Seokjin memaki dalam hati. Mematikan ponselnya yang bergetar lagi. Entah buat keberapa kali.
Nomer yang sama, yang tidak ia kenal.
Mengganggu saja. Padahal Seokjin juga sedang pusing.
Belum pernah semangat tim turun sebegini drastis. Ya gimana nggak males kerja kalau desainnya diubah terus hampir setiap hari.
Penjelasan Yoongi dan Jimin tentang perubahan desain malam ini juga begitu ogah-ogahan.
Sementara Seokjin cuma bisa menjual janji, kalau ia akan membujuk klien kalau perubahan yang mereka ingin nggak mungkin selesai malam ini.
Ia menunduk. Nggak enak ditatap belasan pasang mata yang penuh ketidakpercayaan.
"MEETING DISMISSED!' Tiba-tiba Yoongi menjerit. "Kembali ke meja masing-masing. Semakin cepat semakin baik. Do it fast, do it right!"
"Siap komandan!" Jimin menyahut tertawa-tawa dan memberi hormat.
Ketegangan mencair. Semua kembali ke meja kerja dengan sedikit semangat ekstra.
Kecuali Seokjin. Yang berdiri sendirian di ruang meeting memandangi layar ponselnya yang bergetar lagi.
Ia naik pitam. Menarik napas panjang sebelum menekan tombol hijau, siap-siap menumpahkan segala sumpah serapah ke si penelepon tidak tahu diri.
Belum sempat Seokjin meluncurkan rentetan makian yang sudah di ujung lidah, justru teriakan panik yang menghantam telinganya lebih dulu.
"KAK SEOKJIN!"
"KAK, INI GEONHAK! SEOHO ILANG KAK!!!"
• • • 🔹🥘🔹• • •
"Kak Seokjin kok kayak biasa aja sih Seoho ilang?" Geonhak membentak Seokjin dengan nada kasar.
Supir taksi mengintip kedua penumpangnya dari spion dengan tatapan khawatir.
"Bagian mana dari aku kasih tau dia demam tinggi sampai hampir pingsan kemaren yang bikin kak Seokjin nggak khawatir sama sekali?"
"Hak, lu denger ya. Kalau gue nggak khawatir, gue nggak akan ikut lu nyari dia sampe ke gym, nelponin temen-temen basket dan sepak bolanya, sampe jam segini ke kampus? Ngapain coba?!" Seokjin membalas nggak kalah sengit.
"Seoho bilang dia mau bantuin fashion show Dongju lagi. Anak jurusan desain fashion jam segini biasanya masih pada di kampus."
"Pas di telpon aja Dongjunya udah bilang terakhir ketemu Seoho tiga hari lalu." Seokjin memijat dahinya. "Ini tim gue lagi lembur. Lu pikir apa kata mereka soal gue, tim leader mereka, malah pulang duluan?"
Geonhak sama sekali tidak mempedulikan keluhan Seokjin.
"Kak Seokjin terakhir kontak sama Seoho kapan? Aku sempetin pulang pas jam makan siang tadi. tapi dia nggak ada di apartemen. Chat aku sempat masuk, tapi nggak dibaca. Terus handphonenya sekarang mati."
Seokjin mendadak terdiam. Iya. Kapan ia terakhir mengontak Seoho?
Cepat-cepat dibukanya ponselnya. Tanda 47 pesan di nama Seoho. Keringat dingin langsung membayang.
Seokjin beringsut menjauh dari Geonhak, bersandar di pintu mobil berusaha menutupi layar ponselnya dari tatapan Geonhak.
Melihat ukuran tangan Geonhak saja, nyali Seokjin langsung ciut. Kalau sampai Geonhak tau Seokjin nggak membuka chat dari Seoho sejak kemaren malam, bisa-bisa Seokjin melayang keluar jendela.
"Terakhir jam 1 siang. Dia bilang mau ketemu orang yang bantuin tugas kuliahnya."
"Udah?"
"Udah. Gitu doank."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinner Days [COMPLETED]
Romansa⚠️ 21+ 🔞🌚 Underage jangan baca ⚠️ Tidak ada bento. Seokjin dan Seoho terlalu sibuk sampai hanya bisa bertemu saat makan malam. Tetap, orang bilang mereka couple goals. Seokjin dan Seoho juga merasa demikian. Bersama satu sama lain, benar-benar han...