BAB 37

1.9K 211 10
                                    




Hari ini gracia sudah bertekad untuk mengejar shani. Gracia membeli setangkai bunga di tangan kanannya. Saat ini gracia sudah berdiri di salah satu pintu perumahan di belanda, gracia mendapat informasi dari sahil bahwa shani tinggal disitu. Dia memberanikan diri untuk menghadap shani.

Tok tok

Tok tok

Ceklek

"kaa.."

"mau apa lagi?" ucapan datar itu keluar dari mulut shani.

"e emm kaa aku mau minta maaf, aku bawa bunga buat kaka."

"aku udah maafin kamu. Gak perlu ribet ribet kamu bukan orang yang romantis. Jadi gak usah maksain diri." Ucap shani lalu hendak menutup pintunya. Tetapi dicekal oleh gracia.

"tunggu tunggu ka, aku gak maksain diri kok, terima yaa pliss."

Shani hanya menatap datar gracia.

"minggir" ucap dingin shani lalu menutup pintunya.

Gracia menghembuskan nafas kasarnya lalu membuang bunga itu ke lantai depan pintu rumah shani. Gracia meninggalkan tempat itu dengan pandangan kecewa ia berjalan di daerah perumahan itu.

~~

Jam sudah menunjukan pukul 11, shani hendak pergi ke kampusnya. Ia bersiap siap merapikan buku bukunya, membawa tas dan laptopnya. Shani yang baru saja membuka pintu melihat bunga yang tergeletak di lantai, shani mengetahui itu yang di bawa gracia tadi. Shani tersenyum lalu mengambil bunganya membawa kedalam rumah. Bunganya di letakan di meja depan tv. Lalu ia beranjak keluar rumah hendak ke kampus.

Shani berjalan untuk ke kampusnya karna kampusnya sangat dekat dengan perumahan yang ia tinggali.

Shani melakukan aktivitas di kampus dengan senang. Saat sore tiba jam sudah menunjukan pukul 4 dan dia harus kembali ke rumahnya. Saat berjalan untuk pulang ia melihat seseorang berdiri di depan gerbang kampus dengan cengiran yang menunjukan gigi gingsulnya.

Orang itu menghampiri shani.

"hai shanshine, do you get de javu?? Huh" ucap orang itu tak lain adalah gracia. Dia merasakan de javu seperti dulu, saat saat pertama kali mendekati shani.

Shani hanya meliriknyaa.

" aku gak mau bawa makanan lagi takut di buang kaya dulu. Aku bawa diri aja buat jagain ka shani pulang."

Shani lagi lagi hanya meliriknya. Dalam hati shani, tersenyum. Entah mengapa ia senang dengan sikap gracia saat ini.

Tetapi shani takut hanya dipermainkan lagi oleh gracia.

Gracia hanya mengekor dari belakang mengikuti shani untuk pulang. Gracia tak begitu berani untuk berjalan di samping shani.

Sesampai shani ke rumahnya. Gracia tersenyum berlalu meninggalkan perumahan itu.

~~

Pagi hari ini di apartemen gracia sangatlah bising.

"GRACIAA BANGUN LO!!" teriakan itu menggema di apartemen gracia. Membangunkan gracia secara spontan.

"aduhh apa sih kaa" teriak kesal gracia saat melihat kaka dan pacarnya sudah rapi.

"gue ada kerjaan di romania malem ini. Gue harus balik sekarang."

"hmm iyaa."

"ingett ya gre jagain shani, kalok lo ngerasa gak pantes karna pekerjaan lo yang sekarang, lo bisa omongin baik baik sama shani, jangan mainin shani."

"iyaa kaa..."

"gree kalok lo mau perjuangin shani, jangan nutupin apapun sama dia." Ucap pacar shanju tak lain adalah beby.

"iyaa kaa, makasihh kalian udah ada buat guee. Disaat gue butuh seseorang."

"ssssst lo ngomong kaya gitu lagi, gue buang tu husky, gue kakak lo, gue sayang sama lo jelas gue bakal ada buat lo." Ucap shanju tegas, jangan lupakan darah harlan yang mempunyai ketegasan itu.

"hmm, yaudah kalian hati hati yaa."

"iyaa lo juga. Jagain tu kubus sampek mati dahhh" kesal shanju karna ia tau pekerjaan gracia yang berbahaya itu.

"jahat bener mulutnya."

"hahaha yaudah ah, byee gue pergi dulu."

Setelah kepergian shanju. Gracia menuju rumah shani lagi dan membawa setangkai bunga.

Gracia hanya menunggu shani keluar. Karna ia tau jadwal shani yang sebentar lagi akan ke kampus. Dia tau semua jadwal shani karna ia menyuruh sahil membajak informasi mengenai kegiatan kampus shani.

Shani hendak menuju kampus saat ia membuka pintu sudah melihat gracia berdiri di depan pintu rumahnya.

"aku bawa bunga lagi buat kamu ka, terimaa ya ya" ucap gracia manja.

"stopp bersikap kaya gini ge. Gue udah maafin lo. Pergi dari hidup gue gee." Ucap shani dengan berlalu meninggalkan gracia yang mematung mendengar ucapan shani.

"aku butuh kamu kaa..." batin gracia.

~~ 

Gracia saat ini mengekor shani dari belakang yang hendak pulang dari kampus. Shani menuju market untuk membeli keperluan makanan dia, didekat perumahan itu.

Gracia hanya mengekor kemana pun shani pergi dengan diam.

Gracia yang tau shani ditatap dengan puja saat di market hanya bisa mendengus.

"damn. you're so pretty, I hate you" batin gracia kesal.

Shani yang tau di ekori gracia hanya menghela nafas dan melanjutkan perjalanannya untuk pulang. Memasuki rumah dan mulai mengerjakan tugas tugas kampusnya.

Gracia tersenyum melihat shani yang sudah masuk ke dalam rumahnya. Lalu berlalu dari sana untuk bersiap ke konser yang diadakan nanti malam.

~~

But I miss screaming and fighting and kissing in the rain
And it's 2 a.m. and I'm cursing your name
So in love that you act insane
And that's the way I loved you
Breaking down and coming undone
It's a roller coaster kind of rush
And I never knew I could feel that much
And that's the way I loved you

He respects my space
And never makes me wait
And he calls exactly when he says he will
He's close to my mother
Talks business with my father
He's charming and endearing
And I'm comfortable

Gracia saat ini sedang berada di konsernya. Berdiri di panggung itu. Menggunkan kaos berwarna putih dibalut jaket jeans berwana coklat, dan celana panjang hitam yang menutupi kakinya, memakai sepatu sneakers.

Gracia menyanyikan satu lagu yang di nyanyikan shani dulu, gracia memetik gitar yang dipegangnya lalu memejamkan mata membayangkan apa yang di lalui dia bersama shani dahulu saat berpacaran. Saat ia membujuk shani untuk berbaikan di jam 2 dan berakhir berciuman.

Gracia mengingat disaat dia touring bersama teman gengnya, dan melalui malam bersama shani di jam 2 juga dia meneriakan nama shani, mengutuk shani untuk bersamanya selalu. Apakah kutukan itu terwujud??

Gracia merindukaan saat saat bersama shani dahulu. Manjanya shani. Dibangunkan shani dengan suara lembutnya. Segala tentang shani terlintas dipikirannya.

Shani. Shani. Shani.

Dan hanya shani.





*siapa yang minta double up di bab sebelumnya? nih gue kabulin wkwkw

*gue sedih guys udah mendekati tamat, ntar gue kangen kalian...

WHEN I WAS YOUR MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang