CHAPTER 13

7K 609 13
                                    

Hari senin kembali datang, sudah menjadi rutinitas bagi semua siswa mengikuti kegiatan upacara bendera di lapangan sekolah hingga selesai, kendatipun mesti merelakan kepala terkena terik sinar matahari secara langsung pada pagi hari. Tidak apa-apa, terdapat banyak akibat positifnya. Hari ini pula, di SMA Bina Nusantara akan ada pembagian piala atau trofi untuk para pemenang perlombaan antar kelas pada acara sebelumnya.

Suara yang berasal dari microphone di depan kembali terdengar. Terlihat seorang anggota OSIS menyebutkan kelas-kelas mana saja yang menjadi juara. Bermula dari pertandingan olahraga bola voli, futsal, dan basket. Hingga tibalah nama kelas sebelas IPS enam disebut sebagai peraih juara pertama pada pertandingan basket.

"Kapten dari kelas sebelas IPS enam harap maju ke depan,"

"Christy, lo maju sana ngambil piala, kenapa diem aja?" ujar Salkha pada temannya yang tengah berjongkok sembari menghalangi sinar matahari langsung.

"Lo aja deh, Sal, yang ke depan, mager gue." Sahut Christy.

"Yakin? Kak Chika tuh yang ngasih."

Seketika Christy membangunkan dirinya kala mendengar nama Chika disebut Salkha. "Hah---beneran?"

"Itu lo liat aja," kata Salkha menunjuk Chika yang berdiri di depan.

Christy lekas mengikuti arah pandang Salkha, dan benar saja, terdapat Chika di depan. Lantas dia membenarkan dasi, topi, dan seragamnya. Kemudian dengan percaya diri Christy berjalan melewati barisan peserta upacara.

Christy mengembangkan senyumnya. Ia berdiri di samping Jihan yang juga menjadi juara kedua.

"Thank you, Chik." Ucap Jihan setelah Chika memberikan piala dan sertifikat padanya.

Chika tersenyum hangat ke arah teman sekelasnya itu, lalu ia beralih pada sang kapten juara pertama untuk menyerahkan dua benda yang sama.

"Makasih, Kak Chika," kata Christy. Dia menjabat tangan Chika, kemudian menciumnya hingga membuat Chika sendiri terkesiap, karena yang lain tidak ada yang sampai melakukan hal tersebut padanya, terkecuali Christy.

**

Jam pelajaran selanjutnya, di kelas Christy terlihat tengah bersiap melakukan presentasi. Sebelum guru yang akan mengajar datang, mereka yang menjadi kelompok pertama tampil pun terlihat menyiapkan beberapa perangkatnya, seperti; proyektor, laptop, dan perintilan-perintilan lainnya. Sementara di bangku belakang, Christy menyandarkan punggungnya ke belakang dengan hanya menyaksikan keriweuhan teman-temannya tersebut.

"Makan? Udah. Minum? Udah. Sayang Kak Chika? Udah. Disayang balik? Udah juga. Mau ngapain lagi gue, ya?" papar Christy yang entah ditujukan untuk siapa.

Adel yang mendengar setiap kalimat dari mulut Christy menoleh. "Emang iya, La?" ucapnya pada Olla.

"Disayang balik? Kepedean dia, Del," sahut Olla. Terdengar sarkas, tetapi tidak apa-apa agar supaya mengingatkan temannya tersebut.

Seketika Christy melayangkan tatapan tidak sukanya ke arah Olla dan beralih pada Adel. "Apaan sih kalian berdua? Syirik aja," gerutunya.

"Bukan syirik, tapi mending lo pastiin dulu," kata Olla yang langsung dibenarkan Adel. Baru Christy membuka mulut dan hendak kembali mengeluarkan suaranya, tiba-tiba Sheira---teman sekelasnya menghampiri bangku Adel.

"Del, kelompok kita presentasi abis ini," ujar Sheira.

Adel mengangguk acuh tak acuh. "Iya, gue bagian geser slide." Balasnya yang membuat Sheira berdecak. "Geser slide doang?" Tanya Sheira lagi, dibalas anggukan oleh Adel. Sheira tampak geram mendapati tanggapan dari temannya tersebut. Memang, teramat beban kelompok sekali. "Ih, lo tuh ya!"

CHRISTY : 1472Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang