Song recommendation for this chapter:
When I close my eyes
It's you there in my mind
When I close my eyesIf all it is is eight letters( i love you)
Why is it so hard to say?
If all it is is eight letters (i love you)
Why am I in my own way?
Why do I pull you close?
And then ask you for space
If all it is is eight letters (i love you)
Why is it so hard to say?"Jika semua itu adalah delapan huruf (i love you) Mengapa begitu sulit untuk mengatakannya?"
Kata orang, semakin dalam cinta itu, semakin sulit mengatakannya, sebab semua rasa itu sudah penuh di dada dan membuat berat berkata. How do you think?
🌹🌹🌹🌹
Gelap,
Ah, tidak terlalu. Ada cahaya komputer yang menyinari wajah tegas dengan raut tertekuk. Ada kantong hitam juga yang ada di bawah mata tajamnya.
Dini hari, pukul empat pagi, bukanlah waktu yang ideal untuk bekerja bagi kebanyakan orang.
Tapi nyatanya, Kim sekarang telah berusaha tenggelam untuk menulis lirik. Selain sebagai drummer, dirinya juga sebagai penulis lirik yang menghasilkan lagu-lagu populer.
Bibirnya menghembuskan nafas kasar, dua jam berlalu namun hanya tiga bait lirik saja yang dapat dia tulis. Selebihnya, pikirannya melayang pada sosok pujaan hati yang sedang ngambek.
Pms?
Bukan, Jeon bukan seperti itu. Dia sensitif sepanjang waktu, dingin dan sulit ditebak. Salah bicara sedikit saja, galau sudah yang didapat oleh Kim. Tapi tolong catat, itu murni salahnya yang asal cuap dan tidak berpikir panjang.
Sumpah, dirinya tidak bermaksud bilang Jeon pengganggu. Tapi dia hanya meminta Jeon untuk diam. Pemilihan kata yang salah membuatnya jadi berantakan.
Plak!
Kim menampar pipinya sendiri.
"Bodoh! " merutuki mulutnya yang membuat jarak Jeon dan dirinya malah menjauh.
Padahal baru saja Kim bisa ber ayang-ayangan dengan Lily nya, namun sekejap mata berubah menjadi orang asing.
Jarum berdetik, menjadi lagu tema kali ini.
Rindu.
Ya, rasa itu membuncah dalam dada sang drummer.
Bertemu pertamakali di Bradenburg Gate, saat itu Kim jatuh pada pesona mata biru secerah langit siang di musim panas.
Melakukan pendekatan dengan selalu datang ke rumah sakit, bahkan mengantar jemput Jeon dilakukan oleh Kim. Hingga Kim pernah membantu menganggat body bag mayat yang akan dipindahkan ke autopsy table.
Pun tepat pada tanggal 20 Desember, mereka berbagi ciuman hangat di ruang latihan band Rezz yang beraroma lemon. Sesaat setelah ciuman putus, Kim menyatakan cinta dan Jeon mengangguk malu-malu sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan pucatnya.
Senyum terpatri dalam wajah tampan Kim mengingat bagaimana kisah cintanya. Namun sekarang dirinya lah yang membuat hubungan mereka renggang.
Jeon memiliki sifat sensitif bukan tanpa sebab.