1 • DEVA DENGAN KEPRIBADIANNYA

271 15 0
                                    

Hai hai

Jangan lupa vote sebelum membaca, ya. Jangan sinder👀

Follow instagram : @vlnallians

Selamat membaca 💗

1 • DEVA DENGAN KEPRIBADIANNYA

Bertemu lalu berpisah. Dan kemudian menjadi sejarah rindu yang amat panjang.


•••

TUK

"BUNDAAAA," teriak anak kecil sembari memegangi kepala akibat pukulan yang diberikan dari saudaranya. Pagi ini, dua bocah lelaki yang sudah rapi dengan seragamnya terlihat sangat menikmati roti dari sang Bunda. Memasuki semester baru, adik dari dua bersaudara itu terlihat sangat bersemangat, mengingat bahwa dirinya akan memasuki sekolah yang sama dengan sang kakak. Tatapan sengit terlihat jelas dari mata salah satu bocah yang duduk bersebelahan di ruang makan sambil mengerucutkan bibirnya. Melihat tingkah adiknya saat ini, membuatnya ingin sekali mencakar wajah bocah satu ini. Ia tidak suka jika ada orang lain yang sok hebat di sini, biarpun itu keluarganya sendiri. Devael Helgi Shaidan. Bocah berumur delapan tahun dengan segala kekuasaannya. Jika sudah berada di rumah, pastinya anak ini selalu menjadi yang paling benar di antara anggota keluarganya. Selalu merasa benar, tidak akan pernah salah, tidak terima jika ada yang menyainginya, itulah yang menggambarkan bagaimana seorang Deva.

Mendengar teriakan dari arah ruang makan, segera Arin berlari seraya membawa dua botol minum untuk kedua putranya. "Davin, kenapa, sayang?" tanya Arin pada putranya yang kedua. Davin Ade Shaidan. Adik laki-laki dari Deva.

Devael Helgi Shaidan dan Davin Ade Shaidan. Nama yang telah diturukan Ayah mereka pada kedua putranya itu. Dua buah hati yang lahir hanya selisih satu tahun itu. Orang tua mereka memang sengaja mengambil nama belakang mereka dari nama ayahnya-Angga Shaidan. Membicarakan mengenai kedua buah hati dari pasangan suami-istri-Angga dan Arin, sudah dipastikan bahwa kedua pasangan ini sedikit berbeda dari orang tua pada umumnya. Ketika menghadapi tingkah kedua putranya, Angga dan Arin pasti tidak mau kalah dan merasa paling benar dalam mendidik mereka. Seperti halnya ketika mereka sedang berliburan ke Taman Safari. Pastinya, sebagai anak kecil pastinya Deva dan Davin belum mengerti tentang apa-apa. Sifat Deva tidak berbeda jauh dengan sikap Ayahnya.

"Yah... ada cewek cantik."
"Mana? Siapa?"
"Ituuuu...."
"Wow... terlalu cantik itu, Deva. Ayah sampai pengen cari yang lain aja."

Begitulah kira-kira ketika Deva bersama sang Ayah. Padahal, saat itu Deva menunjuk pada seekor monyet yang sedang bergelantungan. Bisa-bisanya Deva menyebut monyet itu cewek cantik? Bahkan, disaat mereka berdua berada di rumah, sering sekali membuat Arin menangis karena merasa jengkel dengan tingkah laku keduanya. Ingin marah... tapi ia ingat kalau mereka sumber kebahagiaan di rumah ini. Tetapi, jika tidak marah... Arin hanya bisa menangis menghadapi keduanya. Meladeni mereka, hanya membuat Arin stres sendiri.

Berbeda halnya dengan Davin. Bocah satu ini sering disebut sang kakak- Deva- sebagai manusia sok tersakiti. Seperti halnya ketika Deva dengan sang ayah tengah asyik-asyiknya tertawa, sampai Deva tak sengaja melempari barang yang berada di sampingnya, dan saat itu juga Davin terkena lemparan remot ketika ia menikmati camilan buatan sang Bunda sembari menonton televisi.

DEVAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang