15 • INCIDENT

86 3 0
                                    

VOTE DULU ‼️

ENJOY THIS CHAPTER

Happy reading 💌

15 • INCIDENT

Diungkapkan atau tidaknya, dia adalah salah satu dari sekian banyaknya hal yang mampu hadir mengisi kekosongan yang selalu ada.

- Inti Valderon

•••

Deru motor menggema, suara yang memenuhi jalanan pada sore hari ini. Deva berserta inti Valderon melajukan motornya dengan amat pelan. Menikmati berbagai kegiatan yang terjadi di sekitar jalan raya. Kelima lelaki tersebut ingin menuju tempat yang selalu menjadi tempat pilihan ketika mereka menghabiskan waktu bersama. Mengingat bahwa sudah lama tak mengunjungi Warung Bintang.

Warung Bintang adalah warung bersejarah bagi mereka. Warung yang berdiri kurang lebih 7 tahun itu, masih memberikan banyak kesan manis bagi mereka. Banyak waktu yang dihabiskan mereka untuk sekedar nongkrong atau bahkan menceritakan hal-hal random yang mereka alami. Setiap kali mereka pergi meninggalkan pembelajaran, di tempat inilah tujuan utama mereka.

Ale menyamakan posisinya di samping kanan Iza. Lelaki yang berboncengan dengan Denta itu, melirik sekilas. Ale sengaja memainkan gas motornya. "Za? Balapan, gas?" ucapnya seraya menengok ke samping.

Iza tak menjawab, melainkan mendorong tangki motor Ale, hingga motor lelaki itu hampir terhuyung. "Nggak usah kebanyakan gaya! Lecet mampus lo!"

Dent memukul kepala Iza yang tertutupi oleh helm. "Sampai gue jatuh, lo harus tanggung jawab, Za!"

"Kenapa kaga bawa motor lo sendiri, Ta? Tumben nebeng ni anak," tanya Ale sedikit berteriak.

"Y-Ya... g-gue lagi males pakai motor. Jadi gue nebeng Iza," jawab Denta seperti kebingungan.

Ale samar-samar menoleh pada mereka berdua "Ada, ya, orang yang males pakai motor."

"Banyak tanya lo! Lagi di jalan mending fokus!" tegur Iza. Lelaki ini paham dengan situasi. Dirinya berusaha menyelamatkan Denta dari pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh Ale.

Daripada terus menerus adu bacot, Iza dan Denta memilih untuk mendahului ketiga sahabatnya yang kini jarak mereka semakin berjauhan.

"Thanks, Za," ucap Denta tiba-tiba. Lelaki yang menatap Iza dari spion motor sahabatnya.

Mendengar kalimat dari Denta, justru Iza lebih cepat dalam berkendara. "Lo kaya sama siapa aja, Ta."

Denta tersenyum. "Lo emang paling ngerti."

"Semuanya bisa ngerti, Ta. Cuma lo aja yang susah terbuka," seloroh Iza.

Denta hanya bisa menghembuskan nafasnya berat.

Lain halnya dengan Deva, cowok itu hanya menggelengkan kepala melihat aksi yang dilakukan oleh Iza. Sahabatnya yang satu itu memang tidak pernah memikirkan keselamatannya sendiri.

"Jangan sembarangan kalau naik motor, Za! Hati-hati!" tegur Deva berteriak. Suara yang ia lontarkan, membuat Denta menoleh ke belakang.

DEVAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang