-Jika saja langit dapat berkata, ia akan memberitahu mu sudah berapa banyak air mata yang berganti menjadi uap air di awan-
___________________________________________
3 jam kemudian....
Kini mereka bertiga pun sudah sampai di pesantren milik buya Araya. Selama perjalanan, Ara hanya tidur. Ayah dan sang abang memakluminya.
" Bang, Neesha nya dibangunin gih "
" Iya yah "
Setelah kepergian ayah, Fariz pun langsung membangunkan Ara
" Ra... Bangun hey "
" Eung "
" Bangun yuk "
" Udah sampe apa bang? "
" Udah. Bangun dulu yuk. Nanti dilanjut lagi tidurnya "
" Hm "
Saat Ara baru turun dari mobil, banyak santriwati dan santriwan yang menatap dirinya. Ara yang bingung pun langsung bertanya kepada Fariz.
" Bang, kok mereka liatin Ara sih? Ada yang aneh ya sama Ara? "
Fariz pun langsung menatap sekitarnya. Dan benar saja, banyak sekali yang menatap Ara dengan tatapan sulit diartikan.
" Apa yang sedang kalian lihat hah? Tundukan pandangan kalian semua " ucap Fariz dengan tegas
Mereka yang takut dengan suara Gus Fariz pun langsung menundukan pandangan mereka.
" Bang.... " lirih Ara
" Udah cuek aja ya "
" Hm "
" Kang, tolong bawain barang-barang adek saya ke ndalem ya " ucap Fariz kepada kang santri
" Nggih Gus "
" Syukron kang "
" Afwan Gus "
Skip ndalem
" Assalamu'alaikum " ucap Ara dan Fariz
" Waalaikumsalam " jawab mereka
" Ma Syaa Allah Neesha... Ummah kangen sama kamu "
" Neesha juga ummah. Gimana kabarnya ummah? "
" Alhamdulillah baik. Kamu sendiri? "
" Alhamdulillah baik juga ummah "
" Kok lama bang? " tanya ayah
" Ayah bukannya nungguin kita apa gimana malah main ninggalin aja " omel Ara
" Loh emangnya kenapa? " tanya buya
" Tadi banyak yang liatin Neesha, buya " ucap Fariz
" Tapi Neesha gak diapa-apain kan bang? " khawatir buya
" Gapapa kok buya. Gak usah khawatir "
" Mereka mungkin kaget pas liat kamu kali dek " ucap Gus Agam yang baru saja datang bersama anak dan istrinya
Ara bingung mendengar perkataan sang abang. " Kaget? "
" Iya kaget "
" Kenapa? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Gusku Imamku
Teen Fiction" Terima kasih telah datang kedalam hidupku, Zauji. Ana uhibbuka filllah " " Yang seharusnya berterima kasih tuh saya. Terima kasih telah menerima lamaran saya dan menjadi istri saya. Ana uhibbuki fillah ya zaujati " Kalo kalian gak suka sama cerita...