7 • YANG ADA, DAN UNTUK DIRASA

149 5 0
                                    

APA KABAR?

SEPERTI BIASA
VOTE & KOMEN

SELAMAT MEMBACA 💌

7 • YANG ADA, DAN UNTUK DIRASA

Dia adalah bahagia yang hampir dan ingin.

•••

Candy mengedarkan pandangannya pada sekeliling jalan raya. Kendaraan yang berlalu-lalang di sana, membuat matanya sedikit letih karena terlalu fokus melihat banyaknya kendaraan yang melintas. Ia duduk di salah satu halte yang terletak tak jauh dari tempatnya menuntut ilmu. Hampir 15 menit lamanya, Candy berdiam diri di sini. Bahkan sesekali mengecek room chat yang sejak tadi tak dialihkan dari layar ponselnya. Berharap, saat ini hal baik berpihak pada dirinya.

Entah hal apa yang mendorong dirinya untuk berdiam diri di sini, yang pasti, pesan yang sempat ia baca, membuat dirinya seperti diberi harapan. Atau bisa jadi paksaan?

Manusia memang mudah sekali jika sudah menyangkut tentang harap.

Saat ia sempat mendapatkan sebuah pesan serta kata-kata manis yang dikirimkan oleh Deva, dengan rasa yang amat sangat percaya diri, Candy dengan mudahnya menuruti kemauan lelaki tersebut untuk menunggunya di salah satu halte. Rangkaian kalimat yang dikirimkan lelaki itu, pastinya membuat Candy memiliki harapan. Karena ia juga harus menghargai hal tersebut. Tapi nyatanya, memiliki kebiasaan berharap pada sesuatu itu tidaklah selalu menyenangkan.

Gadis itu kembali memeriksa room chat-nya, berharap setidaknya ada satu pesan yang dikirimkan oleh seseorang yang sedang ia tunggu-tunggu kedatangannya. Namun hasilnya nihil.

Tanpa Candy sadari, sejak tadi, lelaki yang masih menggunakan seragam sekolah, kini masih setia menatapnya, jauh dari posisi Candy saat ini. Sebuah motor sport hitam, terletak di pinggiran jalan raya, bersama dengan lelaki yang pastinya pemilik motor tersebut. Bisa dihitung, 5 menit lamanya, Deva mengamati Candy dari kejauhan.

Berharap juga ternyata, batin Deva berbicara.

Merasa bersalah dengan apa yang dilakukannya, Deva segera menghidupkan mesin motornya. Ia segera menghampiri Candy, ketika Deva menyadari bahwa gadis itu mulai beranjak dari tempat duduknya.

Dengan langkah gontai penuh kekecewaan, Candy berbalik badan ingin meninggalkan tempat tersebut. Namun, suara klakson motor dari belakang posisinya, membuat Candy seketika menoleh.

"Lama, ya?" Deva membuka helm full face-nya. Menjadikan helm tersebut sebagai tumpuan kedua tangannya. Bahkan, sesekali ia juga sedikit menarik sudut bibirnya.

Alih-alih menjawab pertanyaan dari Deva, Candy justru menatap Deva dengan tatapan datar. Dan setelahnya, Candy melanjutkan langkah yang sempat ia urungkan-meninggalkan Deva yang sudah memberikan tatapan panik.

Melihat hal itu, Deva segera berlari menyusul langkah Candy. Ia bahkan meninggalkan motornya di sana. "Hei? Tunggu!" Ia berlari secepat mungkin. Ketika memastikan dirinya sudah dekat dengan Candy, lelaki itu menarik salah satu pergelangan tangan Candy.

Deva menarik tangan tersebut, agar tubuh Candy sepenuhnya menghadap ke arahnya. "Lo ngapain malah kabur?" tanya Deva dengan suara pelan.

DEVAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang