HELLO BANH!!!
WELCOME BACK!!!
KANGEN NGGA SAMA KITA??
JANGAN LUPA VOTE&COMENT YA!!!
HAPPY READING....
.
.
."Berasa udah sakitnya?"
_____________________________________
"Uf, Devan kemana? Kok ngga keliatan dari tadi. Hp nya juga ngga bisa dihubungin," tanya Damara pada Rouf."Devan lagi sakit dirumah, Ra," jawab Rouf.
"Hah sakit apa? Perasaan kemaren baik baik aja pas nganter gue pulang," tanya Damara lagi.
"Katanya sih kepalanya sakit, ngga tau gue. Paling pusing mikirin acara osis," jawab Rouf singkat.
"Semoga ngga kenapa kenapa deh, apa nanti gue jenguk aja ya. Sekalian beliin obat," bisik Damara dalam lamunan nya.
"Mara!?" panggil Rayyan.
"Lo kenapa, Ra, ngelamun terus?" tanya Rayyan.
"Oh ngga-papa kok," dengan gugup Damara menjawab.
Rayyan memberikan sebotol minuman dingin dan duduk di sebelah Damara. Melihat Damara memakai scrunchies yang ia berikan, membuat Rayyan tersenyum lebar dan salah tingkah. Rea yang memperhatikan mereka berdua sedari mereka baru sampai mulai merasakan ada aura fall in love di markas itu.
"By the way kalian sebagai geng suka ikut balapan atau tawuran gitu ngga sih?" tanya Feeza tiba-tiba.
"Ikut," jawab Nizar.
Damara nampak sedikit terkejut, dia kira geng yang diikuti Devan hanya perkumpulan remaja biasa rupanya ada hal dibalik itu. Namun, tidak heran juga anak muda zaman sekarang rata-rata meluapkan emosi mereka dengan ikut balapan atau tawuran.
"Tapi bukan balapan dan tawuran yang bermaksud buruk, kadang kita balapan untuk bertemu dengan teman jauh dan berbeda geng, merayakan hari jadi, dan sekedar senang-senang. Tawuran juga hanya kadang-kadang, kalo ada yang memancing dan kita terpaksa melakukannya," jelas Rayyan yang biasanya diam dengan panjang lebar.
"Kecuali kalo Xativic yang memulai, kita nggak bisa tinggal diam," tukas Arfan.
"Kalian musuhan?" tanya Damara.
"Musuh bebuyutan malah, Ra. Lu inget kan yang gue pernah dijadiin sandera sama mereka karena gue deket sama nizar. 2 hari 1 malem bayangin di sekap di tempat gelap sendirian sama orang orang yang gue ngga kenal," timpal Rea tiba-tiba.
"Dan gue juga pernah hampir di celakain sama mereka cuma karena mereka pengen Rouf ikut balapan, dan gue dijadiin hadiahnya," tukas Adriel yang juga pernah mengalami kejadian buruk itu.
"Ya maka dari itu kita musuhan, dan mungkin itu alasan Devan ngga mau lo terlibat dan masuk ke dalam lingkup geng ini Ra, karena dia takut lo disakitin sama member Xativic," jelas Rouf pada Damara yang diam menatap lantai, sepertinya dia sedang memikirkan ternyata ini pelarian Devan selama 5 tahun belakangan.
"Kalian sering kumpul kumpul gini?" giliran Damara yang bertanya.
"Ya sering apalagi kalau banyak waktu luang, markas ini adalah tempat terbaik kalo kita mau menghabiskan waktu, " jawab Arfan.
"Apalagi Devan, hampir setiap hari kesini entah sendiri atau dengan yang lain," Nizar ikut berbicara kali ini.
"Ngapain?" tanya Rea.
"Entahlah merenungi hidup mungkin, atau memikirkan strategi balapan, atau rapat osis secara online, anak itu lebih suka sendiri jika sedang bingung," kata Nizar membalas pertanyaan Rea.
"Devan sering balapan?" tanya Damara dengan ragu-ragu.
"Raja nya balapan di geng ini itu Devan sama Rayyan, Ra, jadi ngga mungkin mereka berdua diem aja kalo ada event balapan," timpal Rouf.
"Oohh," sahut Damara pelan dan singkat yang disertai perasaan khawatir.
Rayyan yang duduk disebelah Damara merasa bahwa Damara menanyakan Devan terus menerus, entah apa yang sedang dirasakannya. Dia tidak suka jika Damara terus menerus membahas Devan saat ada dia di sampingnya. Apakah itu rasa cemburu?
Waktu berlalu begitu cepat waktu telah menunjukan pukul setengah lima, satu persatu anggota pamit pulang.
"Uf, gue mau ke rumah lo, Devan dirumah kan kata lo?" ucap Damara pada Rouf, bermaksud untuk mengecek keadaan Devan.
"Iya, lo langsung kesana aja kalo Devan ngga bukain pintu kodenya ultah nya si Devan. Gue mau ke rumah Adriel, beliin Devan makan juga tuh Ra, kayanya dari pagi belum makan," jawab Rouf.
"Oke!" kata Damara.
Rayyan menawarkan untuk mengantar Damara pulang, namun Damara menolak karena ia akan pergi ke rumah Rouf terlebih dahulu untuk menjenguk Devan. Takut merepotkan.
●●●●●●
Ayah Damara menjemput Damara 10 menit kemudian, Damara melambaikan tangan kepada Rayyan yang masih berdiri di depan markas. Kasian sekali raut mukanya seperti sedang patah hati.
"Pa, kita ke apotek dulu ya sama beli makanan buat Devan, dia lagi sakit dirumahz" pinta Damara pada papa nya.
"Sakit apa Ra?" tanya Mama Damara yang kala itu ikut juga di dalam mobil, sebenarnya mereka berencana makan malam diluar namun karena mendengar kabar tentang Devan mereka urung melakukannya.
"Ngga tau Ma, kata Rouf sih sakit kepala," jawab Damara.
"Oke tuan putri," timpal papa Damara.
Sesampainya di rumah Rouf, papa dan mama Damara izin untuk pergi berduaan, selagi ada waktu katanya. Damara mengetuk pintu rumah dan memanggil nama Devan.
To be continue
Pada kepo selanjutnya ngga?
Follow makannya, masukin perpus
Jangan lupa vote nanti kalian bakal tahu update kita tentang para remaja ini
Hiatusnya lama banget ya masuk sma univers ngga gampang soalnya
Kalian tim MARAVAN atau MARAYYAN?
25 Februari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
ARVAGOS
JugendliteraturARVAGOS [ON GOING] "Gue suka sama sahabat lo, Dev!" "Bego lo! tega ngehianatin kita?" "Kebohongan apa lagi yang lo sembunyiin dari kita?" *** Setiap orang pasti mempunyai rahasia, manusia mana yang tidak mempunyai rahasia dalam hidupnya? Disini ban...