurna. Ia datang terlambat sepuluh menit dari waktu yang semestinya. Kemudian Christy melepaskan helm full face yang terpasang di kepalanya, dan langsung disambut oleh penjaga sekolah di depan.

"Kenapa kamu terlambat?" tanya pria bertopi hitam yang terlihat menghampiri Christy.

"Karena saya kesiangan," balas Christy apa adanya karena memang seperti itu keadaannya.

Penjaga sekolah yang sudah sangat sering mendapati murid yang satu ini terlambat pun hanya bisa menghela naasnya. Sepertinya teguran dan juga peringatan sudah tak lagi mempan untuk ia berikan. "Ya sudah, cepat masuk. Motor kamu didorong, jangan dinyalakan," ujarnya.

CHRISTY : 1472Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang