22. Pergi

142 25 12
                                    

-Fajri-

Aku tak mengerti dengan apa yang aku lihat, ternyata benar.. Penyesalan selalu datang di akhir, di saat shandy menyesal, di situlah gilang akan pergi

"Gilaaaaaanggg.. Gue tau lo adik yang baik, gue tau lo sayang sama gue, jadi tolong jangan pergi, kalo lo tetap memilih untuk pergi, gue juga akan pergi.." perkataan itu keluar dari mulut shandy bersamaan air mata yg mengalir semakin deras

Kini Shandy beralih, dia berlari ke tengah jalan, dan diam di sana, tentu saja aku tau apa yg ingin dia lakukan, aku hanya diam karna aku tau sosok abang ku akan menyelamat kan shandy

"Satu langkah lagi lo pergi, gue juga akan pergi.. Gue minta maaf.. Tolong jangan pergi dari sini"  tangis shandy semakin menjadi, dan gilang yang di ajak bicara masih diam tanpa melihat sedikit pun ke arah belakang

"Popp.. Popp.."

Suara yg sangat jelas terdengar di telinga ku, mobil dari arah depan shandy itu melaju dengan cepat, namun laki-laki yg masih berdiri disana tetap tak menghiraukan nya

"Bangseeennn..."

"Brukk.."

Dan sampai akhirnya, laki-laki itu terlempar cukup jauh saat ada seseorang yg mendorong nya

"Gilang?.." dia, laki-laki yang ku sebut abang itu kini sudah terbaring tak berdaya, darah begitu saja mewarnai baju nya, terlihat beberapa kali dia mengerang karna kesakitan

Memang itu yg aku inginkan, aku ingin gilang menyelamatkan shandy, tapi tidak seperti ini, aku tak ingin gilang terluka karna menyelamatkan shandy

"Gilang, GILAAANGGG.." laki laki yg tadi sempat terjatuh kini bangun dan langsung menghampiri nya

"B-Bang?" lirih nya yg kini sudah berada di pangkuan shandy

"Gilang-gilang, lo gkpp kan? Kenapa jadi lo yg terluka?.."

"Gue seneng lo ga kenapa-napa, gue ga mau lo pergi, jadi dari pada lo pergi, mending gue aja yg pergi.." lirih nya

"Gilang-"

"Bang, gue minta sesuatu boleh ya? Tadi lo bilang, kalo gue pergi lo juga akan pergi, plis bang.. Tolong tarik ucapan lo, jangan pergi setelah gue pergi.."

"Ngga-ga, lo mau kemana? Lo ga akan pergi kemana² lang, lo akan tetep disini sama gue, sama farhan dan aji, lo rindu rumah kan? Ayo kita pulang.."

"Bang, gue udah ga kuat, terlalu cape gue hidup di dunia ini, biarin gue pergi dan temui ayah dan bunda ya?"

"Gilang pliss.."

"Gue minta maaf atas semua kesalahan yg udah pernah gue perbuat, tolong bilang bang.. Lo udah ga benci gue lagi kan?"

"Ngga, gue ga benci lo, gue sayang sama lo.. jadi tolong jangan pergi ya, aji pasti akan sedih kalo lo pergi, ga cuma dia, gue juga akan sedih lang, jadi tolong jangan pergi okey?" gilang menggeleng perlahan karna sudah tak kuat untuk berbicara

"Kita ke rumah sakit sekarang, lo ga akan kenapa-napa kok, lo akan baik-baik aja.." shandy menggenggam tangan gilang dan hendak membantu nya bangun, namun gilang menahan nya dan kembali menggeleng

"Gue- cuma pergi sebentar, lo jangan sedih, gue ga akan kenapa-napa, bang.. Tolong kasih izin gue buat ngomong sama aji, gue mau liat dia buat yg terakhir.."

Mendengar kata terakhir, kini shandy sudah benar² pasrah, dia menghembuskan nafas kasar dan memejamkan matanya perlahan

"Boleh.."  shandy mengangguk, lalu dia beralih melihat ke arah ku yg berada di belakang nya, dia memberikan isyarat bahwa dia meminta aku untuk mendekati nya, aku yg sejak tadi menangis kini mencoba kuat dan perlahan menghampiri nya

Andaikan Kau Datang || UN1TY - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang