14

428 60 1
                                    

.

Satu minggu berlalu dan selalu monoton. Yang Jisung liat hanyalah Minho dengan Hyunjin, atau Minho dengan Chan. Hyunjin pun terlihat biasa ketika Minho menghampiri Chan. Jisung tak sampai pada pemikiran mereka bertiga. Tapi dengan itu, membuat Jisung tegas pada pendiriannya nanti.

Hari ini, Jisung sudah berpakaian rapi. Tidak formal. Maah terlihat santai dengan kaos dan jaketnya. Menghampiri Minho yang saat ini sedang menyantap sarapannya sendirian.

"Minho" panggilnya.

Minho menoleh ke arah depannya. Menunggu sang pemanggil meneruskan kalimatnya karna Minho tak bisa menjawab dengan mulut penuh.

"Boleh minta waktumu sehari ini?"

Sungguh, seminggu ini bahkan Jisung tak pernah mengganggu Minho sedikitpun. Mengajaknya berbicara pun tidak. Tapi sekarang, dia beranikan diri meminta waktu sang suami.

Dahi Minho mengernyit heran.

"Ah, maaf kalo mengganggu. Tapi setidaknya setengah hari, atau seperempatnya, atau berapa jam pun tak apa. Terserahmu asal kau bisa menyempatkan waktumu."

Minho melihat jemari Jisung yang tak tenang. Hatinya agak tersentuh.

"Hm. Nanti sore setelah aku menemani Hyunjin ya." jawabnya.

Minho bergegas meninggalkan sisa makannya dan beranjak kembali ke kamar. Nafas berat yang terlepas dari Jisung bahkan bisa didengar orleh maid yang membersihkan sisa sarapan Minho.

Maid disana pun kadang bergosip menyayangkan perilaku Minho yang tidak peduli dengan Jisung. Tapi apa boleh buat.

.

Minho setengah hari ini menemani Hyunjin di kamar, karna memang Hyunjin agak tidak sehat dari semalam. Tapi tak lupa akan janjinya, Minho pamit ada Hyunjin dan akan segera kembali secepatnya.

Hyunjin tersenyum dengan pilihan kekasihnya itu, setidaknya dia masih menyempatkan waktu untuk orang yang paling berhak atas waktunya.

.

Jisung menunggu dudepan rumah. Melihat Minho dengan setelan baju yang santai sama seperti yang diapakainya.

Jisung dengan senang hati membuka pintu mobil untuk Minho.

"Aku yng menyetir." Katanya.

Minho masuk mobil dengan tenang dan menunggu Jisung masuk lewt pintu kemudi.

Hari ini, Jisung hanya ingin menikmti waktu berdua dengan suaminya.

"Mau kemana?" tanya Minho.

"Taman bermain."

"Cih. Kita bukan anak kecil."

"Aku yang masih seperti anak kecil. Maaf jika nanti kau tak suka. Tapi aku hanya memintamu sekali ini saja untuk menemaniku."

Minho hanya memalingkan wajahnya ke arah luar jendela. Menatap jalanan yang rasanya sedikit pilu. Eh. Bukan jalanan yang terasa pilu. Tapi hatinya. Tak tenang. Segera dia mengambil ponselnya dan mendial sebuah nomor.

"Jin? Kau tak apa kan?" ......
"Tak, aku hanya tiba-tiba khawatir" ....
"Oke. Istirahat dulu,  jangan banyak bergerak." ..

Jisung menepikan mobilnya. Tadinya Minho sempat bingung, tapi netranya melihat sekeliling. Ternyata memang sudah sampai tujuan. Jisung keluar terlebih dulu lalu membuka pintu untuk Minho. Manis - begitu batin Minho.

Mereka berjalan menuju loket masuk dan segera melepas penat melihat berbagai wahana yang ada.

Wajah Minho juga sudah terlihat ramah. Senyum mengembang di bibirnya ketika melihat suami kecilnya itu merengek bermain dari satu wahana ke wahana lainnya.

Bahkan mereka sempat mengabadikan kesenangan itu dalam kameranya.

"Ji, udah 4 jam. Kita pulang ya." Ajak Minho.

Wajah Jisung yang tadinya secerah mentari menjadi redup seperti senja. Benar-benar langsung hilang kesenangannya.

"Apa tak bisa sampai matahari terbenam?" negonya.

"Aku janji pada Hyunjin hanya sebentar."

Mendengar itu, Jisung mengangguk langsung berjalan mendahului Minho. Tak ada lagi keramahan dala. diri Jisung. Tidak ada Jisung yang membukakan pintu untuk Minho lagi.  Jisung langsung masuk dan menunggu Minho di kursi kemudinya.

Laju mobil juga sudah tak menentu. Sebentar cepat, sebentar lambat. Minho menyadarinya dan ingin marah. Tapi sirot mata Jisung membuatnya urung.

Minho tau. Jisung sangat kecewa hari ini. Dan dia hanya bisa terdiam.

.

Hanjisung
(1/2)

Hanjisung(1/2)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(2/2)

Hanjisung Terima kasih untuk waktu yang sekedarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanjisung
Terima kasih untuk waktu yang sekedarnya. Terima kasih untuk rasa yang luar biasa. Dan semoga bahagia!

.

Malam ini, Jisung meninggalkan rumah dengan perasaan yang lega.

darĸѕιde || jιĸnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang