TW//Drugs
• • • 🔹🥘🔹 • • •
"Kemana aja Kak?" Suara Seoho begitu dingin. "Katanya mau balik secepatnya. Aku nungguin kayak orang bego. Taunya malah pulang kesini. Udah mau jam makan siang pula."
Seokjin menyandar ke dinding. Kepayahan. Susah payah membuka sepatunya.
Diusapnya wajahnya yang berkeringat. "Babe, please jangan sekarang."
"Oh gitu? Kenapa? Kak Seokjin capek? Katanya meeting, kok bisa sampe lemes gitu?"
"Seoho..." Seokjin terhuyung masuk ke apartemennya. Badannya serasa melayang.
"Did you have sex with that Hyuna bitch? That's why you're this tired. Beres sama aku langsung ke yang lain gitu?"
"Demi Tuhan..." Seokjin melemparkan jaketnya ke lantai. "Gue nggak sama siapa-siapa. Apalagi sama Hyuna. Gue bukan lu. I'm not into girls! Berapa kali gue harus bilang?"
"Kurang ajar."
"Lu yang kurang ajar. Kebangetan banget sih cemburuannya sampe nggak liat situasi!" Seokjin memijat dahinya. "Pacar pulang kepayahan gini tuh dibaik-baikin dulu kek, ini langsung dituduh-tuduh."
"Ya aku marah. Emang aku one night stand, langsung ditinggal gitu aja?"
"Dan gue juga berhak marah karena lu tau resiko gue ambil proyek ini." Seokjin menunjuk Seoho. "Gue udah bilang gue nggak akan punya pilihan, Hyuna minta gue datang, gue harus datang."
"Ya, aku nggak tau itu termasuk party sampe mabok jam 3 pagi."
"Makanya kalau memutuskan sesuatu dipikir duluuu. Gue udah mencoba mengakomodasi betapa cemburuannya lu ini dengan mau nolak aja proyeknya. Lu yang maksaaa."
"Aku cuma pengen kak Seokjin bisa naik pangkat."
"Percuma kalau dalam prosesnya berantem melulu gara-gara lu posesif begini. Naik pangkat iya, serangan jantung juga iya."
"Aku nggak sebegitunya."
"Yeah right." Seokjin mencibir. "Nggak sebegitunya dari mana. Coba ulang lagi tadi semua yang lu omongin."
"Kenapa kak Seokjin mendadak cerewet banget sih?"
"Bodo amat. Kesel gue. Coba ulangin pokoknya." Seokjin terduduk karena kakinya mendadak lemas. "GOD! Gue kenapa sih ya Tuhaaan?! Minum nggak, apa nggak. ARGH!!!" Ia mencengkeram kepalanya yang mendadak terasa mau pecah.
"Kak seokjin nggak minum?" Seoho mendadak lebih tenang.
"Apa? Mau nuduh gue bohong lagi?" Seokjin masih menyentak. "Gue kesana beneran mau meeting. Ditawarin bir aja, gue tolak."
Seoho mendekat, terlihat khawatir. Hidungnya mengernyit. "Disana ada yang ngedrugs?"
"Kalau ada, gue langsung pulang. Nggak ada. Cuma pada ngerokok doank."
Pelan-pelan Seoho mendekatkan wajahnya ke leher Seokjin. "Kak Seokjin makan sesuatu?"
"Iya. Gue ditawarin brownies... E-enak sih, gue makan sampe tiga potong." Seokjin memijat lagi kepalanya. "Terus gue nggak ingat apa-apa lagi. Bangun-bangun udah siang."
Bibir Seoho terkatup rapat. Sudut bibirnya mulai gemetar. Tapi ternyata ia menahan tawa.
"Apaan lagi? Udah tadi marah-marahin sekarang malah ngetawain." Seokjin makin kesal.
Seoho tersenyum jahil. "Kak Seokjin lapar nggak?"
Seokjin terdiam. Lalu pelan-pelan mengangguk. "Iya..." Ia merengek "Banget..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinner Days [COMPLETED]
Romance⚠️ 21+ 🔞🌚 Underage jangan baca ⚠️ Tidak ada bento. Seokjin dan Seoho terlalu sibuk sampai hanya bisa bertemu saat makan malam. Tetap, orang bilang mereka couple goals. Seokjin dan Seoho juga merasa demikian. Bersama satu sama lain, benar-benar han...