Bonus. Yoongi x Geonhak

76 4 1
                                    

"Koper terakhir!"

Teriakan dari arah pintu depan itu nggak membuat lamunan Geonhak terhenti.

Satu tangan di sakunya, sementara tangan lainnya memegang cangkir kopi yang diteguknya perlahan. Matanya lekat menatap meja kerja dengan dua monitor layar melengkung dan tower PC berwarna-warni neon.

"Ngeliatin apa?" Yoongi berdiri di hadapannya, bersandar ke kusen pintu yang sama dengan Geonhak.

"Rumah sepi nggak ada Seoho." Geonhak meneguk lagi kopinya.

"Emang rame ya dia orangnya."

"Kayak anak kecil kurang perhatian." Geonhak tersenyum. "Ada aja yang dikomentarin. Atau efek suara kalau dia ngelakuin sesuatu pas lagi happy. Atau waktu dia nyanyi-nyanyi..." Geonhak menggeleng-gelengkan kepalanya kencang-kencang. "Kenapa aku malah kayak patah hati begini?"

Yoongi tertawa. "Wajar sih. Lu sama dia deket banget kan?"

"Sebenarnya ini bukan pertama kalinya dia nggak ada disini. Dia juga sering nginep di luar. Tapi aneh aja rasanya, kali ini, dia beneran keluar dan nggak akan balik lagi kesini."

"Kan gantinya ada gue disini." Yoongi menyilangkan tangannya di dada, memberi senyum miring pada Geonhak penuh arti.

Geonhak tertawa, wajahnya merona. "Kak Yoongi sih hening, banyakan diem."

"Gue bisa ribut kalau mau. Lu tau gimana caranya bikin gue berisik."

Geonhak tertawa lagi. Tapi langsung terhenti waktu ia melirik lagi ke dalam kamar Seoho. "Deja vu ya kak?"

Yoongi ikut melirik ke dalam, lalu menggumam mengiyakan.

Lalu keduanya terdiam. Terbawa ke kenangan yang jadi awal semuanya.

• • • 🔹🥘🔹 • • •

Beberapa bulan sebelumnya:

Suara pintu kamar Seoho terdengar menceklik menutup. Disusul sayup dua orang pria mengobrol dari dalamnya.

"Gue capek. Physically and mentally." Yoongi membaringkan kepalanya di meja makan. Pipinya menggembung mengunyah pajeon yang masih menumpuk di piring di depannya. "Ini enak." Ia menggumam lagi. Mencomot selembar pajeon lagi lalu menjejalkannya ke mulutnya.

"Bir lagi, kak?" Geonhak menawarkan.

"Nggak. Kebanyakan minum bir cuma bikin gue kembung dan banyak pipis."

"Disini ada toilet, kok."

Yoongi meringis. "Tau gue juga. Males aja."

Geonhak duduk di meja makan, ikut mencomot pajeon yang mulai dingin. Ia menghela napas panjang. "Aku nggak nyangka se-messed up ini hubungan mereka."

"Seokjin tuh AE yang bagus. Gue nggak nyangka sejelek ini komunikasi dia sama pacarnya sendiri." Yoongi ikut menghela napas.

"Nope. Aku percaya Seoho emang sengaja nutup-nutupin semuanya." Geonhak bertelekan dagu di tangannya.

"He's quite a player ya. Haaah. Seokjin selalu lemah sama tipe badboy." Yoongi terkekeh, mengacak-ngacak rambutnya. "Harusnya dia belajar dari mantannya, abis-abisan juga dulu dia dibohongin."

"Tapi siapa sih Kak yang mau blak-blakan ngomongin mantan dan sex life dulu sama pacar?"

"Gue." Yoong menjawab acuh

"Serius?"

"Yep. Gue paling males kalau udah keburu pake hati terus ada keributan begini. Mending jujur dari awal, kalau dia nggak suka ya nggak perlu lanjut."

Dinner Days [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang