17

398 31 6
                                    

.

Waktu menunjukkan pukul sembilan  pagi. Jeno sudah rapih dan akan menghadap Han Younghyun. Sebagai umpan agar Younghyun tidak mendatangi ruangan yang akan dituju oleh Chan dan Hyunjin.

Kedatangan Jeno yang tanpa undangan itu sontak membuat Younghyun kebingungan. Namun dengan kecerdikan Jeno, sang mertua kakaknya itu mampu terkecoh. Dengan ramah menyambut Jeno dan mempersilahkannya masuk. Meskipun persaingan usaha Younghyun dengan Taeyong terbilang sengit, namun Jeno mampu memberikan tawaran menggiurkan sehingga Younghyun mampu menerima keberadaan Jeno dengan baik.

Dilain tempat, Hyunjin dan Chan berhasil mengendap masuk dengan menjebol pintu yang sudah ditimbun rumput sebelumnya. Katakanlah Hyunjin juga seorang yang teliti di bidang seperti ini.

Didalam, terdengar suara tangisan yang Chan duga adalah suara bu Yang. Dengan tenang, Chan mendahului masuk kedalam dan meninggalkan Hyunjin yang menjaga dari belakang.

Dan benar saja apa yang dia fikir. Suara itu berasal dari sosok yang pernah bertemu dengannya sekali. Bu Yang.

Tak terlihat sama sekali ada yang menjaga, Chan segera mendekat. Namun ternyata, dugaannya salah. Terdapat banyak cctv disudut ruangan yang memungkinkan keberadaannya di sadari.

Benar saja, baru selesai Chan melepas ikatan tali di tangan dan kaki bu Yang, Chan digeruduk oleh bawahan Younghyun.

"Jin, bawa pergi dulu bu Yang ke Minho. Biar aku yang menangani mereka disini." ucap Chan gegabah.

"JANGAN GILA." bentak Hyunjin.

"Tidak ada waktu untuk berdebat Jin. Bawa Bu Yang pergi."

Mendengar perintah itu, Hyunjin segera menarik tangan bu Yang dan menaiki tangga menuju pintu awal masuk.

Tak disangka disana pun sudah ditunggu beberapa anak buah Younghyun.

bak buk bak buk

Suara hantaman kaki dan tangan beradu. Bukan Hyunjin, melainkan perkelahian anak buah Minho yang lain. Minho datang disaat tepat. Segera meraih tangan Bu Yang, dan membawanya masuk ke mobil. Sementara Hyunjin turun lagi ke basemen untuk membantu Chan.

"Mau apa kau kembali kesini?"

Hyunjin menunjukan smirknya. Mengakui kalau laean bicaranya ini sungguh hebat karna mampu mengalahkan musuhnya sendirian bahkan dalam waktu yang singkat.

Tak salah jika Minho memang memepercayai Chan sebagai kaki tangan nya.

Tak lupa Jeno, juga sudah berada satu mobil dengan Minho. Keadaannya juga sangat baik. Ilmu bela diri yang dia pelajari sungguh berguna untuk hal genting seperti ini.

"Bagaimana Younghyun?" tanya Minho.

"Terikat dengan rapih kakakku." cengirnya.

Bu Yang yang masih belum mengerti tujuannya dibawa pergi itu, hanya menatap sejenak. Menunggu orang-orang itu menjelaskannya.

"Bu Yang, apa anda mengingat saya?" tanya Chan membuka suara.

"Kau yang sempat menolongku saat lift hotel pasific mati bukan?"

Wanita itu mengira-ira dengan  seksama. Dan Chan menganggukinya.

"Iya benar. Saya bekerja dengan pak Minho dan Pak Jeno, anak dari pak Taeyong. Anda pasti mengenalnya. Dan untuk hal lebih lanjut, akan dijelaskan oleh Pak Minho sendiri."

Selesai Chan berucap, Minho mengambil nafas untuk memulai pembicarannya.

"Jadi, anak anda meminta tolong pada saya untuk menjemput anda kembali. Saya tidak sangka Han Younghyun mampu melakukan hal menyedihkan ini. Seorang pengecut yang tidak bisa bermain dengan sportif. Saya menyesalkan kejadian yang barusaja menimpa anda bu Yang. Maafkan mertua saya karna berlaku seperti itu. Saya akan pastikan, dia dihukum sesuai peradilan yang berlaku."

"Kau mengenal anakku?"

"Pernah bertemu saat pesta pernikahan saya, dan juga dia sekarang sedang bwrada bersama orang yang saya kasihi. Jujur saja, bisa dibilang dia menyandera anak Younghyun di villa nya. Dengan begitu, anda bisa diselamatkan dengan jaminan Jisung. Tapi rupanya, Jeongin tau kalau Jisung sudah tidak ada artinya untuk Younghyun. Maka dari itu, dia mengubah targetnya menjadi saya."

"Jadi, saya akan dibawa kemana?"

"Jelas akan bertemu dengan anak anda, agar saya bisa membawa pulang kekasih saya."

Setelah itu, pembicaraan mereka terkunci. Mobil besar itu tetiba sunyi. Tanpa ada suara apapun. Selama perjalanan pun, mereka masih berdiam dalam fikiran masing-masing.

.

Tak terlalu jauh lagi, tujuan mereka sampai. Minho menyiapkan dirinya dan menyusun kalimat yang sekiranya mampu membuat Jisungnya kembali.

Dan saat itu tiba, mobil terparkir dengan pelan diatas lahan pasir pantai. Semua turun dan menuju villa yang dimaksudkan Jeongin.

Didalam sana, terlihat Han Jisung dengan setelan kaos dan celana panjang terlihat juga menunggu seseorang datang.

Tak bohong, raut wajah Jisung merona saat Minho datang berlari dan langsung memeluknya.

"Kau mencariku?" bisik Jisung.

"Tentu." angguk Minho. "Ayo pulang."

Jisung melepas pelukan mereka. Mengulurkan tangan kanannya untuk meraih tangan Minho yang terlihat lebih besar dari tangannya.

Genggaman erat tangan Minho pun Jisung rasakan.

"Hah, tanganmu bahkan lebih besar daripada aset tertutupmu itu."

Mendengar ejekan itu, Minho segera melepas genggaman tangan mereka dan berdiri tepat didepan Jisung sehingga Jisung berhenti mendadak.

"Iya. Memang segela milikmu lebih besar. Aku akui. Dan aku menyukainya."

Minho berjalan meninggalkan Jisung yang masih tak sangka akan mendengar ucapan itu dari mulut kotor pasangannya.

Kini, keduanya meninggalkan pantai terlebih dahulu. Chan, Jeno dan Hyunjin mengurus sisa pembicaraan di villa bersama bu Yang dan Jeongin.

Dengan adanya kejadian ini, Jeno berkesempatan mendapatkan seperempat saham dari milik bu Yang. Dan itu akan menjadi atas namanya sendiri. Saham milik Lee Jeno sendiri.

Jangan tanya bagian Minho, karna Minho tak pernah mengharap apapun dari perusahaan pasific yang bergerak di bidang elektro terbesar di negara itu.

.


"Hei Han Jisung, apa kau sudah jatuh cinta padaku?" tanya Minho secara berbisik ke telinga lelaki yang sudah tertidur.

.










aaaaaa maaf ini keloncat2 jauh ceritanya. tapi bagaimanapun, aku akan berusaha menamatkan cerita ini. kalian masih mau baca ngga 😭

darĸѕιde || jιĸnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang