HAIIIII
ADA YANG MASIH SIMPAN CERITA INI?
VOTE, KOMEN ‼️
HAPPY READING <3
10 • SISI LAIN DARI MANUSIA
Seterusnya, duniamu akan terus melaju. Nanti, jika hidup selalu membawa pada sebuah perjuangan, jangan lelah, ya?
•••
Canggung. Itulah yang dirasakan oleh Candy. Sejak jam pulang sekolah tadi, dirinya belum sempat pulang untuk sekedar berganti pakaian. Cafe Muffetard. Di sinilah Candy berada. Satu kalimat pun tak keluar dari bibirnya. Ia memainkan jari-jarinya sembari menunggu pesanan yang sedang dibuatkan oleh pelayan cafe tersebut. Apalagi kala dirinya melirik lelaki yang sejak tadi tak kunjung kembali ke tempat duduknya.
Candy tak kunjung meletakkan benda pipih yang berada pada genggamannya. Layar ponselnya menampakkan sebuah room chat-nya dengan Deva. Sejak tadi, perasaan bersalah tak henti-hentinya mengganggu. Ia sangat merasa bersalah pada lelaki itu. Pesan yang dikirimkan oleh Deva sejak satu jam yang lalu, Candy belum berani membalasnya. Bahkan, ia berfikir... mengapa dirinya bisa setega ini? Yang menghantuinya pikirannya adalah bagaimana Deva saat ini? Apakah lelaki itu masih menunggunya? atau justru sudah pergi meninggalkan area sekolah? Jarinya terlalu sulit untuk mengetikkan sesuatu di sana.
"Oreo ice cream kesukaan Candy datang." Suara itu mengejutkan Candy. Ia mendongak untuk memastikan bahwa suara itu adalah suara milik Sevan. Lelaki itu memposisikan duduknya di depan Candy. Melihat Sevan, Candy buru-buru meletakkan handphonenya ke dalam saku bajunya.
Candy tersenyum hangat menganggapinya. "Masih ingat, Kak?"
"Tentang lo, apa sih yang nggak ingat?" ucapnya terdengar sangat jujur. "Lama nggak ketemu, ya? Lo makin dewasa aja."
Candy menyerit heran. "Bukannya waktu itu kita udah pernah ketemu, ya?" tanya Candy seraya menggeser cup ice cream tersebut agar lebih dekat dengan dirinya.
Sevan mengusap puncak kepala Candy dengan gemas. "Tapi, rasanya lama banget nggak ketemu. Walapun baru ketemu beberapa hari waktu itu."
Candy hanya merespon dengan menganggukkan kepalanya. Ia mencicipi es cream kesukaannya itu dengan jari telunjuknya. Hal itupun tak luput dari perhatian Sevan. Melihat gadis ini bisa tertawa lebar, membuat dirinya merasa berhasil. Setidaknya, hadirnya Candy, membuat dirinya bisa sedikit berdamai dengan masa lalu itu.
Sevan menggulung lengan cardigan milik Candy. Memastikan agar pakaian gadis itu tak terkena noda sedikitpun. "Nggak sabaran banget, ya?" ucapnya meledek.
"Hehe... keburu meleleh, Kak." Candy mengigit jari telunjuknya sendiri.
"Keburu meleleh atau keburu doyan?" Sevan menarik tangan kanan Candy yang tadinya digunakan untuk mencicipi es cream tersebut. Ia mengambil tisu yang terletak di sampingnya-membersikan jari jemari Candy dengan lembut.
Karena merasa seperti berlebihan, Candy segera menarik tangannya dari genggaman Sevan. Ia berdehem untuk mencairkan suasana yang terasa sedikit aneh bagi mereka. "Kita nggak lama ngobrol, ya, Kak? Kalau boleh tahu, selama ini lo kemana aja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVAEL
Teen FictionDia adalah bahagia yang hampir dan ingin. -𝙳𝙴𝚅𝙰𝙴𝙻 ••• Devael Helgi Shaidan, adalah sosok lelaki yang dikenal dengan sikap kegigihannya, pekerja keras, tegas dan penuh rasa tanggung jawab. VALDERON, merupakan perkumpulan yang dinaungi olehnya...