Part.20

11 5 0
                                    


Abel merebahkan tubuhnya di kamar pribadi di cafe miliknya. Sesuai janjinya, ia akan menunggu Charen disini. Abel sampai di cafe beberapa jam sebelum kedatangan Charen. Ia sengaja datang lebih awal agar bisa istirahat, menurutnya istirahat di rumah tidak setenang istirahat di cafe.

Sebelum pergi Abel tidak lupa mengunci kembali pintu kamarnya dan menyalakan lampu supaya semua orang yang melihat itu berfikir jika Abel sedang istirahat di dalam.

Beberapa saat kemudian suara ketukan pintu terdengar dari luar.

"Masuk aja, Dimas."

Setelah mendengar instruksi dari dalam, Dimas membuka pintu dan masuk membawa sebuah bungkusan di tangannya.

Iya, Dimas adalah salah satu karyawan cafenya. Abel sempat memesan cemilan kepada Dimas.

"Ini cemilannya." kata Dimas sambil langsung diterima oleh Abel.

"Makasih ya,"

"Eh, Dimas nanti kalau Charen udah dateng, bilang temuin gue disini, ya. Selain Charen, kalau ada yang nanyain bilang aja ga ada."

Dimas mengernyit bingung tetapi langsung menganggukkan kepalanya.

"Oke."
Dimas berlalu dan menutup pintu kamar Abel dengan hati-hati.

---

Di sekolah, bel berbunyi menandakan ujian hari ini telah berakhir.

Charen yang satu ruangan bersama dengan Gita, Hendra, dan Haikal termasuk Abel karena dari urutan absen, nama mereka tidak terlalu berjarak.

Hendra menghampiri meja yang di tempati Charen dan anak kelas lainnya.
"Lo mau ketemu Abel nggak, hari ini?" Hendra bertanya kepada Charen.

Charen hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Hendra.

"Gue boleh ikutan, kan?"

"Bukannya lo lagi sibuk sama basket-basket lo itu?" Charen balik bertanya sambil menatap Hendra sinis.

"Hari ini gue ga ikut latihan."

"Ohh." Jawab Charen singkat.

"Gue ikut ya, Ren."

"Nggak. Gue udah Janji sama Abel mau quality time berdua. Lagian dia masih harus istirahat yang banyak."

"Gue janji nggak ganggu dia, cuman mau ketemu doang."

"Ya tetep aja nggak bisa, kok lo malah nyolot sih. Gue bilang nggak ya nggak." Charen menatap Hendra masih dengan tatapan sinis nya.

Hendra menghela nafasnya perlahan. Ia sudah menduga respon Charen akan seperti ini.

"Latihan aja sana. Nggak usah peduliin cewek lo."

"Ren,,, kayaknya nggak perlu gue jelasin lo juga pasti paham,"

"Yaudah kalau gitu, gue titip salam sama Abel." Hendra memilih untuk mengalah karena ia tau, selagi masih Charen orangnya, ia tidak akan bisa menang tiap kali berdebat.

Setelah kepergian Hendra, Haikal juga menghampiri Charen ke mejanya. Tapi bukan untuk meminta bergabung sama dengan yang Hendra lakukan.

"Ren, gue duluan yah. Kalau ada apa-apa jangan lupa kabarin gue."

"Iya, Kal. Have fun yah."

CHRISTABEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang