ARVAGOS
[ON GOING]
"Gue suka sama sahabat lo, Dev!"
"Bego lo! tega ngehianatin kita?"
"Kebohongan apa lagi yang lo sembunyiin dari kita?"
***
Setiap orang pasti mempunyai rahasia, manusia mana yang tidak mempunyai rahasia dalam hidupnya? Disini ban...
Damara kembali dari rumah Devan pukul setengah sepuluh malam. Damara menunggu Devan tertidur setelah meminum obatnya. Di dalam mobil Damara mengecek handphone nya, ternyata ada sebuah pesan masuk. Nomor tidak dikenal.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah membaca 2 buah bubble chat itu Damara kembali merasakan ada kupu-kupu di perutnya. Tanpa ia sadari, senyumnya mengembang dan pipinya terasa panas. Entah apa yang membuatnya merasa gembira malam itu. Apa karena dia dipanggil Mara? Atau karena Rayyan tiba-tiba menghubunginya? Atau karena dia menanyakan Devan kepada Damara? Sungguh perasaan yang membuat Damara makin bingung.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam itu adalah malam yang indah bagi Damara dan Rayyan. Bintang- bintang bertebaran di langit menemani sinar bulan agar tidak sendirian. Membantu para nelayan menentukan arah kemana kapal mereka harus berlayar. Begitu pula dengan Damara, hatinya kini tengah merasakan sesuatu yang entah apa itu. Intinya dia merasa gembira. Sampai tidak bisa tidur terus menatap layar handphone nya.
●●●●●●
Cakrawala tampak cerah pagi ini. Laju angin berkecepatan sedang mampu membuat daun kering berterbangan. Buliran embun sisa hujan semalam memberi kesan sejuk. Pagi ini baskara nampak semangat menunjukkan kuasanya dalam menyinari bumi, sejengkal tanah pun tak luput dari sinarnya, membuat segala makhluk yang mendeklarasikan diri sebagai penguasa bumi itu menggerutu sebal dalam hati. Pagi ini bertepatan dengan hari Senin, hari yang sangat dibenci oleh sebagian orang.
Seperti yang terjadi pada Damara kali ini, gerbang sekolah sudah ditutup 10 menit yang lalu. Upacara bendera telah dimulai, suara lantunan lagu Indonesia Raya sudah terdengar. Damara terlambat, sialnya dia pasti akan dihukum jika ketahuan. Damara mencoba mencari jalan untuk melewati gerbang dan menuju lapangan tanpa ketahuan. Saat itulah lelaki itu datang.
