Cp.5

631 53 0
                                    

Alfian memandangi wajah Jechan yang tak begitu seperti biasanya. Kali ini wajah Jechan seperti ada memar memar seperti itu, apa Jechan habis berantem dengan seseorang, fikirnya.

“Chan wajah lo kenapa keliatan ada memar biru gitu, lo habis berantem? tumben sama siapa lo berantem” tanya Alfian berturut turun, sebenarnya rada kasian sama Jechan yang seperti wajahnya lesu ditambah dengan memar itu, tetapi sepertinya sudah di obatin.

“Kepentok tembok tadi” jawab Jechan seadanya mungkin Alfian adalah temannya jadi ia memberi tahu seadanya belum mungkin juga ia akan memberi tahu yang sebenarnya.

“Ga asik, tuh tembok bonyok ga ya gara gara kepentok lo” ejek Alfian lalu dibalas tendangan kaki oleh Jechan. Salah Alfian sendiri berani mengejeknya.

“Bercanda Chan” ucap Alfian.

“Tumben apa lo telat, macet di jalan? atau lo bangun kesiangan?” sambung Alfian menanyakan Jechan yang biasanya datang lebih awal tapi kini ia datang paling lambat.

“Di rumah tadi ada masalah sedikit, jadi telat. Terus gue ke ruang OSIS” jawab Jechan seadanya. Alfian tidak curiga mungkin dirumah Jechan masalahnya adalah Jechan kepentok tembok sesuai yang di katakan Jechan jadi mungkin Jechan mengobatinya dulu sebelum sekolah. Tapi yang membuatnya heran kenapa Jechan masuk ke ruang osis, harusnya kan dia sehabis di hukum dan langsung kembali kekelas. Lalu ini ada apa? seorang Jechan memiliki masalah dengan ketos.

“Ngapain lo di ruang osis? apa hukuman orang telat itu berat sampe masuk dulu ke ruang osis” heran Alfian saat Jechan memberi tahunya dia sehabis dari ruang osis. Alfian memang anak yang nakal tetapi dia tidak pernah merasakan yang namanya membolos, dan terlambat.

“Ga tau deh” jawab Jechan singkat, ia sedang tidak mau banyak berbicara karena sudah terkuras tadi pagi, dan ujung bibirnya terasa ngilu.

. . .

“Nih kantin atau pasar ikan, rame bener” gerutu Alfian saat melihat kantin yang penuh bahkan sama sekali tidak ada celah untuk ia memesan makanan ataupun minuman.

“Jadi?” tanya Jechan ikut bingung, sebenar ia juga lapar dan berniat ingin makan di kantin karena tadi pagi ia belum sempat makan. Tapi kali ini kantin tidak mendukung untuk kondisinya saat ini.

“Kopsis mau ga lo?” tanya Alfian pada Jechan melas, karena melihatnya Jechan sepertinya belum makan dari pagi, tapi itu tumben apa.

“Mau ngapain anjing ke sana?” tanya Jechan balik.

“Jajan lah bego, otak tuh jangan di pake buat pelajaran terus. Masa lo bego dalam suatu hal tapi pinter dengan pelajaran, heran gue” kesal Alfian pada Jechan yang begonya minta ampun.

“Siapa juga yang mau beli baju” ucap Jechan dengan wajah masamnya.

Oh ayolah Jechan, kopsis bukan hanya tempat untuk menyediakan baju seragam saja, tapi ada juga jajanan untuk siswa.

Alfian menjitak kening Jechan yang seharusnya pintar dalam hal bukan hanya mata pelajaran saja. “Di kopsis bukan tempat sedia baju doang Jechan, ada makanan juga” kesal Alfian.

“Berani bener lo jitak kepala gue” kesal Jechan karena Alfian dengan beraninya menjitak keningnya begitu saja.

“Sorry sorry, lagian lo terlalu bego”

“Sialan lo” umpat Jechan kesal, temannya itu berniat meminta maaf atau tidak. Meminta maaf sambil mengejeknya dengan mengatakan dirinya seolah olah bego.

Little bear Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang