.
Hari H Pernikahan.
Para tamu undangan dari kedua belah pihak sudah ramai menunggu kedatangan calon pasangan. Sebagian tamu riuh membicarakan pengantin, sebagian lagi membicarakan bisnis dan saling mengenalkan para keluarga.
Memang acaranya terlihat sangat anggun dengan suasana sedikit gelap dan selebihnya sudah diatur ulang oleh Jisung. Jadi lebih menarik ketimbang selera Minho yang seperti prosesi pemakaman.
"Selamat malam para tamu undangan, Saya adalah MC malam ini, dan sebelum acara dimulai kami akan mempersilahkan calon pengantin kita yaitu Han Jisung dan Lee Minho."
Tepuk tangan serempak terdengar seiring pintu besar itu terbuka.
Menampakkan Jisung dengan setelan Tuxedo hitam yang gagah didampingi Hyunjin dan disampingnya ada Minho yang duduk di kursi roda dengan didorong oleh adiknya.
anggap aja gitu, aku gaberani potong poto karna punya fs :(
Senyum Minho merekah meski dalam hatinya tak seirama. Semua ini dia lakukan untuk terbebas dari jeruji keluarganya.
Setelah memasuki gedung, Jeno memberikan alih kursi roda Minho ke Jisung. Dengan terpaksa pun Jisung menerima. Jisung mendorong dengan sedikit emosi. Minho tau itu.
Namun Jisung juga sedang berusaha menyembunyikan segala kemarahannya karna tak ingin mengacaukan semua disini.
Prosesi itu, secara terpaksa telah berlangsung sesuai rencana.
Kini, Minho dan Jisung resmi menjadi sepasang kekasih.
"Jisung, selamat atas pernikahanmu. Kali ini, aku tak harus mengikutimu lagi kan?" sapa Hyunjin ketika menghadap sahabatnya itu.
"Apa-apaan. Kau akan tetap disini bersamaku." kesal Jisung.
"Aku tidak bisa Jisung. Maaf. Aku sidah tidak sanggup bersamamu lebih dari ini. Kau sudah memiliki pendamping sekarang. Aku pergi."
Terakhir kali, Hyunjin menyorot sendu ke manik Minho.
Dengan tergesa, Chan mengikuti Hyunjin yang meninggalkan gedung.
"Hyunjin!" serunya.
Langkah kaki yang dipanggil berhenti tapi tidak membalikkan badannya.
"Aku tau perasaanmu. Tapi apa kau akan menyerah begitu saja?"
"Bukankah kau lihat sendiri? Minho sudah milik orang lain secara sah. Aku tidak bisa menuntut apapun. Aku akan tetap pergi. Aku titipkan Minho dan Jisung padamu."
Hyunjin kembali melangkahkan kakinya menjauh.
Yang didalam gedung,
"Bedebah! Karna kau aku kehilangan sahabatku satu-satunya! Apa kau belum puas merenggut apapun yang ku punya?"
CTAK.
BUGH
Roda kursi Minho ditendang oleh Jisung membuat Minho tergelincir dan terjatuh dari panggung kecil itu.
Hanya saja masih beruntung karna tak sengaja ada seseorang yang menahanannya.
"Apa kau tak apa?" tanya nya.
Minho hanya mengangguk.
"Ah. Aku Yang Jeongin. Aku, anak salah satu kolega ayahmu. Senang berjumpa denganmu."
Jeongin mengulurkan tangannya dan disambut baik oleh Minho.
Jisung, sedikit merasa aneh menatap senyum mengembang itu. Seperti ada yang salah dalam dirinya saat menatap bibir itu terangkat lebar.
"Shit. Apa yang kupikirkan!"
Jisung tanpa kata meninggalkan Minho dan Jeongin yang masih saling pandang.
"Untuk apa dia senyum selebar itu. Cih."
Sepanjang pelariannya, Jisung selalu mengumpati Minho, terlebih tentang senyum Minho itu.
.
.
Karna notif ini daei kemarin keluar, jadi aku up deh...
maaf kalo ada typo. aku ngga cek. lagi soalnya..