Part.1

173 56 339
                                    

Christabel Queenza. Biasa di panggil Abel atau Bebel, berasal dari keluarga bermarga Panait. Berada di lingkungan yang serba mewah tidak membuat Christabel tinggi hati.
Ia tetap ramah dan jangan lupakan senyuman yang tidak pernah luntur dari wajahnya.

"HEI...." pekik Charen, ketika melihat Christabel berjalan melewati koridor. Kelas mereka terletak di lantai 3.
Abel memutar bola matanya malas, pemandangan seperti ini sudah menjadi sarapan kedua bagi Abel. Sarapan pertama di rumah kan ya,,,

------🥀 Christabel 🥀------

Sampai di kelas, Abel melirik ke belakang. Melihat Hendra, yang tengah tertidur pulas di atas mejanya. Iya, Hendra Renandra. pacar Abel yang dingin dan irit bicara.
Semua orang menjulukinya kulkas berjalan.

"Bangunin tuh, beruang kutub lo." kata Charen menunjuk Hendra dengan dagunya.

"Hen, Hendra bangun. Hei..." Abel mengguncang lengan Hendra sampai cowok itu terbangun dan mendongak menatap Abel dan Charen.

Hendra memperbaiki posisinya. Abel melihat kedua temannya sejenak sebelum akhirnya memulai pembicaraan.

"Gue mau cerita," Abel menjeda kalimatnya, kemudian melanjutkan,

"Minggu depan bokap gue mau nikah lagi, gue harus apa?"

"HA? BOKAP LO MAU NIKAH LAGI??" pekik Charen

Abel dan Hendra menatap Charen dengan tajam
Sementara yang di tatap tengah cengengesan

"Hehe.. maaf kelepasan."

"Trus kakak lo udah tau?" tanya Charen lagi.

"Belum, Ren. Katanya ayah yang bakal ngomong langsung ke kak Aidel. Gue takut setelah ayah nikah nanti, gue sama kak Aidel bakal ngerasa asing." lirih Abel.

Hendra menggenggam tangannya. "Lo tenang aja, gue sama Charen bakal selalu ada buat lo." ucap Hendra menenangkan Abel.

"Iya, Bel. Pokoknya lo gausah khawatir, karna lo adalah sahabat terbaik gue yang akan selalu gue rawat dan jaga seperti anak sendiri." gumam Charen yang langsung mendapatkan geplakan kecil dari Abel.

"Udah kayak malika dong gue". tawa keduanya pecah
Kecuali Hendra yang hanya tersenyum tipis.
Mereka terus mengobrol, sesekali tawa keduanya terdengar memenuhi ruangan.
Sampai akhirnya pak Dani selaku guru sosiologi masuk ke kelas.

------🥀 Christabel 🥀------

Bel pulang sekolah,,,,

"Bel, kita pulang bareng ya." ajak Charen.

"Abel bareng gue." sahut Hendra dingin.

"Ohhh, gini aja. Gimana kalau kita main ke mall aja. Gue dan Charen ke rumah dulu, habis itu kita ketemu di mall tempat biasa. Gimana?"

"Oke, setuju banget." Charen mengacungkan jempolnya

"Yaudah" balas Hendra dingin.

Begitulah persahabatan ketiganya, jalan kemanapun selalu bertiga. Walaupun Charen yang akan menjadi penjaga nyamuk tiap kali mereka memutuskan untuk pergi atau keluar main.

---

Di mall

Abel dan Charen langsung berjalan menuju restoran langganan mereka yang terdapat di dalam mall. Karena Hendra sudah pasti menunggu mereka Disana.
"Hei,,,," sapa Abel saat melihat Hendra yang tengah sibuk dengan ice cappucino pesanannya.

"Kita makan dulu aja baru jalan-jalan yah, cacing gue udah pada berontak nih." ucap Charen sambil memegang perutnya

"Iya iya. Gue tahu kapan sih lo ga laper." sahut Abel sambil duduk di kursi yang sudah di sediakan Hendra.

"Sembarangan lo ya," Charen menatap tajam abel

"Ya kan emang bener." jawab Abel cengengesan.
Sementara Hendra hanya memandang keduanya dengan tatapan datar.

Charen langsung menyambar daftar menu yang ada di meja

"Hm...gue mau makan udang goreng yang super pedes deh. Gimana bel, lo pesan itu juga, kan?" Charen menulis pesanannya di kertas kecil yang tersedia di sana.

"Iy-."

"Ga boleh makan makanan pedes yang berlebihan. Nanti maag kamu kambuh lagi." Potong Hendra sebelum Abel menyelesaikan ucapannya.

"Yaudah deh, gue pesen mie ramen kuah aja, sama ice cappucino juga. Lo makan apa, Hen?" tanya Abel


"Kamu makan apa, Hen?"

"Samain aja" balas Hendra singkat.
Charen pun menulis semua pesanan dan memberinya kepada waiters yang sudah menunggu dari tadi.

"Habis ini, kita ke timezone" kata Hendra yang langsung mendapat anggukan setuju dari keduanya.

Sambil menunggu pesanan datang, mereka terlihat asyik membahas hal-hal random membuat tawa mereka sesekali menggema.

Hingga beberapa saat kemudian, ponselnya Abel bergetar menandakan sebuah panggilan masuk.

Abel langsung mengeluarkan ponselnya dari dalam tasnya. Nama Kak Aidel tertera di layar membuat Abel langsung menekan ikon hijau keatas dan menempelkan benda pipih tersebut di telinganya.


"Halo?"

(.....)

"Serius kak?"

----.

Sampai disini dulu ya teman-teman,,,

Maaf kalau sejauh ini masi belum beraturan,,
Jangan lupa kasih komentar ya, kritik dan saran kalian berguna banget buat aku
See you❤️

CHRISTABEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang