Part.37

18 2 0
                                    


"Ma?"
Rani hanya menatap Gita dengan dingin.

"Baiklah, Bu. Mari mbak."

"Ma, maafin Gita ma, jangan biarin Gita mendekam di penjara ma," lirih Gita memelas.

Tetapi Rani masih bergeming, membuat Gita semakin frustasi, "Gita benar-benar minta maaf ma, Gita nyesal ma, tolong keluarin Gita ma," lirihnya menatap Rani dengan tatapan memohon.

Rani mengalihkan pandangannya kepada Gita, "Kurang apa saya selama ini sama kamu, hah?" Teriakan Rani berhasil membuat Gita tertunduk lesu.

"Selama ini saya menyayangi kamu seperti anak kandung saya sendiri. Tapi lihat apa balasan kamu? Gara-gara kamu saya di ceraikan suami saya, BELUM PUAS?" hardik Rani dengan teriakan di ujung kalimatnya.

Gita mendongak menatap Rani dan Ilham bergantian, tentu saja dia terkejut mendengar kalimat cerai yang di katakan Rani.

"Pa-pa ceraiin mama?"

"Iya. Dan semua itu terjadi karena kelakuan kamu. Kamu yang nggak pernah merasa cukup."

"Dan sekarang apa? Kamu menyesal dan berharap saya membebaskan kamu? Tidak akan."

"Maafin Gita ma." Hanya kata maaf yang terus terucap dari bibirnya sambil terus berharap Rani akan merasa iba dan membantunya bebas dari jeratan hukum yang berlaku.

"Terlambat," sela Rani.

Gita kembali menangis sambil menatap Ilham, tetapi yang di tatap langsung mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Jalani hukuman yang sudah sepantasnya kamu dapatkan," ucap Rani dingin.

"Mari, mba," ucap polisi tersebut sambil menuntun Gita memasuki jeruji besi yang terlihat seperti ruangan yang sangat kelam dan mencekam. Tidak ada kehidupan sama sekali disana.

Gita akhirnya pasrah, yang di katakan orang-orang sangat benar, bahwa sebesar apapun penyesalannya sekarang, sudah tidak berarti apa-apa lagi.

Dengan langkah lesu, ia berjalan mengikuti polisi tersebut tanpa penolakan. Baru melangkah beberapa langkah, ia kembali menoleh ke belakang, ia melihat Rani tengah menangis tersedu-sedu sambil melihat kepergiannya.

Gita kembali berbalik mendekati Rani dan Ilham, "Gita gapapa di penjara, Ma. Tapi mama sama kak Ilham mau kan maafin Gita?"

"Gita benar-benar menyesal, Ma, Kak," ucapnya lirih.

Rani langsung membawa tubuh Gita kedalam pelukannya, ia kembali menumpahkan tangisnya membuat rasa iba sekaligus rasa bersalah kembali menghantui Gita.

"Mari, mba," ucap polisi itu membuat pelukan antara Rani dan Gita lepas.

"Makasih, Ma," ucap Gita tulus, senyuman yang terlihat di paksakan terukir di wajah sembabnya. Ia sama sekali tidak berfikir arah perbuatannya akan berakibat se fatal ini.

Setelah kepergian Gita, tangisan Rani kembali pecah, karena sebesar apapun kesalahan yang di lakukan Gita, walaupun Gita tidak lahir dari rahim nya, tetap saja dia sudah sangat menyayangi Gita.

Ilham langsung memeluk tubuhnya dengan sangat erat, hati nya ikut tersayat melihat keadaan mamanya saat ini.

"Kita pulang ya, Ma. Mama butuh istirahat," ucapnya setelah Rani merasa sedikit tenang.

"Ada Ilham, Ma. Mama nggak sendirian."

Rani mengangguk lemah dan membalas pelukan putranya tersebut dengan tidak kalah erat.


------

Kini kelima laki-laki itu sudah berada di ruang inap Abel. Setelah berhasil menuntaskan masalah di sekolah, Haikal dan teman-temannya
langsung datang ke rumah sakit untuk melihat keadaan Abel.

CHRISTABEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang