HAII BANHWELCOME BACK
VOTE DULU DONG SEBELUM BACA
HAPPY READING
.
.
.“Lo mau makan apa?” tanya Devan sekali lagi.
“Ngga nafsu,” jawab Damara.
“Lo harus makan Ra, biar ngga makin sakit,” terdengar Rayyan mulai bersuara mendesak Damara agar mau makan.
“Nih, makan ini aja dulu nanti gue beliin nasi ayam di kantin kalo lo udah mendingan,” Devan menyerahkan bungkusan makanan yang dibawanya dari kantin tadi. Ada roti dan juga susu, lumayan itu bisa mengganjal perut Damara untuk sementara.
“Makasih Dev,”
Damara berada di UKS sampai jam istirahat selesai, Devan menyuruh Damara agar beristirahat saja. Tapi Damara menolak dan ingin kembali ke kelas. Sesampainya di depan kelas sudah ada 2 kurcaci yang menunggunya. Ya, itu Rea dan Feeza siapa lagi kalau bukan mereka. Damara datang dengan Devan dan Rayyan, seolah mereka berdua adalah pengawalnya.
“Ra! Lo gapapa? Kata Devan lo pingsan tadi?” Feeza berteriak panik sambal merangkul sahabatnya itu.
“Gapapa, santai aja kali,” jawab Damara sambal terkekeh.
“Btw, kaya princess aja lo ke kelas dikawal dua cowo ganteng begini,” Rea menimpali.
Damara merespon perkataan Rea sambil melotot.
“Yaudah gue balik ke kelas duluan ya Ra. Jangan lupa nanti makan! Eh lo berdua pastiin Damara makan siang nanti!” kata Devan.
“Nyuruh doang lo, minimal traktir lah kalo abis nyuruh,” jawab Feeza julid.
“Iye gue traktir ntar, yang pasti bawa Damara ke kantin,” jawab Devan.
“Nah gitu dong thanks Kak Ketos,” timpal Feeza gembira.
Devan dan Rayyan menuju ke kelas mereka. Meninggalkan Damara dan dua sahabatnya. Pelajaran berjalan seperti biasa, yang berbeda itu Damara. Entah kenapa tumben sekali hari ini dia nampak tidak fokus. Bel istirahat kedua sudah berbunyi, waktunya makan siang. Seperti janji mereka pada Devan, mereka berdua bergegas membawa Damara ke kantin.
“Ayo Ra buruan! Nanti Devan berubah pikiran!” desak Feeza.
“Demi makan gratis, jarang terjadi loh ini.” Rea ikut menimpali.
Damara menuruti kemauan dua sahabatnya itu. Mereka bertiga berjalan beriringan menuju kantin, kantin mulai ramai dipenuhi siswa siswi SMA Univers, namun Devan dan Rayyan tak kunjung muncul. Mereka memutuskan untuk memesan terlebih dahulu, sembari menikmati makanan mereka, Rea tiba-tiba bertanya pada Damara.
“Ra, lo dari tadi keliatan ngga fokus. Mikirin apa sih!?”
“Iya, dari tadi gue perhatiin lo ngalamun terus. Kenapa!?” Feeza ikut bertanya.
“Gapapa, lagi ngga enak badan aja jadi ngga fokus pelajaran.” Damara menjawab dengan sedikit gugup.
“Beneran? Semalem ngapain aja sampe ngga chat kita tentang kondisi Devan, ngga ngabarin kita, sampe ngga makan pula.” Rea bertanya lagi memastikan.
“Gue lupa sumpah! Semalem abis ngurusin Devan gue langsung pulang terus tidur, cape banget,” Damara meyakinkan, sebenarnya dia ingin menceritakan apa yang terjadi semalam namun dia ragu dan memutuskan untuk tidak mengatakannya dulu.
。。。。。。
Jam makan siang telah berakhir namun Devan tak juga datang, Feeza geram kemana anak itu. Dia berbohong tentang “iya gue traktir”. Jam pelajaran telah selesai, pukul 3 siang semuanya berhamburan keluar gerbang. Damara bingung dimana Devan? Kenapa dari tadi tidak muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARVAGOS
Fiksi RemajaARVAGOS [ON GOING] "Gue suka sama sahabat lo, Dev!" "Bego lo! tega ngehianatin kita?" "Kebohongan apa lagi yang lo sembunyiin dari kita?" *** Setiap orang pasti mempunyai rahasia, manusia mana yang tidak mempunyai rahasia dalam hidupnya? Disini ban...