Cp.7

660 48 3
                                    

Jechan terbangun dari tidurnya karena mimpi yang menurutnya sangat aneh. Ia masih berada di UKS, dan juga ia melihat di jam sekarang sudah pukul 14.11 yang artinya ia sudah tidur selama 4 jam di UKS. Bahkan tidak ada orang sama sekali.

Ia beranjak dari ranjang UKS dan berniat untuk kembali ke kelas mungkin sekarang sudah ada guru tapi mau bagaimana lagi.

Saat sudah berada di depan kelas, rasanya Jechan ingin pulang saja karena baru kali ini ia membolos mata pelajaran untuk tidur. Ia takut gurunya akan memarahinya.

“Tenang Chan.” ujar Jechan lalu membuka pintu kelas.

Syukur, hati Jechan rasanya lega seperti ada beban dan sekarang sudah menghilang. Ia memasuki kelas dan tidak ada gurunya sama sekali.

“Enak ya lo.” cibir Alfian sambil menatap Jechan dengan tatapan sinisnya.

“Enak apaan?” tanya Jechan tak tahu maksud Alfian. Jechan duduk di bangkunya lalu mengeluarkan handphone dari sakunya.

“Enak tidur. Lo ga tau disini gue mikir hitungan, sedangkan lo enak tidur” ucap Alfian.

“Derita lo, gue kan cuman tidur doang” ujar Jechan sambil meledek Alfian.

Alfian memandang Jechan malas dan melanjutkan bermain game nya.

“Oh iya Fi, gue minta tolong sama lo” ucap Jechan sambil menatap Alfian yang masih fokus bermain gamenya.

Alfian berhenti sebentar lalu menatap Jechan balik. “Tolong apaan?” tanya Alfian.

Jechan berfikir sebentar sebelum mengatakannya, apakah ia sudah harus pindah dari rumah papanya dan hidup sendiri.

“Bukan tolong sih, tapi temenin gue cari apartemen” ucapnya diiringi kekehan. Alfian menaikan sebelah alisnya, heran.

Alfian buang jauh jauh fikirannya yang nethink itu, ia yakin ada alasan juga Jechan mencari apartemen.

“Kapan?” tanya Alfian lagi.

“Besok lah, kan besok hari sabtu” jawab Jechan.

“Oke, nanti ke rumah gue aja chan”

Jechan mengangguk, ternyata Alfian mau menemaninya. Bukannya berburuk sangka bahwa Alfian tidak akan menemaninya, kan siapa tau Alfian menolaknya.

. . .

Next day

Jechan sudah rapi, tinggal ia memakai sepatu saja. Setelah sudah menggunakan sepatunya jechan langsung turun kebawah.

Saat berjalan di ruang tamu, ia melihat ayahnya sedang bersama perempuan lain, itu mungkin yang di maksud oleh mamanya, selingkuhan papanya.

Langkahnya tak terhenti, ia juga tak berniat untuk meminta izin kepada papanya. Saat Jechan satu langkah lagi untuk keluar, langkahnya terhenti karena ucapan papanya.

“Mau kemana kamu!” ujar Yohan dengan tegas.

Jechan berdecak kesal. “Cari angin” jawabnya begitu saja, lalu jechan melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan apa yang di ucapkan Yohan selanjutnya.

Ia tau angin tidak bisa di cari, hanya akal akalannya saja sudah. Kalau ia menjawab yang sebenarnya ia pasti tidak akan di perbolehkan keluar rumah.

Karena sudah dua hari Jechan tinggal berdua bersama papanya disini, jadi Jechan memutuskan untuk tinggal sendiri saja. Walaupun Yohan jarang untuk pulang kerumah bukan berarti Yohan tidak tidur di rumah ini.

Little bear Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang