17. Mimpi buruk

140 26 3
                                    

-Gilang-

Demi apa ini seperti mimpi buruk bagi ku, tuhan.. Jika memang benar ini mimpi, tolong cepat bangunkan aku, aku tak ingin berlama² berada di alam mimpi ku yg buruk ini, tapi jika ini nyata..  Kenapa harus seburuk ini kenyataan nya? Selama ini aku sudah terlalu sering merasakan sakit, apa kali ini juga aku harus merasakan sakit lagi? Aku lelah tuhan.. Kapan aku merasakan bahagia? Apa aku tak akan bahagia?

"Bang.." seorang laki laki dengan motor sport milik nya mengikuti ku dari samping mobil, dia terus memanggil² nama ku, namun aku tak menghiraukan nya

"Bang berhenti dulu, gue mau ngomong.." ucap nya yg masih bisa ku denger dari dalam mobil

"Lang.. Kasian aji, apa ga sebaiknya lo turun dulu dan temui dia?" tanya fenly, aku tak menjawab

"Dia teriak² sambil bawa motor lho, kalo dia kenapa-napa gimna?" pertanyaan yg dia lontarkan membuat aku berfikir, ternyata benar, jika sesuatu terjadi pada fajri, bagaimana?

~

Aku memutuskan untuk menghentikan mobil ku, lalu turun dan menghampiri dia

"Bang.."

"Kenapa?" tanya ku padanya yg kini tampak sudah menangis

"Plis jangan pergi.."

"Ga bisa ji.."

"Gue mohon"

"Gue cape ji, udh ga kuat, udahlah lo juga ga usah mohon² kayak gini, lagian gue bukan abang lo kan?"

"Ngga, lo abang gue.."

Aku menggelengkan kepala, lalu aku berlari, aku tak sanggup jika harus berlama-lama berhadapan dengan fajri, dan aku sudah tak sanggup dengan drama kehidupan ini

Aku berdiri tepat di tengah² jalan berharap saat ada mobil yg lewat aku pun sudah melewatkan kehidupan ini, aku berharap aku sudah pergi

"Baaaanggggg.." teriakan seseorang dari kejauhan tak ku hirau kan, tapi entah bagaimana tiba² saja datang sosok adik ku itu yg tiba² mendorong ku dan kini dia yg sudah terlempar cukup jauh dari tempat kejadian

"Fajri?"

Kejadian itu begitu cepat sehingga aku tak bisa menyelamatkan adik ku, ku hampiri dia yg kini sudah tak berdaya dengan banyaknya darah yg bercucuran, aku menyesali diri ku karena telah membiarkan dia seperti ini, seharusnya.. Aku yg saat ini di posisi nya bukan dia

"Aji.. " seorang laki laki yg seharusnya ku sebut abang itu mematung di tempat nya, entah apa yg sedang dia katakan di dalam hati nya, tapi aku melihat sepertinya dia sedang tidak baik baik saja

"Aji, Aji.. Lo kenapa? Ji plis bangun dong, jangan buat gue khawatir.." dia begitu saja mengambil fajri dari pangkuan ku, aku hanya diam karna aku tau dia yg lebih pantas untuk fajri saat ini

"Aji.. Bangun dong, AJII ARGHH.." Dia memeluk erat tubuh adik nya itu dengan tangis nya, dan tak berapa lama dia tersadar bahwa ada aku, dia menatap ke arah ku

"Lo?"

"Maaf" lirih ku

"Lo gila, kenapa lo biarin aji kayak gini Hah?.. Lo benci sama dia karna dia bukan adek lo? Kenapa lo biarin dia terluka kayak gini?.."

"Maaf bang.. Harusnya, aji ga dateng tadi, harus nya gue yg ada di posisi dia saat ini"

"Iya, harusnya lo yg sekarang kayak gini, lo yg terluka, mati juga sekalian.. bukan aji"

Aku diam meresapi kata² nya, mati juga sekalian? Begitu mudah nya dia berkata seperti itu, lewat kata² nya ini aku benar² mengerti, kalau dia memang tak peduli, aku bukan adik nya, untuk itu biarlah aku mati

Andaikan Kau Datang || UN1TY - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang