13

1.7K 170 28
                                    

Kejadian tadi memang hampir membuat jantung Jeon hampir tercabut,

Jeon kira, orang yang mengetuk kaca mobilnya adalah pria bertato misterius itu, tapi nyatanya itu adalah tukang parkir.

Kepalanya berputar, pusing kembali menyerangnya.

Seharusnya dia istirahat sekarang, tapi ada sesuatu yang harus Jeon lakukan.

Menyelidiki siapa sebenarnya Isabela Landers dan arwah pria berbaju putih yang mengikuti dirinya dan Kim.

Mendiami dua arwah itu ternyata bukanlah pilihan yang tepat. Jeon kira, arwah itu akan berhenti menganggu jika dia mengabaikannya. Namun nyatanya mereka malah semakin menjadi-jadi.

Sejak dari rumah sakit, Jeon tau betul kalau dirinya sedang diikuti oleh arwah pria berbaju putih itu.

Dan sekarang, arwah itu sedang berdiri di belakang tubuhnya. Terbukti dengan bau amis yang samar-samar tercium.

"Apa maumu?" ujar Jeon tanpa berbalik.

Mendadak suhu ruang tamu menjadi rendah, pertanda energi arwah itu semakin besar.

"Aku tidak ada pernah mengganggumu dan akupun tidak mengenal dirimu. Kenapa kau mengikutiku?"

Brak!

Prang!

Tak!

Malam, pukul sebelas.

Guci, vas bunga, mainan pajangan, gelas, dan remot tv. Mereka semua jatuh dan hancur.

Memejamkan matanya dilakukan oleh Jeon,

"Aku mau dirimu, kau harus ikut denganku" bisikan jelas menerpa telinganya.

"Kenapa aku harus ikut? Apa tujuanmu?"

Prang!

Dua piring di dapur telah pecah dan selanjutnya tidak ada apapun.

Suhu dingin tadi perlahan menghilang, Jeon juga tidak merasakan kehadiran arwah itu.

"Tidak ada benda yang berhubungan dengan arwah itu yang bisa aku sentuh, setidaknya mungkin aku bisa mengintip kehidupannya sedikit?"

Ya, Jeon bisa mengintip tentang apa yang telah terjadi melalui sebuah benda, seperti halnya yang dilakukan pada Isabela Landers.

Jeon masih memejamkan matanya, memikirkan apa yang seharusnya dilakukan.

"Ah! Chrish!"

Seketika nama itu muncul di dalam kepalanya.

Chrish pernah bilang bahwa dia harus berhati-hati tentang hantu atau arwah. Sepertinya lelaki itu tau sesuatu.

"Tunggu, masalahnya aku tidak tau sekarang Chrish ada dimana, sedangkan aku juga tidak punya akses untuk masuk club rahasia itu" berpikir sejenak, Jeon menggigit bibir bawahnya.

"Ah, aku akan minta bantuan Kim, tapi--huks!" tiba-tiba perutnya terasa mual, dengan cepat Jeon melangkahkan kakinya ke arah wastafel.

"Hooeekkk!" semua isi perutnya keluar, membuat dirinya lunglai tak bertenaga.

Pada akhirnya, Jeon memutuskan untuk tenggelam dalam selimutnya malam itu, menunda untuk mencari tau siapa arwah yang menganggunya dan kenapa arwah itu mengincar dirinya.

🌹🌹🌹🌹

Pencahayaan ruangan yang remang-remang, aroma rokok dan alkohol dimana-mana, serta musik yang berdentum kencang membuat suasana malam menjadi lebih panas bagi orang-orang yang sedang menikmati.

J to the KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang