14

1.8K 203 32
                                    

"Ughh!" tubuh Kim yang kaku tidak bisa melawan, sebentar lagi nafasnya pasti akan habis.

Tek!

Tiba-tiba lampu menyala,

"KIMMM!"

Cepat-cepat kakinya melangkah ke dapur.

Srashhh!

Satu kepal garam Jeon lemparkan pada arwah wanita yang dia ketahui adalah Isabela Landers.

Seketika, arwah itu menghilang, menyisakan udara dingin yang menyesakan ruangan.

"Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Kim terbatuk sambil memegangi lehernya.

"Kim, bernafas Kim!" Jeon mengurut-urut dada Kim.

Kejadian tadi memang benar-benar membuat jantung Jeon terasa copot. Benar kata Chrish, arwah ini jahat.

Jeon tidak bisa membayangkan kalau dia terlambat pulang semenit saja, mungkin nyawa Kim sudah melayang.

"Hiks..." air mata Jeon mengalir di pipinya, melihat kekasihnya yang masih terbatuk-batuk.

"Ja-jangan menangis tuan putriku, aku baik-baik saja" Kim menghapus jejak air mata yang mengalir pada pipi kekasih manisnya.

Brug

Jeon menubrukan dirinya pada Kim yang sedang duduk di sofa, menenggelamkan wajahnya pada dada bidang prianya.

Sedangkan Kim mengelus-elus, surai lembut itu, sesekali mengecup pucuk kepala dokter manis itu.

"Kau kemana saja Jung? Aku mencarimu kemana-mana"

"Hiks...aku pergi ke rumah teman sebentar....hiks..."

"Teman siapa? Nanti aku cemburu lagi lohh" Kim pura-pura sedih,

"Kau cemburu saja kerjaanmu! Dasar Kim-menyebalkan!"

"Awhhh!"

Menjerit dilakukan oleh Kim ketika Jeon tiba-tiba menggigit hidungnya, lantas dokter manis itu berlari ke arah kamar.

🌹🌹🌹🌹

Di kantong celana dan bajunya, ada seplastik kecil garam.

Mendengus, rasanya sangat aneh. Tapi ini saran dari ayang, jadi Kim menjalaninya, takut juga kalau didatangi arwah wanita yang hampir mencekiknya itu.

Tapi satu yang ganjil. Cukup membuat bingung dan linglung.

Penyebab kebingungannya itu adalah tuan putrinya. Sejak kejadian dia dicekik oleh arwah itu, Jeon tidak seperti biasanya.

Dia menjadi lebih pendiam, dan terlihat menghindarinya. Kim tidak mengertii.

Akhir-akhir ini dia juga sulit untuk dipeluk, apalagi dicium.

Kim jadi benar-benar sedih.

Otaknya berpikir, apa dia ada berbuat salah?

Bahkan pesannya sejak pagi juga tidak dibalas.

Melirik jam yang melingkar di tangannya dilakukan oleh Kim,

15 menit lagi show akan dimulai, jadi dia tidak bisa menghampiri Jeon secara langsung. Dirinya harus sabar sebentar lagi.

Kim kembali membuka handphonenya. Berharap Jeon membalas pesannya, stik drumnya dia gigit-gigit karena merasa cemas.

Ting!

Sebuah pesan masuk

Seketika Kim menahan nafasnya.

🌹🌹🌹🌹

J to the KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang