Kini tinggalah dua anak yang sedang saling diam. Tak ada yang membuka suara saat kepergian temannya Melvind dan Alfian. Jechan ingin berbicara tetapi apa yang ingin ia bicarakan.
"Tau kesalahan lo?" tanya Melvind memecahkan keheningan.
Jechan masih diam, dan ia juga masih menatap kearah lain. Ia tidak takut menatap Melvind cuman salahkan wajah Melvind yang menyeramkan baginya.
"Jawab kalo ada orang nanya" tegas Melvind karena sedari tadi tidak mendapatkan respon apapun dari Jechan, karena Jechan terus menatap kearah lain.
Jechan menghela nafas lelah, ia kesal dengan orang yang ada di depannya ini, mau tak mau ia harus menatap kearah Melvind.
"Gue ga tau Melv-"
"Panggil ka" ucap Melvind memotong ucapan Jechan yang hendak memanggil namanya tanpa sebutan kak.
Jechan melotot kaget, tak percaya apa yang Melvind mau, sebenernya apa yang Melvind mau darinya, siang siang sudah bikin mood turun.
"Ga bisa gitu lah anjing, ngelunjak lu manusia es" kesal Jechan, kalau bukan ketos, ia akan memukulnya sampai membiru.
"Tahun?" tanya Melvind lagi, ntah menanyakan apa, Jechan juga kebingungan.
"Maksudnya?" bingung Jechan.
"Tahun lahir" ucap Melvind agar Jechan mengerti dengan jawabannya
Jechan mengerjapkan matanya lalu bersedekap dada meniru Melvind. "Tahun lahir gue 2005" jawab Jechan dengan sok berani.
"Kenapa nanya tahun lahir gue?" sambungnya heran kepada Melvind, kenapa malah menanyakan tahun lahirnya.
"Ga. Panggil gue ka" ucap Melvind dengan tegas.
Jechan mendengarnya kesal, kenapa juga harus memanggilnya dengan kak, ia juga tak mau di paksa apalagi sama orang asing.
"Gue ga mau" tolak Jechan mentah mentah, ia tak mau memanggil Melvind dengan kak, apalagi baru kenal.
"Gue lebih tua" ucap Melvind memberi tahu Jechan agar ia mau memanggil dengan sebutan kak.
"Ya gue bilang ga mau Melvind!" kesal Jechan sampai sampai ia harus meninggikan suaranya agar Melvind tidak memaksa lagi. "Gue boleh tidur disini gak?" lanjut Jechan meminta izin untuk tidur di ruang osisnya.
"Ga" jawab Melvind menolak Jechan untuk tidur diruang osisnya. Ah tidak mungkin ia bisa memanfaatkan permintaan Jechan untuk tidur disini.
Jechan mendengus kesal dengan orang yang ada di depannya, ia juga dengan bodohnya meminta izin langsung kepada ketos, kan ia juga sama saja terang terangan untuk membolos.
"Panggil ka, lalu boleh tidur disini" syarat Melvind dengan memanfaatkan keadaan agar Jechan bisa memanggilnya dengan kak. Mau tidak mau ia harus mau, karena tidak akan ada orang yang menolak ucapan Melvind.
"Ck, ngeselin lo. Ga jadi" ucap Jechan lalu segerah berdiri dan berjalan keluar dari ruang osis. Melvind hanya melihatnya ia tak menahan kepergian Jechan, mungkin ia akan membicarakannya lain kali tentang masalah saat itu.
Jechan keluar dari ruang osis, ia tak mendapati temannya yaitu Alfian, mungkin Alfian sudah kekelas duluan. Tetapi bisakah ia menunggu sebentar diluar.
Dengan malas Jechan kembali kekelasnya, sudah ada guru ternyata tetapi ia tidak menemukan Alfian disana.
"Maaf bu tadi habis keruang osis" ucap Jechan memberi tahu guru itu dan guru itu langsung menoleh kearahnya.
"Yasudah, sana duduk" jawab ibu guru itu, lalu Jechan segerah melangkah ke bangkunya agar mengikuti kbm lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Little bear
Novela JuvenilYang awalnya benci pada Melvind, tetapi pas ia tahu bahwa Melvind adalah teman masa kecilnya yang sering ia ajak main, sekarang menjadi lebih manja, bukan dirinya, tetapi Melvind yang memanjakan dirinya. Melvind sedari dulu sampai sekarang tidak jau...